Namanya Vanda Miss Ketrin, gadis berambut panjang, wajah oval, pipi tirus, mata belo, alis rapi, punya dua lesung pipit, bibir pink tipis dan berponi lempar. Punya tubuh tinggi, putih mulus, ramping, dan cantik alami tanpa kosmetik apapun. Nama Vanda Miss berarti bunga anggrek yang berasal dari Singapura. Seperti bunga itu, Vanda dianugerahi wajah yang cantik, yang diidamkan oleh semua pria. Bahkan ketika Tuhan memberi sebuah anugerah, tentu tidak luput dari kesalahan kecil. Yaitu IQ Vanda yang bobrok. Meski Vanda tidak benar-benar nol besar dalam pelajaran, namun dirinya mengakui bahwa dirinya agak sedikit, sedikit loh, bodoh dalam pelajaran. Kecuali bahasa inggris. Kalau itu dia pandai. Tentu saja, papanya kan keturunan belanda.
Kalau dibanding Ajeng yang most banget itu. Vanda kalah. Kepintaran Ajeng, ketenaran Ajeng, kecantikan Ajeng, membuat dirinya merasa seperti kutu kecil yang tidak terlihat, nyelip di rambut dan membuat gatal. Rasanya Vanda selalu merasa tersaingi karena gadis itu. Bilang saja Vanda munafik, tapi dia selalu ikut membicarakan Ajeng bersama teman-temannya. Padahal setiap pagi, mereka selalu meminjam buku PR Ajeng, termasuk Vanda.
Terlebih lagi, karena Ajeng duduk didepan Rival. Membuat Vanda semakin kesal karena setiap hari Ajeng berusaha untuk bicara dengan Rival. Sedangkan dirinya, hanya bisa gigit jari karena tempat duduknya berada diujung kanan paling belakang. Sedangkan Rival, di bangku nomor dua dari depan ujung sebelah kiri. Tidak ada yang ingin mendekat ke Rival kecuali Ajeng dan dirinya yang berjuang mati-matian menghilangkan rasa gugup agar bisa dekat dengan Rival.
Boro-boro menyapa Rival, lewat didepan Rival saja Vanda justru mati kutu. Bukannya takut dengan mata tajam itu, tapi Vanda sungguh gugup dan nervous mendadak jika dekat-dekat dengan Rival. Cowok itu benar-benar dingin, membuat Vanda segan untuk mendekat, takut Rival malah ilfil.
Vanda yakin, Rival tidak punya teman selain saudara kembarnya sendiri. Dilihat dari cara Rival yang selalu ingin sendiri membuat Vanda makin yakin. Terlebih saat Ajeng lagi-lagi mencoba mengajaknya bicara, Rival seolah tidak menganggap Ajeng ada. Padahal sudah jelas Ajeng ada tepat didepan matanya.
Hal itu membuat gosip beredar di setiap pagi.
"Kayak monster tau gak sih dia, pantes gak punya temen. Kalau ngamuk serem banget. Si Helmi, temen gua yang dari sekolah angkasa curhat ke gua abis digebukin sama Rival."
"Lah kenapa?"
"Katanya dia ketauan nendang kucing didepan rumah Rival. Kalau gak salah pas itu dia lagi nyamperin si Reval deh."
"Yang ditendang kucing, kok yang marah Rival sih gaje."
"Tau tuh. Sampe digebukin, pipinya sampe biru-biru gila!"
Vanda yang mendengar itu langsung menoleh sarkartis. Nampak kedua temannya sedang berbincang keras-keras, "gak salah kali, kucing itu makhluk yang paling disayang sama Nabi Muhammad lo gak tau?"
"Ya gak harus ditonjokin juga kali." Cibir Bela seraya menaruh ranselnya di kursi sebelah Vanda. Lalu duduk disebelah gadis itu.
"Sok deket lo Nda. Segala pake dibelain." Ejek Rara yang masih tetap berdiri, siap mendengarkan gosip selanjutnya dari Bela. Padahal Rara ini berada di kelas IPS 4 tapi dia bela-belain datang ke kelas IPA cuma buat dengerin gosip. Astaga banget kan!
Vanda hanya diam dan kembali fokus menyalin PR Fisikanya. Ia mencontek milik si pintar nomor satu di kelas, ralat, satu sekolah, peringkatnya paralel, siapa lagi kalau bukan Ajeng.
"Vanda, mana buku gue udah belom?" Teriak Ajeng dari ujung kelas. Membuat Vanda menggeleng dan menutup bukunya dengan cepat. Kurang satu nomor lagi dia selesai. Tapi teriakan itu sudah berhasil membuatnya malas untuk melanjutkan. Alhasil Vanda berjalan menuju Ajeng. Mengembalikan buku Ajeng sambil menggerutu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The BadBoy Twins [COMPLETE]
Teen Fiction[BUKU 1] Rival dan Reval memang kembar, tapi Vanda jelas menentang kesamaan mereka. Dia bersikeras bahwa Rival berbeda dengan Reval. Meski kenyataan yang Vanda tidak bisa pungkiri adalah, keduanya sama-sama badboy kelas kakap. Cowok paling buruk sep...