{Oscar}

15.1K 790 0
                                    

Ethan mengendarai mobilnya menuju club malam LUX setelah bertemu Rachel di Cafe. Ia memarkirkan mobilnya dan segera memasuki club. Meskipun ini masih sore hari tetapi di dalam club, musik sudah berdentum keras dan banyak orang yang menari dibawah kilauan cahaya gemerlap khas club malam.

Ethan menyusuri dan membelah ramainya orang yang sedang menikmati alunan musik, ia menuju bar, duduk dan memesan minuman favorite nya.

"One Vodka Martini James" ucap Ethan kepada sang bartender yang memang sudah ia kenal lama.

"Shaken not stirred, right? " balas sang bartender memastikan.

"Yap, as usually" Ethan menjawab sekedarnya. Ia mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru LUX hingga pandangannya menemukan seseorang yang tak asing. Seseorang yang memiliki LUX.

'Tapi apa yang dia lakukan disini? Bukankah dia harusnya menjemput Rachel?' Pikir Ethan dalam benaknya.

Ya, Lucifer disana. Terduduk di kursi ke'Agung'annya dan di temani oleh para jalang-jalangnya.

Menikmati hidupnya dan melupakan janjinya.

Tangan Ethan mengepal, rahangnya terkatup keras. Kilatan amarah jelas tercetak di mata Hazelnya.

Ethan mengeluarkan hpnya, mencari kontak Rachel dan menekan tombol dial .

Deringan pertama...

Deringan kedua...

Deringan ketiga...

Tak ada jawaban. Ethan terus mencoba menelpon Rachel. Tetapi tetap tak ada jawaban.

"C'mon... Where are you Rachel??" Pikiran Ethan panik, dia merasakan sesuatu yang aneh.

Segera saja ia beranjak dari tempatnya dan keluar dari club tersebut. Ethan memacu mobilnya secepat mungkin. Ia menuju cafe tempat ia bertemu dengan Rachel.

Ethan membuka pintu dengan tergesa, Nihil. Tak ada tanda-tanda Rachel disana. Ethan keluar cafe, memasuki mobilnya dan menjalankannya.

Ia terus mencari keberadaan Rachel, entahlah, hatinya merasakan ada sesuatu yang tak beres tentang gadis tersebut.

Hingga pada jalan yang cukup sepi dan gelap Ethan melihat keberadaan seseorang yang ia cari. Rachel.

Rachel sedang membrontak pada beberapa pria yang memeganginnya. Ethan yang melihat itu langsung menjalankan mobilnya mendekati kerumunan. Ia menyorotkan lampu kearah Rachel.

Bisa Ethan lihat Rachel sedang menangis, keadaannya sudah kacau ditambah kedua tangannya yang di pegang oleh pria-pria tak punya otak itu.

Ethan langsung membuka pintu mobilnya dan turun. Ia membanting keras pintu mobilnya.

"Lepaskan dia!" Ucap Ethan dengan nada sedingin es tetapi penuh penekanan. Tangan Ethan sudah terkepal kuat. Ingin rasanya ia langsung menghajar semua pria-pria tersebut.

Tak ada balasan dari pria-pria tersebut lantas membuat Ethan naik pitam.

"Aku bilang lepaskan dia!" Sentak Ethan, amarahnya sudah mencapai ubun-ubun.

Ethan bisa melihat tanganpria yang mencekal Rachel sedikit melonggar, pria-pria tersebut sudah merasa takut.

"Kau ingin mencoba menjadi pahlawan ya? Kita hanya meminjam pacarmu sebentar. Hahaha" ucap salah satu pria yang mencekal tangan Rachel.

Dengan gerakan cepat Ethan menjatuhkan pukulannya kepada pria tersebut.

Buukkk!!!!

Ethan bisa mendengar Rachel yang memekik kaget, Rachel terlihat menangis dan sangat ketakutan.

The Cold Ones Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang