Laura

1.9K 100 4
                                    

Mulmed : Tessa Brooks↔Laura

***

Saat bel istirahat berbunyi, aku dan teman-temanku berjalan melewati koridor untuk menuju ke kantin.

"Hei kak" sapaan yang serupa oleh orang yang sama. Aku membalasnya dengan senyuman

Mike dan teman-temannya telah berada di kantin lebih dulu.

"Gila lo mike, sejak kapan nyapa cewek?" Celetuk teman nya

"Sejak kapan lo suka sama Tante-tante?" Ujar teman yang disamping nya lagi

"Woi, lo pada nyadar ga sih dari tadi yang diomongin siapa?" Ucap seorang gadis yang menghampiri mereka

Gadis itu adalah Viola, saudara Mike yang sudah lebih dulu sekolah di SMA Merah Putih, sedangkan Mike baru pindahan minggu lalu saat awal semester genap.

"Emang siapa?" Tanya seorang lelaki diantara mereka

"Itu kak Laura!" jawab Viola

"Serius lo?" Mereka terkejut

"Laura Victoria Vanessa?!"

"Iya" jawab Viola

"Masa sih? Gue ga liat muka nya tadi" jawab salah seorang teman nya

Mike masih terus diam dan memadangi Laura dari kejauhan.

Di kursi lain, aku telah duduk bersama teman-teman ku.

"Eh sumpah ya, tadi gue keringet dingin pas ditanya sama Bu Dewi" Tasya mengawali cerita

"Haha.. lo masih mending sya. Nah Aldo, mukanya pucet nahan pipis sangking gemeteran diliatin Bu Dewi mulu" kata Panji yang membuat kami semua tertawa

"Sialan lo! Buka aib temen sendiri" Aldo geram dan menoyor kepala Panji

"Udah-udah gue laper nih" ucapku sambil memegang perutku yang sedari tadi sudah mengeluarkan nada-nada kruyukan "bi" aku memanggil ibu kantin langganan sambil mengangkat satu tangan

Bi Diah, ibu yang berjualan di salah satu stand kantin sekolahku berjalan menuju ke arah kami. Aku dan teman-temanku mulai memesan makanan dan minuman.

"Ehm, jadi apa rencana kalian berdua selanjutnya?" tanya Fanya kepada Nabila dan Billy sampai membuat kami semua terdiam

Keadaan nya menjadi hening, Fanya melirik ku, Manda, Panji, Aurel dan yang lainnya. Seolah bertanya apa yang salah dari perkataannya barusan.

"Woi, tegang gini sih? Lemesin napa biar enak" celetuk Dimas memecahkan keheningan

"Anjir lo, diem-diem sekalinya ngomong gitu banget" sahut Aldi sambil tertawa geli

"Gila lo pada!" Aurel tersenyum sinis seolah mengerti apa yang dibicarakan oleh dua teman lelakinya itu

"Ngomong apaan sih? Gue ga ngerti" aku mengerutkan alis ku keheranan

"Elo Ra, pinter-pinter lemot" ledek Panji

"Ilmu biologi lo kurang Ra" timbal Tasya sambil tertawa

"Jadi Ra, maksudnya tuh suasana nya jangan tegang gitu, enjoy aja" Manda mulai angkat bicara dan menjelaskan. Padahal Manda juga tau apa sebenarnya maksud perkataan Dimas

"Alah sok muna lo Man" ledek Tasya

"Yey, pesanan datang" Nabila mengalihkan pembicaraan. Dan kami semua mengambil pesanan kami masing-masih yang berada di atas nampan

***

Sekarang adalah jam pelajaran terakhir, matematika oleh Pak Ade selama 2 jam pelajaran. Berhubung Pak Ade sakit, jadi siswa kelas XI IPA 4 hanya diberi tugas oleh guru piket.

Dear DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang