Part 25

3K 235 21
                                    

Sudah direvisi.

🌸🌸

Motor yang ditumpangi Alika telah sampai di depan gerbang apartemen yang dimaksud oleh Elang dengan selamat. "Berapa, Mang?" tanya Alika setelah turun dari motor.

"Tiga puluh ribu, Neng."

Alika merogoh dompet di dalam tasnya, mengeluarkan dua lembar uang dua puluh ribuan. Ia memberikan tukang Gojek tersebut. Ia masih menetralisir jantungnya, ternyata naik motor tidak semenyeramkan itu.

"Kembaliannya ambil aja, ya, Mang? Makasih." ucap Alika lalu segera berbalik. Berjalan tergesa menuju lobi apartemen.

Langkahnya terhenti ketika resepsionis menanyakan kemana ia akan pergi. Alika mengetuk-ngetuk meja.

"Emm.. Lantai 10 nomor 110, Mbak."

Resepsionis tersebut tersenyum. "Oh.. Dari sini belok kiri di ujung ada lift, Dek. Kamu naik ke lantai 10, kalau sudah sampai, Adik belok kiri terus-terus sampai ujung. Kamar nomor 110 itu kamar paling ujung, Dek." jelas resepsionis itu dengan sangat ramah.

Alika mengangguk dengan cepat. "Makasih ya, Mbak." balasnya tersenyum hangat.

Ia berjalan cepat menuju lift. Mengikuti arahan dari sang resepsionis ramah tersebut. Segera tangannya terangktan menekan tombol 10. Pintu tertutup. Hanya ada Alika seorang diri dalam sana. Ia menyandarkan bahu kirinya pada dinding. Kotak kecil di ujung sana menampilkan lantai demi lantai hingga terpampang lah lantai yang ia tuju.

Tubuhnya tegak kembali, menunggu selama dua detik sebelum terdengar bunyi dan pintunya terbuka.

Ting!

Kakinya melangkah keluar dari lift. Pandangan matanya langsung menuju ke arah koridor yang ia pija. Mengerahkan fokusnya untuk secepatnya sampai di nomor kamar yang telah di kirimkan Elang.

Alika menyusuri koridor apartemen itu dengan mengedarkan pandangannya dan matanya sibuk mencari.

"109,"

Ia berjalan lagi sampai pintu paling ujung ke ujung.

110

"Ha! Gotcha!"

Baru akan memencet bel ketika ia teringat isi pesan Elang. "Oh. Kayaknya tadi gue di kasih password pintunya, deh." gumam Alika segera mengambil ponselnya di dalam tas. Membaca kembali isi pesan Elang. 2343. Batin Alika.

Setelah mendapatkan, Alika menarik napas dalam sebelum membuka kode pintu dengan password yang dikirimkan Elang.

Ceklek.

Suara kunci terbuka. Membuat jantung Alika berdebar-debar. Ia masuk perlahan ke dalam apartemen, kemudian menutup pintu dengan pelan. Alika mengedarkan pandangannya mencari di mana kira-kira keberadaan Elang.

"El?" panggil Alika.

Tidak ada jawaban. Alika menelusuri ruang apartemen yang didominasi warna hitam putih itu. Aromanya Elang banget. Maskulin sekali.

Ia melangkah lebih dalam hingga menemukan satu pintu yang tidak tertutup rapat. Alika berjalan perlahan menuju pintu tersebut. Ia akan pelan-pelan sekarang. Berbeda dengan tadi yang seperti orang kesetanan.

Pintu putih yang sedikit terbuka itu mengundang Alika untuk masuk ke dalam. Alika mengintip sedikit. Di dalam, ternyata Elang terbaring lemas dengan selimut yang menutup sampai lehernya. Menemukan yang ia cari, Alika segera mempercepat langkahnya menuju samping tempat tidur Elang.

My Possessive Brother AffectsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang