What 3

761 39 0
                                    

Mulmed : Tessa Brooks↔Laura, Jake Paul↔Kelvin

***

Laura's POV

Aku sedang bersiap membereskan semua barang-barangku, tidak banyak memang. Di sini aku tidak sendiri, ada Mamah, suster Anna, suster Clara, dan dokter Kirana.

Sepertinya keempat wanita cantik itu memperhatikanku dengan rasa iba, wajah mereka terlihat sendu meski tidak terlalu nampak jelas di mataku.

"Laura, kamu jangan lupa minum obatnya ya" ujar suster Anna mengingatkan

"Iya, kamu kalo ngerasa ada keluhan walau sedikit, langsung bilang sama Mamah kamu ataupun langsung ke ruangan saya" tambah dokter Kirana, dokter Kirana adalah dokter yang kak Kelvin maksud sebagai dokter cantik

Usia dokter Kirana masih cukup muda sekitar 30 tahunan, dia baru bekerja selama 10 tahun dan keluar dari universitasnya sebagai salah satu yang mendapat nilai terbaik saat itu.

"Iyaaaaaa" jawabku

Mereka semua benar-benar bawel. Setelah selesai, aku dan Mamah menuju ke kamar kak Kelvin. Sedangkan Papah akan menyelesaikan administrasiku terlebih dahulu lalu ke kantornya.

***

Tanganku bergerak membuka pintu ruangan dimana kak Kelvin dirawat. Kepalaku masuk terlebih dahulu, tatapanku jatuh pada seorang lelaki yang menoleh dan tersenyum kepadaku.

Tubuhku sepenuhnya masuk ke ruangan, diekori oleh Mamah.

"Pagi Ra" sapa kak Kelvin, dia sedang bersandar di kepala bangkar, punggungnya beralaskan bantal

Aku berlari kecil menghampirinya, lalu berhambur kepelukannya. Aku merasakan kak Kelvin yang sedikit terkejut karena seranganku tiba-tiba.

"Rara nepatin janji ya" ucapku dalam dekapan kak Kelvin

"Sayang, hati-hati dong" ujar Mamah

"Ngga mau dilepas nih?" Sindir kak Kelvin karena aku masih terus memeluknya, padahal kak Kelvin juga balas memelukku

Kepalaku menggeleng dan aku yakin kak Kelvin dapat merasakan itu. Seperti aku yang merasakan kekehan kak Kelvin.

Mamah menepuk bahuku, pelan tapi membuatku merasa terganggu. Tanganku yang melingkar di tubuh kak Kelvin perlahan melepas.

"Mamah ganggu aja deh" gerutuku yang sudah tidak lagi memeluk kak Kelvin

Aku belum memdengar jawaban dari Mamah karena dia sibuk cipika-cipiki dengan kak Kelvin.

"Mamah juga kan kangen sama kak Kelvin nya Laura" ucap Mamah yang dibuat-buat seperti anak kecil

"Apa sih Mah, lebay gitu" aku terkekeh mendengar cara bicara Mamah seperti itu

"Mm, Ra" panggil kak Kelvin ragu

"Yap?"

Kak Kelvin hanya bergumam seolah berpikir.

"Ada apa kakakku sayang?" Tanyaku dengan gemas

"Gue mau-"

"Mau apaaa?"

"Mau apa sih Kelvin?" Mamah juga merasa gemas dengan anak sulungnya

"Gue mau kentang goreng"

Aku dan Mamah terdiam, beberapa detik berikutnya kami tertawa.

"Bilang dong dari tadi" cibir Mamah

"Iya nih" tambahku "Eh tapi emangnya boleh ya?" Tanyaku bingung

"Boleh kok kata dokter juga" jawab kakak dengan antusias

"Oh" aku ber'oh'ria "Oke gue beli dulu ya di kantin, lo udah biasa nunggu kan?" Ledekku

Kak Kelvin memutar bola matanya malas dan Mamah tertawa sambil geleng-geleng kepala.

Author's POV

Laura keluar dari ruang rawat kak Kelvin untuk mengabulkan keinginan kakak tunggalnya itu. Gadis itu menyisakan sang Mamah dan kakaknya.

Keduanya terdiam, menimbulkan keheningan.

"Mah" panggil kak Kelvin

Sandra yang sedang mencuci beberapa jenis buah-buahan pun menoleh.

"Laura secepat itu dirawatnya?"

Mengerti dengan topik yang akan dibahas oleh anaknya itu, Sandra berjalan mendekati Kelvin, seraya menyimpan buah tadi di nakas samping ranjang Kelvin.

Kelvin melihat setiap gerik-gerik Mamahnya.

"Kamu lihat sendiri Laura, dia gadis yang kuat, Mamah udah kehabisan alasan buat bikin dia dirawat" ujar Sandra dengan lembut, ia duduk di kursi yang ada di samping bangkar

"Tapi Mah-" ucapan Kelvin terpotong karena Sandra meraih tangannya lalu menggenggamnya

"Sayang, Mamah tau kamu khawatir sama adik kamu, Mamah dan Papah juga begitu" Sandra terdiam sejenak "Tapi apa kamu tega, ngeliat gimana reaksi Laura pas tau semuanya?"

Kelvin tertegun mendengar pertanyaan Sandra barusan. Ia sendiri tidak ingin membayangkan reaksi adiknya nanti.

"Saat dia merasa sakit, apa pernah dia mengeluh?" Tanya Sandra, matanya menatap wajah Kelvin yang tertunduk

Kelvin mendongak, membalas tatapan Mamahnya.

"Ini salah Mah, kita salah kalo terus nyembunyiin semuanya"

"Kelvin-"

Kelvin berbalik menggenggam tangan lembut Mamahnya.

"Mamah sendiri yang bilang kalo dia gadis kuat, kenapa kita sendiri ga sekuat dia?" Suara Kelvin melembut

Sandra terdiam, ia berkutat dengan pikirannya. Kelvin setia menunggu keputusan dari Sandra.

"Iya Mamah bakal lakuin apa yang menurut kamu baik" Sandra tersenyum optimis, Kelvin membalas dengan tersenyum tulus

Tidak lama setelah itu, Laura telah datang membawa kantung berisi dua kotak pesanan Kelvin.

Laura menghampiri keduanya dengan wajah ceria, sungguh tidak terlihat kalo tubuhnya mulai rapuh karena terus digerogoti dari dalam.

"Mamah sama kakak kayaknya serius banget sih?" Tanya Laura sambil mengeluarkan kotak dan membukanya

Gadis itu menghirip udara dalam-dalam, asap tipis yang mengepul karena kentang yang masih panas.

"Yummy" Laura bergidik mantap

"Buat gue mana?" Tanya Kelvin dengan mengeluh

"Ini buat lo" Laura menyodorkan kentang goreng yang baru dibukanya

"Sweet banget sih anak Mamah" puji Sandra

Ketiganya pun terkekeh.

***

Dikit ya? Iya sedikit, maklum perut kosong jadi gini hehe😂 btw selamat menunaikan ibadah puasa ya😂

Tapi perut ue mulai panas euh😭 apalagi pas ngetik kentang goreng😍:v

Astagfirullah thor-,- inget puasa euh😅

Ayo lah, vote and coment kalian lebih nikmat deh dari kentang goreng yang dipesen Kelvin dan dibeliin oleh Laura😂😁😉

BACA NIH!😂😂👇
Terus baca dan ikutin cerita "Dear Diary" ya, konfliknya bakal mulai bermunculan di part berikutnya. So, jangan baca setengah-setengah😉

Dear DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang