Rachel terbangun dari tidur siangnya yang nyenyak, langit mulai menggelap menandakan hari sudah malam.
Rachel merasa lengan besar memeluknya dari belakang, Rachel menoleh dan mendapati Lucifer yang sedang tertidur lelap.
Rachel bergerak tak nyaman, dapat dirasakannya perih pada bagian selangkangnya.
Gerakan Rachel membuat Lucifer terbangun. "Ada apa?" Tanya Lucifer dengan suara serak khas bangun tidur.
"Tidak. Aku ingin mandi" jawab Rachel yang tak mau menatap Lucifer.
Lucifer membiarkan Rachel beranjak dan mandi.
Lucifer masih berbaring pada kasur menatap langit-langit.
Mengingat kenangan tadi yang membuat hatinya senang. Lucifer yakin, ia memang mencintai Rachel.
Rachel keluar hanya dengan memakai handuk yang dililitkan pada dadanya hingga ke bagian paha atas.
Lucifer yang melihat itu tersenyum miring.
"Kau menggodaku Mrs Anderson? Kau menginginkannya lagi?" Tanya Lucifer dengan suara rendah.
"No Lucy! Aku hanya ingin mengambil bajuku" jawab Rachel menatap Lucifer tajam.
Setelah mendapatkan bajunya, Rachel berjalan kembali ke kamar mandi. Tapi sesampai di depan pintu kamar mandi ia lihat Lucifer telah berdiri disana.
"Minggir Lucifer" ucap Rachel datar.
"Kau bisa memakainya disini" balas Lucifer.
"Kau gila!" Sengit Rachel tajam.
"Tidak. Tadi pagi kau tidak memakai apapun diatas ranjang itu Rachel" ucap Lucifer sembari menunjuk ranjang tempat mereka melakukan pertarungan hebat pagi tadi.
"Dan harusnya itu tidak menjadi masalah bukan" lanjut Lucifer.
Saat Rachel akan protes Lucifer sudah menarik lipatan pada handuk Rachel dan menbuat handuk itu jatuh kelantai.
Rachel berteriak dan dengan cepat menutup dada dan bagian bawahnya.
"Lucifer kau memang gila!" Teriak Rachel yang berlari menuju kasur dan menutup dirinya dengan selimut.
"Kau memang sangat senang menggodaku Mrs Anderson" gumam Lucifer yang mendekat pada ranjang.
"Lu, aku lapar. Dan ituku masih sakit" Rachel membuat nadanya sesedih mungkin agar mendapat belas kasihan dan ia bisa pergi sekarang juga.
"Yang mana yang sakit? Biar aku memeriksanya" ucap Lucifer santai dan naik keatas ranjang.
"Tidak perlu. Lucifer kau memang gila!" Teriak Rachel saat Lucifer mencoba menarik selimut itu.
Lucifer hanya tertawa melihat wajah Rachel yang memerah dan kesal. Itu menjadi suatu tontonan yang seru menurutnya.
Dering ponsel menghentikan tawa Lucifer, dia beranjak dari kasur hanya dengan boxernya. Lucifer mengambil ponselnya dan menjawab "Halo"
"Kau dimana? Bisa ke ruang kerja ayah? Ada masalah serius" ucap Albert dengan satu tarikan nafas.
"Baiklah, aku akan segera kesana" jawab Lucifer dan langsung memutuskan sambungannya.
"Sepertinya kita harus menunda pertarungan kita. Cepat pakai pakaianmu. Aku akan mandi setelah itu kita pulang" ucap Lucifer sembari berjalan kearah kamar mandi.
Rachel tersenyum dan senang, akhirnya ada penyelamat.
Setelah siap mereka pergi ke basement dan menaiki mobil. Di perjalanan hanya suara radio yang menemani. "Ada apa sebenarnya?" Tanya Rachel memecah kesunyian.
"Tidak tau, Ayah menelfon dan berbicara ada hal penting. Ku rasa setiap dia menelfonku memang selalu tentang hal penting" ucap Lucifer yang tak mengalihkan pandangannya dari depan.
Rachel hanya ber-oh ria.
Sesampainya di mansion Rachel dan Lucifer turun, dengan langkah perlahan Rachel berjalan memasuki mansion.
Rasa perih pada selangkangnya tak bisa di sembunyikannya. Lucifer menoleh kepada Rachel yang tertinggal di belakangnya.
"Cepatlah! Kau berjalan seperti siput" ejek Lucifer.
"Ini karna kau Lucy" balas Rachel berteriak.
Laurent yang hendak masuk mendengar apa yang Rachel katakan.
"Kau memanggilnya Lucy? Dan dia tidak marah?" Tanya Laurent tak percaya pada Rachel.
"Kau memang penakluknya." Lanjut Laurent bertepuk tangan dan hanya dibalas senyum kebanggaan oleh Rachel.
"Dan kau Lucy, kau memang pilih kasih" seru Laurent menunjuk Lucifer.
Lucifer menatap tajam Laurent "Bersiaplah menelfon bengkel langgananmu Laurent, karna aku akan menghancurkan mobilmu. Dan mungkin hidupmu?" Jawab Lucifer dan langsung menggendong Rachel masuk kedalam Mansion.
"Kau tidak bisa melakukan itu lagi Lucy! Aku akan beritahu Ayah! Kau memang brengsek! Kau memang! Arghh" teriak Laurent frustasi dari Luar mansion.
Lucifer dan Rachel yang sudah sampai tangga hanya tertawa mendengar teriakan Lucifer. "Kau sangat bisa mengancam orang Lu" ucap Rachel masih dengan tawanya.
"Aku tidak mengancam. Aku serius." Balas Lucifer datar, tawanya telah hilang berganti dengan sorot mata tajamnya.
Yoi.....
Kalau bisa nanti malem aku update lagi ya, kalo gabisa yaa besok pagi hehehe...
Jangan lupa buat mampir ke ceritaku yang satunya ya, aku bakal update setelah ini. Thank youuHappy reading
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Ones
عاطفية21+++ Rachel Q. Anderson Setelah kejadian 15 tahun lalu, hidupnya menjadi kelabu. Hidup bersama dengan Aunty yang merupakan satu-satunya keluarga yang dimilikinya. Pertemuan dengan seorang Lucifer merubah segala hidupnya. Lucifer Morningstar Pria d...