{Whiskey}

15.7K 763 8
                                    

Rachel memutar musiknya keras-keras didalam kamarnya. Suara gedoran pintu tak dihiraukannya.

"Chel!! Chel buka pintunya" teriak suara pria diluar sana sambil menggedor.

"Chel maaf Chel. Gue bercanda aja. Chel tolong" masih setia. Suara pria tersebut masih tak dihiraukan oleh Rachel.

"Rachel. Tolong ada pembunuh disini. Tolong gue diseret ini. Rachel tolongin gue pembunuhnya udah deket" cerca Dava diluar sana.

Rachel memutarkan bola matanya. Sahabatnya satu ini memang selalu punya cara untuk membuatnya tertawa.

"Biarin! Biar lo langsung mati aja. Gue gak perduli" sunggut Rachel menahan tawanya.

"Chel tolong, Pembunuhnya ganteng banget anjir. Chel lu keluar dongg" suara diluar sana terdengar ribut.

Ya, setelah ditinggal oleh Dava tadi siang, Rachel memutuskan pulang berjalan kaki dan tidak menghiraukan Dava. Lagipula rumahnya sangat dekat dengan Cofee Shop tadi.

"Chel gue takut. Aunty Selma kejang-kejang Chel. Dia shock banget lo musuhin gue" Terlalu sering Dava memakai alasan yang menyangkut Aunty Selma.

Rachel tertawa, sahabatnya ini lola atau gimana. Sudah jelas Aunty Selmanya sedang berada di toko bunga.

"Eh goblok. Lo pulang aja deh gue pengen tidur. Cari aja sana kado sendiri" serah Rachel.

"Chel, kita shopping yuk. Gue beliin lo baju deh. Lo mau kan? Baju apa aja yang lo mau deh. Oke Chel?" Rayu Dava yang telah kehabisan akal membujuk Rachel.

'Dava monyet ijo' Cara itu memang ampuh untuk Rachel. Siapa yang tidak mau dibelikan baju?

Rachel mematikan musiknya, beranjak dari kasur dan merapikan pakaiannya.

Ia berjalan kearah pintu dan membuka kunci. Disana terpampang Dava yang sedang menyengir lebar-lebar.

Rachel menampilkan wajah datarnya. "Cepet sebelum gue berubah pikiran"

Dava dengan gerakan ulat kaki seribu menarik tangan Rachel untuk keluar rumah. Rachel mengunci pintu rumah dan masuk kedalam mobil Dava.

Rachel mendiamkan Dava. Biar tau rasa sahabatnya yang satu ini.

Dava yang berusaha membujuk Rachel hanya menerima anggukan, gelengan dan dehaman Rachel.

Sungguh sial.

Mereka sampai pada salah satu mall yang terletak di pusat kota.

Rachel keluar dari mobil dan mulai berjalan meninggalkan Dava yang mengejarnya.

"Chel abis lo cari baju bantuin gua cari hadiah buat Zara ya," pinta Dava yang hanya kembali diberi anggukan oleh Rachel.

Rachel memasuki Dior Store dan mulai memilih baju tanpa menghiraukan Dava yang sedari tadi mengekorinya hingga Dava lelah dan memilih duduk dan memperhatikan Rachel.

•••

Jalanan yang macet membuat Dava dan Rachel berhenti di sebuah Restaurant. Jam-jam segini terlalu sibuk untuk berlalu lalang. Setelah selesai berbelanja mereka memutuskan langsung pulang. Rachel mendapat 3pcs baju Dior dan hanya membelikan Zara Wedges saja.

Dava yang tak terganggu karna itu hanya santai. Setidaknya ia telah memiliki kado untuk sang pujaan hati.

Makanan mereka datang, dengan lahap Rachel yang sebetulnya memang kelaparan langsung menandaskan makanannya.

Ia meminum smoothie nya dan mendongak. Tatapannya bertemu dengan mata hazel itu.

Lena, sedang berdiri di depan pintu masuk restaurant.

"Heii" lambaian tangan Rachel dilihat oleh Lena.

Lena tersenyum dan menghampiri Rachel.

"Wow, kita bertemu lagi" ucap Lena yang tak bisa menyembunyikan rasa senangnya.

"Ya, kurasa begitu" tutur Rachel.

Dava yang sibuk makan akhirnya mendongkak dan melihat Lena, ia tersenyum.

Lena duduk di kursi antara Rachel dan Dava.

"Kesini sendirian aja?" Tanya Dava yang telah selesai makan.

"Tidak. Kakakku lagi disana mencari koki untuk masak dirumah. Karna koki yang lama sedang sakit" jelasnya.

Rachel dan Dava hanya ber-oh ria.

"Chel, kau mau ikut kerumahku? Kita bisa menjadi seorang teman baik" tawar Lena dengan senyum manisnya.

"Brarti gue bukan temen baik lo ya? Kan gue gak diajak" gerutu Dava dengan wajah pura-pura sinis.

"Bukan. Bukan. Hahaha... Hanya saja ini girls time." Tawa Lena cekikikan yang melihat Dava merajuk.

"Trima kasih Lena, aku nanti akan kesana" ucap Rachel dengan senyumnya.

"Chel, jalannya udah gak macet. Yuk balik" ajak Dava sembari berdiri dari kursi.

Lena dan Rachel pun ikut berdiri "Len, gue sama Rachel balik dulu ya, lagian udah malem. Sampai ketemu lagii" Dava melangkah menjauh dan melambaikan tangan kepada Lena begitupula dengan Rachel.

Lena tersenyum dan membalas lambaian tangan Rachel dan Dava.

"Len, ayo pulang" ucap pria yang berdiri disampingnya.

"Ayo kak" jawab Lena dan menggandeng tangan pria yang disebut kakaknya.

"Mereka siapa?" Tanya sang pria tersebut.

"Oh they're my new friends. I met them at Coffe shop near University. When you've been busy with Mr Lambert" sindir Lena.

Pria tersebut hanya tertawa ringan melihat adiknya yang merasa dilupakan.

"Lu, can i invite them to my birthday party next week?"

"Sure, anything for Princess Morningstar" balas Lucifer dengan senyumnya.

Mereka berdua masuk kedalam mobil dan pergi menuju Mansion yang terletak di Los Angeles.

The Cold Ones Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang