⚫Mulmed : Alissa Violet↔Nabila, Chance Sutton↔Billy
***
Author's POV
Lelaki dan gadis itu sedang duduk berhadapan di dalam sebuh cafe.
"Sampai kapan lo mau gini terus?" Tanya gadis berambut coklat yang panjangnya sebahu dan mengenakan dress biru langit yang mengawali percakapan
"Gue ga tau, gue sendiri bingung sama perasaan gue sendiri" jawab lelaki dengan rambut berponi yang duduk di hadapannya
"Maksud lo?" Gadis itu mengeryit
"Gue ga yakin aja, apa lagi semenjak dia ngejauh dari gue. Padahal, hampir setiap malam gue chat dia"
"Terus?"
"Di bales" jawab lelaki itu singkat
"Masalahnya apa?"
"Sikap dia berubah semenjak satu tahun yang lalu, gue sendiri gatau apa kesalahan gue yang bikin dia seolah jaga jarak"
"Dengan dia nge bales chat dari lo, itu berarti dia emang ga bisa jauh dari lo" ucap gadis itu
Mereka berdua terdiam, seolah berpikir apa yang harus dikatakan.
"Bil, cewek itu butuh kepastian. Dia ga bakal betah berada di zona kenyamanan tanpa adanya kepastian" sambungnya lagi
Lelaki itu hanya terdiam, matanya memperhatikan jari-jari tangannya yang mengetuk meja. Gadis itu terus menatap lelaki dihadapannya yang tidak berkutik.
"Sebagai cewek, gue bisa liat betapa perihnya hati dia disaat lo lagi bareng gue. Dia saat cewek sakit hati, dia ga akan ngomong" ucap nya sambil mencari mata lelaki itu yang terus menundukkan kepalanya "Karena dia sadar, orang lain hanya bisa mendengar, tapi tidak untuk merasakan" sambungnya
"Gue ga ngerti" Billy mendongak menatap gadis di hadapannya sambil mengerutkan kedua alisnya
"Ga peka banget sih lo" gadis itu mendengus kesal
"Ga mungkin banget kalo dia cemburu ngeliat gue sama lo" Billy tertawa miris
"Lo pikir apa Bil? Setelah beribu-ribu perhatian yang lo kasih, ratusan pesan yang lo kirim, atau bahkan hanya sekedar senyum dan tatapan tulus yang lo tunjukin ke dia, semua itu ga akan bikin hati dia luluh?" Jelasnya
Lelaki itu membuka telinga nya lebar-lebar untuk mendengar kalimat demi kalimat yang diucapkan oleh sepupunya itu.
"Cewek itu bukan boneka yang cuma butuh perawatan, perhatian, dan seseorang yang bakal ngejagain dia supaya ga hilang, diambil atau bahkan direbut orang lain" dia terdiam sejenak "Cewek bukan boneka yang gunanya cuma buat dimainin, dibutuhin saat kita butuh teman, atau sekedar pajangan doang" sambungnya dengan suara yang lembut dan tatapan matanya yang memancarkan ketulusan
"Terus gue harus gimana?" Billy frustasi
Gadis itu terdiam dan berpikir, lalu beberapa detik kemudian ia tersenyum puas seolah menemukan solusi.
"Gue rasa, gue harus turun tangan. Gue gamau jadi tempat curhatan lo doang, gue mau bantuin ade gue buat dapetin cintanya" ucapnya dengan antusias sambil tersenyum menatap Billy dan menggenggam tangannya
"Thank's banget, sering-sering lo nginep di rumah gue ya" kata Billy bertanya tapi lebih terdengar sebagai perintah sambil menunjukkan senyun jahil andalannya
Mereka berdua tertawa dan seorang lelaki berjalan dengan melenggak-lenggokkan tubuhnya layaknya seorang perempuan dan menuju ke arah meja Billy dan sepupunya berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Diary
Teen FictionLaura mencintai Billy. Namun saat seseorang datang, Laura memilih untuk menjauh, mengubur perasaannya dalam-dalam, membuat benteng yang kokoh namun tak bertahan lama. Rasa itu selalu tumbuh meski telah patah berkali-kali. Billy sendiri tidak...