Sudah direvisi.
🌸
Elang Gatara has added you as a friend.
Pemberitahuan Line beberapa menit yang lalu masih menyita perhatian Alika. Bagaimana caranya seorang Elang bisa mendapatkan ID Line-nya. Selain kepada teman kelas, ia tidak pernah berbagi dengan siapa pun. Tidak tetangga kelas dan tidak pula kakak kelas. Lantas, Elang dapat dari mana? Apakah Tasya? Gigi? Ketua kelas yang bernama Reno? Atau siapa?
Saat ini Alika sedang berada di kelas, ia mencoret-coret hal abstrak di belakang buku sejarah. Pelajaran kali ini tidak begitu menarik perhatian. Alika mendengar namun tidak menyimak penjelasan guru Sejarah yang sedang mengajar di depannya.
Ia bingung, mengapa harus mempelajari Sejarah? Padahal kan, sejarah hanya masa lalu dan masa lalu harus dilupakan, bukan dikenang dan menceritakan kembali. Oke Alika mulai baper.
Bosan saat belajar sudah menjadi hal biasa. Ketika itu terjadi, beberapa akan memilih untuk keluar kelas. Meminta izin ke toilet dan berakhir mengubah arah menjadi ke kantin. Saat guru sedang memberi tugas untuk mencatat yang di papan tulis, Alika mengambil kesempatan untuk keluar. Menuju kantin untuk membeli segelas minuman dan menyegarkan mata yang mengantuk.
Alika terpaksa berjalan sendiri karena tawarannya pada Tasya dan Gigi ditolak. dua sahabatnya itu sedang malas kemana-mana. Ia mengacungkan tangan, meminta izin untuk ke toilet. Namun anak-anak di kelasnya juga pasti tahu itu hanya alasan untuk terbebas dari kelas yang sedang membahas masa lalu ini. Hm.
Setelah keluar, Ia berjalan melewati koridor yang sepi. Ini memang masih jam pelajaran jadi hanya ada beberapa siswa yang memilih bermain di dalam atau keluar kelas, yang memang guru mata pelajarannya berhalangan masuk. Ketika sampai di pintu kantin, pandangannya terarah pada meja bagian pojok yang membuat kegaduhan. Meja itu dikelilingi oleh siswa laki-laki. Ia tidak menghiraukan dan berjalan menuju stan Teh Alin untuk memesan es cokelat.
Sambil menunggu, ia duduk di meja terdekat dari stan Teh Alin. Mengeluarkan ponsel dari kantong dan membuka aplikasi Wattpad. Kedua tangannya menjulur di atas meja. Tangan kanan memegang ponsel dan tangan kiri menyangga kepanya. Melanjutkan bacaannya yang tertunda.
Di tengah-tengah membaca, satu notifikasi muncul.
Elang Gatara : Udah pinter bolos nih..
Alis Alika tertaut. Menjauhkan tangan kirinya dari kepala dan menegakkan badan. Bagaimana bisa Elang tahu kalau Ia sedang keluar kelas? Apa Ia ada di sini? Alika mengedarkan pandangannya ke sekeliling, namun ponselnya berdering lagi.
Elang Gatara : Di belakang.
Sejurus kemudian, kepalanya menoleh dan menemukan Elang sedang menatapnya dengan senyuman. Semua orang yang ada di meja Elang lantas melongo melihat temannya yang paling tidak pernah terdengar bersama perempuan malah menghampiri seorang gadis. Lima detik kemudian mendadak riuh karena suara teman-teman Elang menyahuti dari belakang.
"Wah gercep nih, Lang!"
"Lah? Elang bisa juga ternyata!"
"Wihii! Elang nyamperin cewek duluan?!"
Dan masih banyak lagi sahut-sahutan lainnya. Alika terkekeh mendengar itu. Elang tidak menanggapi suara teman-temannya dan memilih untuk duduk di bangku sebelah Alika.
"Beneran bolos?" tanya Elang.
"Enggak. Guru sejarah ngoceh terus gue yang haus, jadi kesini deh." jawab Alika membuat Elang terkekeh bersamaan dengan datangnya Teh Alin mengantarkan minuman. Alika menerima dan mengucapkan terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Brother Affects
Teen Fiction(Follow dulu, sebagian part akan diprivate.) "For once, I would be selfish to ignore our feelings. Although it hurting me, Hurting you, Which means, Hurting us..."