TBBT #7

7.8K 638 17
                                    

Bunga Vanda Miss layu pekan lalu, membuat seseorang itu kembali dan ingin mengambilnya lagi untuk dibawa pulang ke Indonesia.

***

Melihat jam dinding yang bergerak lambat membuat Vanda cukup mengantuk. Pelajaran bahasa indonesia, siapa kira dongeng yang diceritakan Bu Sofi membuatnya menopang dagu. Sekuat tenaga menjaga matanya agar tidak tertutup. Hingga akhirnya bel penyelamat berbunyi. Membuka lebar mata Vanda yang lekas membereskan buku bahasanya. Bu Sofi keluar, diikuti gerombolan cowok yang saling mengumpat satu sama lain berkomentar tentang betapa membosankannya pelajaran Bu Sofi hingga beberapa cewek juga ikut keluar kelas meneriaki satu sama lain. Suasana kelas lekas sepi, melihat ini adalah jam pertama istirahat yang mengharuskan mereka sarapan ke kantin.

"Nda, lo mau kemana?" Tanya Bela barusaja selesai merapikan buku-bukunya masuk kedalam tas.

"Pos satpam." Jawab Vanda sambil melirik sekilas Bela.

"Lah ngapain?"

"Ngambil bekel. Tadi dititip sama si bibi katanya sekalian lewat ke pasar." Jelas Vanda beranjak dari bangkunya diikuti oleh Bela. Matanya sesekali mencuri pandang kearah bangku Rival, memperlihatkan bagaimana Ajeng mencoba menggoda cowok itu. Vanda berdesis kemudian memalingkan wajahnya kearah lain.

"Ya anjir kek bocah lo segala dibawain bekel. Yaudah gue duluan ke kantin ya." Bela berdadah ria, berjalan berlawanan arah dengan Vanda.

Vanda hanya mengangguk, lagi-lagi matanya melihat kebangku Rival sebelum ia benar-benar keluar dari pintu kelas. Cowok itu sibuk memainkan ponselnya, sedangkan Ajeng masih mencoba mengajak Rival bicara. Jangan ditanya, tentu saja Vanda kesal pada Ajeng. Kalau saja ia bisa menjadi lebih percaya diri, dia akan menyerobot tempat Ajeng yang duduk disebelah Rival.

Selain itu yang paling penting adalah luka di wajah Rival yang sedikit berkurang. Sepertinya Rival menurut, dan mengganti perbannya dengan yang baru. Terbukti bahwa wajahnya lebih baik dari semalam.

Sudah memastikan Rival baik-baik saja, Vanda lekas pergi menuju gerbang sekolah, hendak mengambil bekalnya.

Belum sempat Vanda melangkah masuk kedalam pos satpam, tiba-tiba kakinya merasa dilempari kaleng minuman. Vanda melihat kaleng fanta jatuh tepat dikaki kirinya, melihat itu ia menengok kebelakang. Beberapa lelaki yang diduga Vanda masih kelas 10 berlari seperti orang gila sambil lempar-lemparan kaleng. Mengetahui lemparan itu tidak sengaja maka Vanda meneruskan langkah, namun lagi-lagi ia dilempar kaleng, kali ini tepat mengenai punggung belakangnya.

Vanda berdecak kesal, kali ini kesabaran Vanda ada diujung kepala hingga rasanya ingin memarahi anak kelas 10 itu. Belum sempat ia ingin memberi omelan pada mereka, tiba-tiba saja seseorang dari belakang langsung memukuli anak itu, yang barusaja melempari Vanda kaleng. Beberapa cowok diantaranya lekas menghindar, hingga menyisakan satu yang bertarung pasrah dipukuli orang itu.

Vanda yang kaget langsung berlari menuju orang yang sudah jelas sering membuat perkara, tentu saja Vanda berterimakasih atas belaan orang itu terhadapnya. Namun hal seperti memukul bukanlah benar untuk dilakukan.

"Val, berhenti. Gue gakpapa." Vanda hanya berteriak sedang. Mengutarakan "tidak apa-apa" adalah supaya Reval berhenti.

Reval melirik Vanda sekilas, menambah pukulannya sebanyak dua kali ke pipi cowok kelas 10 itu lalu menarik kerah bajunya.

The BadBoy Twins [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang