Vanda menahan isak tangisnya, ia sungguh ketakutan berada diantara berandalan ini. Meski diketahui mereka berstatus sebagai murid, namun mereka sangatlah menakutkan. Beberapa diantaranya memakai tindik, beberapa lagi memiliki rambut warna warni. Dan satu lagi, ada yang berambut gondrong. Tidak habis fikir, sekolah Taruna apakah tidak memiliki BK. Apakah murid-murid disini tidak pernah kena sidak?
"Cantik juga ya bos." Ucap cowok berambut keriting dengan satu tindik ditelinganya pada cowok gondrong yang disebut sebagai bos.
"Bener." Cowok itu mendekati Vanda. Duduk dihadapan cewek yang sedang diikat tangannya sambil tersenyum miring.
Vanda melengos kearah lain, sambil berdecak sinis ia menendang kursi cowok gondrong itu dengan sengaja.
"We.. berani juga lo." Dia mengangkat wajah Vanda untuk menatap kematanya.
Vanda berusaha untuk tidak terlihat takut, "Kenapa gue harus takut sama lo!" Ucap Vanda.
"Gila berani juga ini anak." Tepukan dari beberapa orang disana membuat Vanda menatap mereka tajam.
"Gue bukan anak lo!" Sungut Vanda berani. Sama sekali tidak mengira ia akan seberani ini.
"Tipe lo banget Gas." Sindir cowok keriting itu pada si cowok gondrong dengan nama Bagas.
Bagas tersenyum sambil mengangguk, "mau jadi pacar gue?" Kata Bagas. Membuat Vanda menyemburnya dengan ludah.
"Anjing!" Kekeh Bagas minggat dari tempat duduknya. Sama sekali ia tidak marah pada Vanda.
"Gimana Bagas gak tertarik sama lo. Cewek unik." Celetuk si keriting dibalas kekehan oleh beberapa orang lainnya.
"Gue mau ke toilet!" Ujar Vanda kemudian dengan nada ditegas-tegaskan. Dia harus memberi tau seseorang akan keberadaannya.
"Duduk!" Larang si keriting menahan bahu Vanda untuk berdiri.
Bersamaan dengan itu bahu si keriting ditahan oleh Bagas.
"Biarin,- Bob anter dia ke belakang."
***
"DIMANA BANGSAT! DIMANA VANDA!" Bani tidak bisa mengendalikan emosinya saat berhadapan dengan kedua bocah kembar dihadapannya. Matanya menyalang ingin menonjok mereka berdua. Dandi sekuat tenaga menghalanginya.
"Tenangin diri lo Ban. Lo gak lihat adek gue dua-duanya babak belur." Bela Dandi meredakan emosi Bani.
Bani menarik nafasnya lalu menarik kasar ponselnya yang bergetar disaku celana. Baru saja ia melihat satu pesan masuk.
VandaMiss : Ban tolongin gue!
Disisi lain Reval sudah melesat entah kemana, membawa motornya dengan kebut-kebutan.
"Gedung Bintara!" Celetuk Bani setelah mengakses keberadaan Vanda melalui GPS yang sengaja dipasangkan dihapenya dan Vanda.
Mendengar itu Rival segera masuk kedalam mobil bersama Bani dan Dandi.
***
"Aaaaaaaa!!" Vanda meloncat saat melihat Boby hendak mengintip kedalam toilet. Meski dia tidak benar-benar buang air kecil, tapi setidaknya ia tidak boleh ketahuan oleh Boby karena baru saja Vanda bersusah payah dengan tangan terikat mengaktifkan GPSnya dan mengirim pesan ke-dua orang. "Lo ngintip ya!"
Celetukan Vanda berhasil membuat Boby tidak jadi mengintip. Ia memasukkan kembali ponselnya kedalam celana. Lalu keluar dari toilet. Vanda memandangi tidak percaya pada Boby.
KAMU SEDANG MEMBACA
The BadBoy Twins [COMPLETE]
Teen Fiction[BUKU 1] Rival dan Reval memang kembar, tapi Vanda jelas menentang kesamaan mereka. Dia bersikeras bahwa Rival berbeda dengan Reval. Meski kenyataan yang Vanda tidak bisa pungkiri adalah, keduanya sama-sama badboy kelas kakap. Cowok paling buruk sep...