Kedua orang itu berlari menuju ruang rawat Melati nomor 9. Setibanya di sana, kosong, hening, tidak ada siapapun.
"Lo yakin ini kamar rawatnya?" Billy terlihat sedikit emosi
"Iya" jawab Nabila panik
"Terus sekarang mana? HAH?!" tanpa sadar, lelaki itu telah membentak kakak sepupunya sendiri
Wajar saja Billy begitu, karena sampai detik ini dia belum mendapat kabar atau pesan singkat dari gadis yang dicintainya.
Nabila merasa tersentak, tapi ia bukan gadis sekalem yang diketahui teman-temannya. Ia mendongak, menatap mata Billy, mencari kelembutan dari hatinya.
"Bil, lo tenang dong, ini rumah sakit bukan club sampe lo bisa teriak-teriak gitu" ujar Nabila dengan pelan, nyaris seperti berbisik
Billy memgacak rambutnya frustasi. Buku-buku tangannya tak segan mencium tembok di sampingnya.
Melihat tingkah Billy, Nabila menggeleng kepalanya lalu pergi begitu saja meninggalkan Billy.
Merasa tertinggal, Billy pun bergegas menyusul Nabila.
Tujuan Nabila yaitu resepsionis.
"Sus, pasien atas nama Laura Victoria Vanessa dipindahkan ke ruangan mana ya?" Tanya Nabila tanpa basa-basi
"Sebentar ya" kata resepsionis itu dengan ramah dan Nabila mengangguk
Billy datang dan langsung berdiri di samping Nabila.
"Pasien bernama Laura sudah keluar sejak tadi pagi mba" ujar sang resepsionis
Lagi-lagi Billy mengacak rambutnya frustasi. Nabila yang melihat hal itu begitu cemas.
"Kalo pasien bernama Kelvin Victoria Mahessa di ruangan mana ya?"
Resepsionis itu kembali membuka buku daftar nama pasien di rumah sakit tersebut.
"Di kamar Dahlia nomor 11"
Nabila berterima kasih lalu permisi untuk pergi. Sedangkan Billy sudah berlalu saat resepsionis tersebut menyebutkan kamar rawat Kelvin.
***
Waktu sudah sore hari, matahari nyaris terbenam dalam lautan, ditelah oleh kelamnya malam. Pintu kamar Dahlia nomor 11 terbuka dengan kasar, Laura dan Kelvin langsung menoleh, mendapati Billy dengan raut wajah terkejut.
Billy masih diam di tempat, dalam posisi seperti itu, sampai Nabila datang dan berdiri di belakang Billy. Gadis itu hendak masuk namun terhalang oleh Billy.
"Bil, lo ngapain masih di sini?" Bisik Nabila
Merasa sadar apa yang terjadi, Billy kembali bersikap normal dan berjalan masuk mendekati Laura yang duduk di kursi samping bangkar tempat kak Kelvin. Nabila mengekori Billy.
"Hai Ra, kak" sapa Nabila dengan canggung, Billy juga terlihat tersenyum malu
Laura tidak membalas sapaan Nabila, melainkan Kelvin.
"Oh hai" balas Kelvin diakhiri dengan senyum
Bukan karena malas menjawab atau apapun itu, tapi Laura merasa bingung karena tiba-tiba pintu terbuka dengan kasar, di baliknya muncul Billy dan di belakangnya ada Nabila.
"Dimana ada Billy, di situ ada Nabila" batin Laura tersenyum paksa
Laura memilih untuk tersenyum kepada Nabila, lalu pada Billy.
"Ayo sini" ajak Laura
Billy berdiri di samping Laura yang terduduk, sedangkan Nabila memilih berhadapan dengan Laura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Diary
Teen FictionLaura mencintai Billy. Namun saat seseorang datang, Laura memilih untuk menjauh, mengubur perasaannya dalam-dalam, membuat benteng yang kokoh namun tak bertahan lama. Rasa itu selalu tumbuh meski telah patah berkali-kali. Billy sendiri tidak...