Part 10

5K 316 31
                                    

Sudah direvisi.
Beri komentar kalau kamu suka hasil revisiannya.

🌸

Monday.

Kata anak zaman sekarang sih Monster Day. Mungkin karena hari Senin adalah hari berpanas-panasan ria. Dan percaya atau tidak, setiap hari Senin seolah terasa lama jika di lalui. Entah faktor apa yang membuat hari Senin begitu berat.

Matahari hari ini begitu terik, upacara yang telah di jadwalkan pukul 07.00 pun telah berlangsung sejak 30 menit yang lalu. Rangkaian upacara yang berlangsung saat ini ialah amanat dari kepala sekolah.

Alika menyeka keringat yang menetes di pelipisnya. Sungguh, matahari saat ini terlalu bersemangat untuk menyinari bumi. Teman-teman Alika pun sudah banyak yang mengeluh karena kepanasan. Bahkan, sudah ada beberapa siswi yang digotong menuju UKS karena pingsan.

Sedangkan kepala sekolah, ia masih setia berbicara di atas podium dan seakan tidak melihat para murid yang telah uring-uringan karena kepanasan.

"...Yang terakhir, akan ada rapat untuk guru pengajar dan staf di sekolah. Maka dari itu, di harapkan ibu dan bapak guru untuk memasuki ruang rapat setelah ini."

Para murid bersorak gembira, namun segera kepala sekolah menginterupsi kegaduhan yang di ciptakan siswa-siswi di lapangan,

"Tolong diam dulu, baiklah proses belajar-mengajar ditiadakan untuk beberapa jam kemudian, namun setelah jam istirahat, proses belajar-mengajar kembali berlangsung. Diharapkan kepada siswa-siswi untuk tidak meninggalkan sekolah. Sekian, terima kasih."

Setelah upacara ditutup, para murid berhamburan menuju kelas masing-masing. Alika bersama teman-temannya berjalan beriringan menuju kelas.

Alika duduk di bangkunya. Ia meraih botol air minum berwarna biru yang selalu ia bawa dari rumah. Ia meneguk airnya hingga habis setengah. Rupanya upacara sangat menguras ion-ion yang ada di dalam tubuh.

"Gila panas banget." ucap Bimo masuk ke dalam kelas mengipas wajah dengan tangan kanan sembari tangan kirinya membuka kancing baju diikuti anak laki-laki yang lain di belakangnya.

Murid perempuan memekik, menyumpah serapahi murid laki-laki yang dengan seenak jidatnya membuka baju di dalam kelas. Ada yang menutup mata dengan tangan, ada yang membalik tubuhnya ke belakang agar tidak melihat pemandangan tidak enak itu.

"Woy vulgar banget sih!"

"Tutup kampret!"

Anak laki-laki yang sedang duduk di pojokan kelas tertawa mendengar umpatan para perempuan. Mereka bahkan dengan sengaja lebih membuka lebar kancing bajunya dan menampilkan bagian dada mereka yang hanya di balut dengan kaos singlet.

"Lebay amat sih, pake daleman ini kan?"

"Iya nih. Alay!"

"Lo yang alay!"

"Elo lah!"

Murid perempuan tidak menggubris. Mereka memilih duduk berkumpul seperti membentuk kelompok membelakangi mereka. Jangan kira berkelompok karena ingin belajar, karena nyatanya mereka akan memulai diskusi. Diskusi tentang gosip yang sedang hangat di perbincangkan. Atau tentang mereka yang sedang jatuh cinta atau patah hati. Ada juga yang hanya duduk di tempat masing-masing dengan ditemani setumpuk buku tebal yang sudah pasti adalah buku pelajaran.

Sedangkan, murid laki-laki yang masih di pojokan membetulkan posisi duduknya. Menyalakan sebuah laptop dan menonton film. Entah film apa, hanya mereka yang tahu.

Alika sendiri masih duduk di tempatnya. Belum berniat berpindah tempat untuk bergabung dengan kelompok perempuan yang sedang berdiskusi tersebut. Ia lebih memilih mengambil ponselnya dari dalam tas. Membuka aplikasi Line yang beberapa menit lalu berbunyi dan ia abaikan.

My Possessive Brother AffectsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang