⚫Mulmed : Tessa Brooks↔Laura
Holaaa😊 aku cuma mau kasih info sebelum kalian baca cerita aku yang satu ini, kalian juga bisa cek work aku. Di situ ada dua cerita lainnya Yes, I'm Bad Girl dan satu lagi cerita yang baru aku update lagi Tomboy vs Playboy😊 thanks.
***
Matahari telah menunjukkan sinarnya, burung-burung bernyanyi bersama kawanannya.
Kini aku sedang duduk dengan menyilangkan kaki dan kepala tersandar di kursi yang berada di taman belakang rumahku, sambil menghirup udara segar dari pepohonan yang bergerak diterpa angin.
Aku hanya ditemani oleh secangkir kopi susu dengan beberapa potong roti bersama headset di kepalaku.
Hari ini yaitu akhir pekan. Mamah, Papah, dan Kakak sedang berkumpul di teras depan rumah dan kebetulan saudaraku datang karena ini memang hari dimana waktunya berkumpul bersama keluarga.
Aku hampir lupa menyebutkan namaku. Aku Laura Victoria Vanessa, gadis berusia 17 tahun yang duduk di bangku kelas 2 SMA. Ayahku asli Jakarta dan ibuku kelahiran Bandung. Kini aku tinggal di Jakarta. Orang-orang biasa memanggilku Laura, Ra, atau Rara.
Aku anak bungsu dari dua bersaudara. Kakak ku bernama Kelvin Victor Mahessa yang sudah kuliah.
"Raa.. dimana lo? Dipanggil Mama tuh, ada Om Anto sama Tante Lina." teriak kak Kelvin.
"Iya kak, bentar." jawabku dengan suara nyaring yang terpantul di dinding rumahku sampai ke telinga kak Kelvin.
Rumah berlantai 2 dengan 4 kamar dan terdapat taman di belakang rumah serta kolam renang.
Aku menyeruput kopi susu dan memakan sepotong roti lalu berjalan menuju teras depan rumah.
"Eh cantik apa kabar? Udah besar sekarang ya. Kelas berapa?" Tanya Tante Lina.
"Alhamdulillah baik Tan, makasih. Kelas 2 SMA, Tan." jawabku sesopan mungkin sambil agak sedikit ketawa.
Aku dan Tante Lina juga Om Anto memang jarang bertemu karena mereka sibuk bekerja di Makassar, Sulawesi Selatan.
Aku menghampiri Tante Lina dan Om Anto lalu mencium punggung tangan mereka.
"Cantik banget kamu sekarang, Mama kamu juga kalah, hehe." ucap Tante Lina sambil mencium keningku.
Setelah lama berbincang-bincang, rasa bosan mulai menghantuiku. Aku memang tidak begitu suka dengan keramaian dan lebih sering memilih untuk menyendiri.
Aku berjalan menuju kamar. Sesampainya di tempat favoritku, aku langsung merebahkan tubuhku diatas tempat tidur kemudian memejamkan mataku.
10 detik berlalu, aku membuka mata dan mengambil handphone di nakas lalu menghubungi gadis itu.
"Halo Ra, mau ngajak kemana?" Tanya Manda di telepon.
"Haha.. tau aja lo." jawabku sambil tertawa
"Ya iyalah. Secara gitu ya, masa seorang Manda gatau kebiasaan Laura." ujar gadis itu memuji dirinya sendiri.
"Iya-iya gue percaya. Ke Taman yuk, bete gue." Ajak ku pada Manda
"Oke siap bu bos. Tunggu gue 15 menit lagi, tapi lo harus udah siap, kay?" Kata Manda
"Oke siap." sambungan telepon terputus, aku langsung bersiap dan bergegas untuk pergi.
***
"Maa.." Teriakku.
"Iyaa.." mamah menyahut dari dapur yang sedang bersama Tante Vina, Tante Lina, dan Bi Asih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Diary
Teen FictionLaura mencintai Billy. Namun saat seseorang datang, Laura memilih untuk menjauh, mengubur perasaannya dalam-dalam, membuat benteng yang kokoh namun tak bertahan lama. Rasa itu selalu tumbuh meski telah patah berkali-kali. Billy sendiri tidak...