TBBT #37

5.5K 473 9
                                    

Bacanya sambil Play music, please!

---

Flashback

"Nanti pulangnya kita mampir ke warung kopi yang katamu itu ya Ron." Senyum Bimo di perjalanan pergi menuju kota Bandung.

Sharon terkekeh, "kamu ini, belum juga sampai Bandung sudah mikirin pulang." Sambil sesekali menoleh kesamping kiri. Dia sedang menyetir, jalannya lagi padat merayap. Membuatnya sangat bosan.

"Iya gakpapalah. Sebenernya aku malas dinas jauh-jauh begini. Kasian anak istri ditinggal di rumah." Ujar Bimo dibalas setuju oleh Sharon.

"Jadi inget keluarga di rumah. Tadi aku gak ketemu anakku, jadi gak sempat pamitan." Curhat Sharon.

Bimo lekas menoleh kearah Sharon, "anakmu yang mana lagi. Tadi kan sudah salaman kamu sama siapa itu, yang ganteng." Bimo seperti sedang mengingat-ingat wajah anak Sharon.

"Rival." Balas Sharon.

"Nah iya Rival. Sama Dandi kan tadi kamu ketemu di kampusnya." Ujar Bimo, kemudian mengingat sesuatu. "Oh, iya kamu pernah bilang punya anak kembar. Yang itu maksud kamu?" Tanya Bimo lagi.

Sharon mengangguk, "iya dia. Namanya Reval. Kamu belum pernah ketemu dia ya."

Bimo menggeleng, "belum. Habis tiap aku ke rumahmu yang ada cuma anak itu, siapa, lupa lagi." Kekeh Bimo.

"Rival." Sharon mengingatkan.

"Iya itu."

"Rival memang gak suka main. Beda banget sama kembarannya. Kalau Reval suka banget pergi. Katanya gak enak kalau diem terus di rumah." Kekeh Sharon jadi mendadak kangen dengan anak itu.

"Dia yang suka main catur sama kamu?" Tanya Bimo dibalas anggukan antusias oleh Sharon.

"Iya dia." Kekeh Sharon tiba-tiba ingat Reval sering sekali curang. "Dia itu nakal banget, sampai kualahan aku pergi ke sekolahnya karena si kembar suka tawuran. Tapi nakal begitu dia cengeng kalau aku tinggal." Jelasnya mempercepat laju mobil, keadaannya sudah tidak sepadat tadi.

Plang Bandung sudah ada didepan mata. Mereka sudah memasuki kawasan hijau dan sejuk itu.

"Anak papa ya berarti si kembar." Tebak Bimo dibalas gelengan oleh Sharon.

"Kamu salah. Reval memang nempel sama aku. Tapi kalau Rival dia lebih nempel bundanya." Jelas Sharon dibalas anggukan kepala oleh Bimo.

"Eh, nanti pulangnya sekalian beli oleh-oleh deh buat anakmu. Jadi pingin tau Reval yang mana." Kata Bimo tersenyum.

Sharon mengangguk setuju, jalanan sudah lenggang dan dia ingin ngebut. "Pegangan Bim. Aku mau ngebut." Ujarnya seperti terlempar ke masa kuliahnya yang pernah ikut balapan.

"Jangan ngebut-ngebut Ron, nyawaku cuma satu." Katanya berujar lalu sedetik kemudian ponselnya berbunyi. Bebarengan dengan ponsel milik Sharon yang berada di jok belakang mobilnya.

"Hallo. Iya nak,-" Bimo sedang asik menelfon saat dirinya menemukan nama Reval tercetak di layar ponselnya. Anaknya itu sedang menelfon.

Sharon tersenyum, dia menunggu Bimo selesai menelfon untuk supaya sahabatnya itu bisa mengambilkan ponselnya di jok belakang. Namun tak pelak Bimo menelfon dengan asik dan sepertinya akan lama.

"Siapa?" Tanya Bimo berbisik pada Sharon yang berkali kali melihat ke jok belakang.

"Anakku. Reval." Jawab Sharon.

The BadBoy Twins [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang