Vanda Miss : Riv, kayaknya gue gak jadi ke rumah sakit deh. Lagi gak enak badan, lagi PMS. Next time aja ya. Salam buat tante cepet sembuh
Rival membaca pesan itu setelah sebelumnya menutup pintu kamar rawat inap bundanya. Dia duduk dikursi tunggu bagian luar karena bundanya sedang diperiksa didalam. Selesai itu kemudian Rival melirik sengit Reval sambil memasukkan ponselnya kedalam saku celana, membuat Reval yang dipandang begitu jadi balas melotot.
Reval berdiri menyandar di tembok dengan tangan bersendekap didada. "Apa?" Tanya Reval merasa dirinya dilihat sengit oleh kembarannya.
"Hoki lo." Ujar Rival menyandarkan tubuhnya ditembok, meluruskan kakinya yang pegal.
"Apanya yang hoki nyet?" Celetuk Reval memporak porandakan rambutnya. Dia belum mandi sejak siang tadi, membuat perawakannya berantakan.
"Jangan lupa cuciin seragam." Ujar Rival memejamkan matanya sebentar. Tidak menanggapi pertanyaan Reval barusan.
Reval berdecak, "enak aja lo. Cuci sendirilah gila punya tangan kan,- ah tai." Umpat Reval, baru saja tubuhnya dilempari ransel ringan berisi seragam sekolah milik Rival.
"Pergi." Usir Rival dengan mata masih terpejam.
"Ye bajingan. Udah untung,-"
"Bacot!"
"Si bangsat!" Celetuk Reval berlalu dari rumah sakit, setelah sebelumnya ia menyempatkan mengintip bundanya lewat pintu yang dibuka sedikit.
***
"Ya awoh ini tulisan apa sih." Reval memijit kepalanya yang bahkan ingin meledak. Semua bagian dari buku itu sama sekali tidak ia pahami, membuat Reval melempar buku itu ke lantai dan memilih tengkurap saja di kasur.
"Ah anjing. Masih sakit lagi." Reval berjingkat setelah merasa lututnya sebelah kanan nyeri. Perbannya sampai kusut, membuat Reval dengan gemas menariknya saja lalu membuang sembarang ke lantai.
Reval membenarkan posisinya menjadi terlentang. Lalu matanya melirik ke ponselnya yang sudah beberapa hari tidak ia jamah. Melihat bagaimana ponsel itu berkelap kelip sejak tadi membuat Reval penasaran. Akhirnya Reval menyalakan datanya, membuka aplikasi line dan melihat seluruh isi pesan yang berderet menyerukan namanya.
Mulai dari grub yang gempar akan ketidakhadirannya di sekolah, sampai Bani, dia juga menanyakan keberadaannya pasca acara festival. Ah, Vanda, nama itu membuat matanya berkilat senang sekaligus galau secara bebarengan.
Reval memilih membuka pesan dari Vanda.
Vanda Miss : Reval lo dimana?
Vanda Miss : P
Vanda Miss : Kok lo gak jengukin gue ke rumah sakit sih?
Reval menelan ludah keringnya.
Vanda Miss : Maksud gue bukan yang pas lagi sama Ajeng ya.
"Gue dateng kok Nda." Senyum Reval sipul, membenarkan posisi bokong dan kakinya yang tidak PW.
Vanda Miss : Lo dimana sih? Besok Festival lo kudu dateng ya.
Vanda Miss : Gak usah geer lo. Ini disuruh Bani.
Reval terkekeh pelan, meraup wajahnya sendiri karena merasa gemas. Pasti wajah Vanda saat itu sedang lucu-lucunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The BadBoy Twins [COMPLETE]
Teen Fiction[BUKU 1] Rival dan Reval memang kembar, tapi Vanda jelas menentang kesamaan mereka. Dia bersikeras bahwa Rival berbeda dengan Reval. Meski kenyataan yang Vanda tidak bisa pungkiri adalah, keduanya sama-sama badboy kelas kakap. Cowok paling buruk sep...