Part 12

4.9K 276 22
                                    

Sudah direvisi.

🌸

"Ka, kita barengan aja ke rumah lo. Gue di jemput kok." ucap Gigi sembari memasukkan buku-bukunya ke dalam loker.

Bel pertanda pulang telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Gigi dan Tasya berkedok ingin belajar bersama di rumah Alika. Seperti kebiasaan mereka sewaktu SMP. Alika yang sudah menyadari tujuan dua gadis di hadapannya ini hanya menghela nafas pasrah.

"Yaudah. Nanti gue kabarin Bunda."

Satu lagi buku yang Gigi masukkan dan pekerjaannya selesai. Ia menutup pintu loker dan tasnya, lalu berjalan ke samping Alika disusul Tasya. "Yuk." Ajaknya.

Mereka berjalan beriringan keluar koridor menuju mobil Gigi terparkir. Di sana, sang supir sudah menunggu. Ketiganya menaiki mobil kemudian segera melesat melewati kerumunan siswa-siswi yang juga mengantre keluar gerbang dengan kendaraan masing-masing.

"Kita ke supermarket dulu, ya? Beli cemilan. Mana tahu kalian mau nginep lagi, 'kan?"

"Sepertinya juga begitu, Ka. Kayaknya ceritanya bakal panjang deh." ucap Tasya, saling melempar kode mata dengan Gigi.

"Gue tahu tujuan lo berdua, nggak usah sok polos." Alika mendelik.

"Yaah... Kebaca ya, Ka?" Gigi terkekeh.

"Iye! Udah ah diem gue mau turun." Mobil Gigi telah berhenti di depan sebuah supermarket yang jaraknya paling dekat dengan sekolah. Alika turun lebih dulu, disusul Gigi dan Tasya di belakangnya. Ia mengambil troli dan berjalan mengitari rak-rak camilan. Mengambil keripik kentang, cokelat, dan biskuit. Selanjutnya menuju lemari es, saat ingin membuka pintu, ada tangan yang lebih dulu membukanya.

EH! Refleks Alika menghentikan tangan karena kaget.

Sang empunya tangan di hadapannya juga ikut terkaget, tiga detik setelah mereka bersitatap, pemilik tangan yang ternyata cowok itu terkekeh.

"Eh, hai Alika."

"Hai, Lang."

"Sama siapa?" tanya Elang.

"Tasya dan Gigi."

"Oh..." Elang membuka pintu kulkas, mempersilahkan Alika mengambil lebih dulu. "Mau ambil apa?"

"Ini, minuman kesukaan Tasya." Alika mengambil dua botol yogurt dan dimasukkan ke troli.

"Kalau lo?"

"Gue kenapa?"

"Minuman kesukaan lo apa?"

Tidak langsung menjawab, Alika membuka pintu kulkas di sebelah, dan mengambil dua kaleng susu berwarna hijau. Menunjukkan pada Elang. "Gue suka ini." Kata Alika.

"Tetap cokelat ya, Ka." Cowok itu terkekeh. Ia lantas ikut mengambil empat sekaligus kaleng hijau itu dan dimasukkan ke keranjang di tangan kirinya. "Gue mau juga."

"Banyak amat?"

"Mau suka apa yang lo suka." Jawab Elang dengan senyuman.

Alika terdiam, memandangi Elang yang penuh kejutan itu. Senyumannya yang teduh, perlahan-lahan mengikis tembok yang dibangun di dalam hati Alika. Ada angin sejuk yang menerpa wajahnya tiap kali mendapat perlakuan manis itu.

Setelah mendapatkan semua kebutuhannya, mereka menuju kasir dan membawa belanjaan masing-masing. Mata Alika mencari Tasya dan Gigi, namun dua orang itu tidak kelihatan. Jadi Alika memutuskan untuk kembali ke mobil.

"Eh, Ka." Panggil Elang sebelum Alika berbalik badan. Mereka sudah berada di depan pintu keluar.

"Ya?"

My Possessive Brother AffectsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang