1

2.7K 220 17
                                    

Author POV

Dua orang anak bermain bola ditepi sungai. Lebih tepatnya dua anak serupa namun memiliki gander berbeda. Dua saudar kembar. Naoki dan Naomi. Tak ada yang bisa membedakan mereka secara wajah namun rambut Naomi yang sebahu dapat mempermudah membedakannya karena dia seorang anak perempuan.

Wajah mereka mungkin serupa namun sifat mereka bertolak belakang. Naomi walaupun seorang anak perempuan memiliki hobi taekwondo dan olahraga sedangkan Naoki yang seorang lelaki tak diizinkan melakukan hal tersebut mengingat Hito Naoki Prasetya adalah satu-satunya putra Lelaki dari KELUARGA PRASETYA  yang akan menjadi pewaris penuh kekayaannya.

 “Banh sekarang giliranku menendang, dan abang harus siap berjaga.” Ucap naomi sembari mengambil ancang-ancang sebelum melakukan tendangan.

“Cepatlah. Aku akan menangkap tendanganmu.” jawab naoki bersiap dan bersiaga dia area gawang yang hanya dibatasi batu.

Naomi memendang bola dengan keras membuat naoki tak dapat menjangkau bola tersebut. Parahnya lagi bola tersebut terbawa aliran ait sungai namun ke masih terhalang di bebatuannya.

Naomi belari mendekati Naoki yang sedang melihat bola tersebut di tepi sungai.

“Biar aku yang membawanya Bang.” ucap naomi telah bersiap turun ke sungai.

“biar aku saja Mi, yang membawanya. Aku ini anak lelaki.” uCap Naoki dengan gagah tak ingin kalah dengan adik perempuannya yang bisa melakukan kegiatan pria.

“Tapi bang, mami akan marah jika..”

“Mi kamu tak perlu khawatir aku akan baik-baik saja.” Ucapnya meyakinkan. “Lagi pula aku sebenarnya ingin sepertimu yang bisa melakukan banyak hal, mami terlalu berlebihan terhadapku. Padahal aku kan anak laki-lakinya.” Gerutu Naoki kesal.

Naoki menyeburkan diri ke sungai. Sungai tersebut memang tak terlalu dalam namun cukup dalam untuknya yang masih berusia 8 tahun. Naoki tersenyum ketika berhasil mendapatkan bola tersebut.
Naoki segera menepi, dan naomi mengulurkan tangan untuk mempermudahnya kembali kedaratan.

Namun  arus deras datang entah dari mana. Membuatnya kehilangan keseimabangan dari pegangan Naomi. Naomi berusaha sekuat tenaga menahan tangannya agar tetap memegang Naoki.

“Bang Oki!” Teriaknya kaget ketika peganagnnya melemah dan membuat kakaknya terseret arus.

***

Naomi PoV

“Mr, Are you okey? Mr are you okey?” suara itu terdengar samar.

“Are You okey, Mr Prasetya?” tanya pramugari itu ramah ketika aku berhasil membuka mataku.

“I’m fine.” Jawabku dingin.

Tanganku kok terasa hangat? Aku melirik kearah tangan kiriku. Ternyata pramugari itu memegang tanagnku.

“Ah..” ucapnya menjauhkan tangannya dari tanganku. Dan seketika wajahnya berubah memerah.

“I’m so sorry Mr.” Ucapnya menyesal.

“Saya akan membawakan minum untuk anda agar anda bisa lebih tenang.” Tawarnya dan berlalu begitu saja sebelum mendapatkan jawaban dariku.

Lagi-lagi aku bermimpi hal yang sama. Sudah 15 tahun mimpi itu selalu muncul. Mungkin sebuah perasaan bersalah dalam diriku atau mungkin Naoki tak mengizinkan diriku menggunakan identitasnya.

Seharusnya aku meminum obat penenangku terlebih dahulu sebelum melakukan penerbangan.

Hari ini aku kembali ke Indonesia. Jakarta yang telah ku tinggalkan 8 tahun silam.

Aku Shinta NaomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang