TBBT #39

6K 469 3
                                    

Bacanya sambil play music, plis!

---

Rabu, 30 Juni 2017

Ini adalah kedua kalinya Vanda datang ke rumah Dandi. Rupanya gadis itu tidak kapok. Bahkan dia rela bolos sekolah untuk menjenguk Reval dan memastikan cowok itu menyuap nasinya. Hari ini sudah hari ketiga Reval tidak mau makan, membuat tubuhnya makin ringkih dan wajahnya makin pucat.

"Kamu tidak sekolah?" Tanya Dandi pada Vanda. "Libur?"

Vanda menggeleng dengan tersenyum, "meliburkan diri kak. Hehe." Vanda nampak membuat guyonan. Dan berhasil membuat Dandi tersenyum dibuatnya.

"Yaudah naik aja keatas ya. Saya mau pergi ke kampus dulu. Kalau ada apa-apa panggil pembantu saya aja." Ujar Dandi.

Vandapun mengangguk seraya menuju lantai dua, "permisi kak."

Vanda melemaskan tangannya beberapa kali. Dingin, itulah yang ia rasakan sekarang. Ditangannya sudah ada gulungan tisu dan satu kotak makanan yang sama seperti kemarin. Berkali kali ia urung membuka pintu kamar Reval, sangat tegang, membuatnya menghela nafas berakali-kali.

Vanda siap, dia masuk kedalam kamar itu. Membuka pintunya dengan menampilkan wajah ceria. Posisi yang sama, gadis itu melihat Reval duduk di pinggiran kasur. Bajunya sudah berganti, baguslah, itu berarti ada yang mengurusnya dengan baik. Vanda melambaikan tangan saat Reval menoleh kearahnya.

"Hai, gue dateng lagi dong." Cengir Vanda membuat Reval terus menatapnya bingung. Padahal kemarin Reval sudah sangat jahat padanya, kenapa gadis itu masih datang. Lagian ini jam sekolah, Vanda bolos?

"Makan yuk. Gue masak lagi." Senyum Vanda meletakkan tisu gulungnya di meja lalu menggeret kursi, duduk didepan Reval persis seperti posisi kemarin.

Vanda membuka bekalnya, menampilkan nasi goreng campur sosis yang banyak serta dua buah sendok. Bentuk antisipasi jika saja Reval menghempaskan sendoknya seperti kemarin.

"Aaaaakkk." Vanda membuka mulutnya sendiri, mencoba memberikan arahan seperti anak kecil pada Reval supaya dia mengikutinya.

Tak pelak, situasi kemarinpun kembali terjadi. Vanda menahan nafas sebentar, merutuk dalam hatinya karena lagi-lagi dia tidak berhasil membuat mulut itu terbuka. Vanda tersenyum, lalu ia mengambil lagi sendok yang baru dan menyuapkan kembali pada Reval.

"Kali ini lo gak boleh nolak ya. Serius Val." Vanda mencebik, membuat wajahnya selucu mungkin, ingin membuat Reval tersenyum. Nyatanya tidak berhasil juga.

"Gue gak mau makan!" Bentak Reval.

Kaget, kaki Vanda bergetar. Reval baru saja mengambil alih sendoknya dan membuangnya hingga keluar jendela. Membuat berantakan kamarnya seperti kemarin.

Vanda menormalkan detak jantungnya, ia berusaha tersenyum sekali lagi. Lalu matanya memerah tanpa ia sadari.

"Kalau lo gak mau makan. Biar gue yang makan." Vanda malah cengengesan. Sudut bibirnya ditarik, dipaksa membuka. Lalu dia menyuap sendiri makanan yang ia bawa dengan tangannya. "Enak.tau." Ucap Vanda tersendat. Dengan cepat tangannya menyuapkan kembali nasinya, kembali menyuap dan terus menyuap hingga bekal itu hampir habis dan pipinya sudah berlinangan air mata.

Sambil terisak ia terus memakan bekalnya sendiri didepan Reval. Sambil memaksa tersenyum namun nyatanya ia menangis. Vanda menepuk dadanya karena tersedak. Meski begitu dia tidak berusaha mengambil minuman, melainkan dia terus menyuap nasinya sampai terbatuk-batuk.

"Bodoh! Lo mau mati!" Reval segera mengambil gelas berisi air putih di meja. Lalu menyuruh gadis bodoh didepannya itu untuk minum.

Vanda mengambil gelas itu lalu meminumnya. Batuknya masih tidak hilang, hingga Reval bangkit dan menepuk-nepuk punggung belakang Vanda.

The BadBoy Twins [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang