Billy

1.2K 64 4
                                    

Mulmed : Chance Sutton↔Billy

***

Hari sudah mulai senja, matahari bersembunyi di balik gunung dan tenggelam di lautan. Kami semua pulang, suara mesin mobil bersahutan di halaman rumah Manda.

Kini aku dan Billy berada di mobil dengan nuansa elegant. Suasana nya hening, hanya lampu jalanan dan suara mesin mobil atau klakson dari kendaraan lainnya yang memberi kesan.

"Kamu membuatku terbang tinggi sampai aku lupa caranya turun. Berdua bersamamu adalah video terfavorit yang selalu terputar di kepalaku" batinku sambil diam-diam menatap wajah lelaki itu

"Ra, lo inget ga kapan terakhir gue nganter lo balik?" Ucap Billy memecah keheningan sambil tersenyum miris dengan tatapan yang lurus kedepan, menatap keramaian jalan di Jakarta melalui kaca depan mobilnya

"Lupa" jawabku ketus sambil memalingkan wajahku darinya

"Aduh mati gue, semoga aja dia ga sadar tadi gue liatin" batinku memaki diri sendiri

"Jutek banget sih" ledek Billy "Waktu itu pas lo pulang les, terus berdiri di pinggir jalan sendirian, dan kebetulan gue sama Nabila ngelewat dan ngeliat lo. So, maksa lo buat balik bareng kita. Kejadian itu udah satu tahun yang lalu Ra" jelasnya panjang lebar

Tatapanku lurus kedepan, telinga aku pasang lebar-lebar hanya untuk mendengar kata demi kata yang terucap dari bibirnya, kemudian terangkai menjadi kalimat dan cerita yang membangkitkan ingatanku tentangnya.

Rasa rindu itu sedikit terobati setelah mendengar suaranya, menghirup parfum khasnya, dan menatap wajahnya diam-diam.

"Lo pasti berpikiran kalo gue bakal lupa sama semua kenangan tentang lo" ucapnya yang tersadar aku hanya terdiam, bibirku bungkam tanpa suara

Handphone ku bergetar ditambah dengan layar nya yang menyala pertanda ada pesan masuk. Segera ku ambil handphone dari pangkuan ku dan ku lihat nama Mike yang tercantum di situ.

Mike :
Hei kak.

Good Night☺

Saat aku akan membalas pesan darinya, Billy kembali mengatakan sesuatu.

"Siapa Ra? Nyokap?" Tanya nya santai

"Oh, bukan"

Aku kembali menatap layar handphone ku dan melihat pesan dari Mike yang sebenarnya tadi sudah aku baca. Pikiranku malah tertuju pada pertanyaan Billy barusan. Dia masih bisa berpikir bahwa aku mendapat pesan dari Mamahku. Tidak kah terlintas dipikirannya bahwa aku mendapat pesan dari seorang teman lelaki? Billy, dia adalah sebuah teka-teki yang sampai saat ini belum ku temukan jawabannya.

"Lo lagi deket sama siapa sekarang?" Tanya nya tanpa basa-basi dan sukses membuatku mematung "Gue masih sahabat lo kali Ra, meskipun ga sedekat dulu setidaknya gue masih asik di ajak curhat ko"

Saat mulutku mulai terbuka untuk menjawab pertanyaan darinya, handphone ku berdering dan segera ku angkat telepon dari Mike.

"Hei kak"

"Iya"

"Lo dimana? Sama siapa?"

"Ish, kepo banget deh" bantinku

"Gue lagi di jalan arah balik nih, sama Billy" jawabku

Billy yang sadar namanya disebut langsung menoleh ke arahku.

"Oh gitu, yaudah hati-hati kak" balasnya

"Iya"

Dan sambungan telepon terputus, tidak lagi terdengar suara dengan berbahasa Indonesia namun dialek nya kebule-bulean.

Dear DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang