"Elo.udah.sarapan?" Ulang Rival membuat Vanda mengulum bibir menahan senyum.
"Belum. Mau makan dulu? Yuk. Laper." Rengek Vanda.
Rival memutar setirnya kekanan, padahal gedung Brintag harusnya lurus.
"Hm." Melihat bagaimana Rival kesusahan untuk menyeimbangkan setir mobilnya dengan satu tangan. Vanda segera menarik ponsel Rival dari telinga cowok itu. Lalu mematikan sambungan telfon.
Rival hanya kaget sebentar lalu melirik ke Vanda.
"Mau makan dimana?" Tanya Vanda sumringah.
Tidak ada jawaban.
Tidak ada jawaban.
Hening, lagi.
"Rival plis deh. Masa tiap mau ngobrol sama elo harus lewat telfon. Kan gak lucu." Oceh Vanda.
Tidak ada jawaban, lagi.
Astaga, rasanya Vanda ingin sekali melempari Rival sepatu. Gemas sekali berhadapan dengan cowok super dingin dan datar serta irit ngomong disebelahnya ini. Membuat Vanda sebal dan berkali kali menghentakkan kakinya.
Mereka sudah sampai di KFC. Tempat makan praktis yang dekat dipersimpangan jalan tadi.
Melihat Rival yang diam saja mengantri dan tidak menanyainya apapun, Vanda turun tangan.
"Lo gak mau nanya gue mau pesen apa?" Tanya Vanda berkacak pinggang.
"Apa?"
Vanda berdecak, "gitu doang. Asli!"
"Mau pesan apa mas?" Tanya pelayan KFC.
"Dua paket ayam, sama,-" Rival melirik Vanda.
"Satu mocca float ya mbak. Es krimnya banyakin."
"Jadi 38.000 ya mas."
Rival memberikan uang pecahan 50 ribu lalu mengambil kembalian. Setelahnya ia memilih duduk diujung sebelah kaca dekat dengan pintu keluar. Setelah meletakkan pesanannya ia hendak keluar.
"Eh-eh mau kemana?" Vanda gelagapan, takut jika ditinggal begitu saja.
"Supermarket."
Vanda ingin ikut, namun urung ketika ditatap tajam oleh Rival. Vanda berakhir mendengus.
Gak lama kemudian Rival datang dengan dua kotak susu strawberry low fat berukuran sedang. Melihat apa yang dibawa Rival, Vanda sontak manahan tawa. Sesuka itukah Rival dengan susu strawberry hingga makan saja harus ditemani dengan minuman itu.
"Makan." Ujar Rival seperti sebuah perintah untuk Vanda.
"Iya. Galak amat. Gak bisa alusan dikit apa." Cibir Vanda.
***
Disisi lain,
"Jangan manyun terus dong. Senyum gitu biar aku seneng." Senyum Reval melebarkan pipi milik gadis cantik berambut panjang tergerai.
KAMU SEDANG MEMBACA
The BadBoy Twins [COMPLETE]
Teen Fiction[BUKU 1] Rival dan Reval memang kembar, tapi Vanda jelas menentang kesamaan mereka. Dia bersikeras bahwa Rival berbeda dengan Reval. Meski kenyataan yang Vanda tidak bisa pungkiri adalah, keduanya sama-sama badboy kelas kakap. Cowok paling buruk sep...