TBBT #12

5.2K 469 10
                                    

Vanda Miss : Gue udah di taman yang ada di komplek gue. Buruan!  

Read

"Najis di read doang." Vanda berdecak, meremas ponselnya lalu memasukan benda itu ke dalam slingbagnya. 

Gadis itu mengenakan kaos navy lengan pendek dibalut dengan rompi jins putung dan celana jins dengan warna yang sama dengan rompinya. Rambutnya yang tergerai indah langsung dicepol karena kegerahan. Menunggu hampir 10 Menit bukanlah waktu yang sebentar, kenyataannya Vanda tidak suka menunggu. Kalau bukan karena ia kasihan dengan luka yang ada di pinggang Reval, difoto dan dikirim ke line Vanda, Vanda tidak akan mau mengobati cowok itu. 

Beberapa detik kemudian usai Vanda membatin, Reval datang. Melihat siapa yang dibawa Reval membuat Vanda merapikan anak rambutnya yang berantakan mengenai mata, lalu membenarkan duduknya dengan benar. Takut jika saja dia menjadi salah tingkah mendadak saat didekati Rival. Setelah menghembuskan nafas agak panjang barulah Vanda tersenyum, hendak menyapa Rival. 

Sayangnya yang membalas senyuman itu adalah Reval. "Gak lama kan bidadari. Gue ngebut dong." Ujar Reval mulai duduk disebelah kanan Vanda. Gadis itu hanya mendesah pelan sebelum menyenggol gemas lengan Reval.

Rival memilih duduk disebelah kiri Vanda namun agak berjarak. Membuat lagi-lagi Vanda menahan nafas. 

"Rival juga mau diobatin?" Tanya Vanda sebentar-sebentar menelan ludah.

Rival tidak menjawab, dia hanya diam sambil sesekali melirik Reval yang barusaja memberi kode mengangguk. Gak lama Rivalpun mengangguk, sambil menjawab "iya"

Mendengar suara Rival, Vanda tersenyum girang. Lalu segera mengeluarkan beberapa obat yang dibutuhkan lalu mulai menghadap ke Reval karena sudah pasti dia duluan yang minta diobati.

"Buka." Pinta Vanda ketus, berbeda sekali dengan nada bicara lembutnya terhadap Rival.

"Apanya?" Reval ambigu.

"Kaos sama jaket buluk elo. Itu luka mau diobatin gak?" 

"Oh." Reval akhirnya membuka jaket navynya lalu membuka sedikit pinggangnya yang ia kira lukanya sudah basah tak terurus. "pake hati ngobatinnya ya." 

"Bawel." Vanda sudah memulai pengobatannya dengan membersihkan dulu luka Reval dengan alkohol lalu menuanginya obat merah. Luka itu masih dalam, membuat Vanda meringis sesekali. Begitupun Rival yang baru pertama kali melihat luka itu. Dia hanya tau Reval terluka dibagian pinggang, hanya tidak menduga akan menjadi separah itu.

"Nanti gue anter ke rumah sakit." Ujar Rival sontak membuat Vanda menoleh drastis, juga Reval yang tersenyum penuh makna.

"Ajaib. Rival bisa baek begini, abis makan apa lo." Reval terkekeh.

Vanda tersenyum, baginya Rival memang sangat peduli pada saudara kembarnya. Hanya saja dia tidak pernah mengungkapkannya, persis seperti saat Rival menyuruhnya masuk keruang BK untuk menolong Reval hanya biar Reval tidak mendapatkan surat peringatan. 

"Makan manusia." Jawab Rival. Kali ini Vanda kaget. Tapi justru Reval terbahak. 

"Sudah gue duga." Reval ngangguk-ngangguk macam perkataan Rival adalah hal biasa. Padahal mengerikan bagi Vanda. Gadis itu jadi ingat Bela, dia selalu bilang Rival itu monster. Apa benar?

"Lo beneran makan orang?" Tanya Vanda polos. Hal itu tentu saja membuat Reval makin terbahak dan Rivalpun gemas melihat ekpresi konyol Vanda.

"Menurut lo?" Kali ini Reval yang menyaut, membuat Vanda menggelengkan kepala lalu kembali fokus mengobati pinggang Reval. 

The BadBoy Twins [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang