TBBT #15

3K 287 4
                                    

"Van, Vanda gue penasaran dah asli." Bela mengguncang tubuh Vanda yang sepertinya berusaha tertidur saat jam pelajaran kosong di kelas.

"Hm." Gumam Vanda membuka matanya. Sisi wajahnya masih menempel di meja.

"Lo ngeh gak sih, akhir-akhir ini Reval tuh ribut terus sama Pak Bimo. Lo juga pernah cerita kan pas kejadian di BK sama di lapangan itu. Aneh gak sih menurut lo?"

"Gak ada bahasan lain." Gumam Vanda memejamkan kembali matanya sambil mendesah. Jujur saja dia juga penasaran. Bukan sekali dua kali ia melihat pertengkaran antara guru dan murid itu, bahkan sewaktu kelas 10, saat dirinya masih sekelas dengan Reval. Pak Bimo tidak pernah menghiraukan keberadaan cowok itu bahkan saat mengabsen, nama Reval seakan dilewati begitu saja.

"Gue yakin Pak Bimo sama Reval punya hubungan. Misalnya, ayah dan anak." Tebak Bela membuat Vanda terbangun, mendorong pelan kepala Bela lalu beranjak.

"Gak usah sok tau." Cetus Vanda berlalu.

"Dih kok lo sewot." Bela mencibir.

***

Gara-gara Bela, malam ini Vanda jadi tidak bisa tidur dengan nyenyak. Otaknya tidak berhenti memikirkan si kembar, apa yang Bela katakan sungguh membuatnya penasaran setengah mati.

Vanda mengambil ponselnya, membuka kuncinya lalu membuka aplikasi line. Menscroll hingga menemukan nama Revalda.

"Gila. Apa yang lo pikirin Van! Lo gak mungkin mau ngeline dia kan." Rasanya Vanda seperti orang gila berbicara dengan dirinya sendiri.

Vanda melempar ponselnya kembali ke kasur, saat tiba-tiba ponselnya berbunyi. Seseorang menelfonnya di sebrang sana.

"Hall,-"

"Hallo lo dimana?"

Vanda berdesis, "rumah. Bisa santai aja gak lo."

"Hehe sorry-sorry. Abisan buru-buru, lo siap-siap gue mau ngajak lo ke rumah Dandi."

"Dandi? Maksud lo temen SMA lo dulu itu?"

"Iya bawel. Mau ikut gak? Kalau gak gue cabut sendiri nih."

Lemah.

Vanda menggelengkan kepalanya, mendadak dia jadi kesal karena membayangkan Rival. Kalau Vanda ikut dengan Bani, berarti ada kemungkinan ia bertemu dengan si kembar.

Gue anggap lo khawatir ke gue.

"Asshh!!" Vanda berdecak kesal. Kali ini ia memikirkan Reval. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana ekspresi cowok itu nanti. Pasti akan meledeknya habis-habisan karena masalah tadi di sekolah.

"Woy! Ikut gak nih. Buset lama banget timbang jawab."

"Gak!"

***

Bani seperti duduk diantara berandalan. Sedikit tidaknya ia merasa diintimidasi dengan tatapan tajam kedua adik Dandi. Kedua wajah mereka babak belur, membuat Bani berfikir mereka habis tawuran. Bani mencoba menormalkan pandangannya kemudian fokus lagi ke Dandi yang baru saja datang dengan membawa 5 gelas minuman.

"Bawa CDnya?" Tanya Dandi pada Bani.

"Bawa." Bani mengeluarkan isi didalam tasnya lalu memilah CD yang tepat.

The BadBoy Twins [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang