19

2.1K 202 33
                                    

Tak terasa 20 hari sudah naomi dan ve menjalin rumah tangga. Selama itu pula meraka menjalani kehidupan yang cukup harmonis. Bagaimana tidak, setiap pagi Ve telah melakukan kewajibannya, dari mulai; menyiapkan makanan dan pakaian kerja naomi, hingga membersihkan apartemen milik naomi yang sekarang ditempatinya. 

Kegiatan Naomipun selalu sama dan berulang tiap harinya. Dari mulai berangkat ke kantor, meeting hingga pertemuannya dengan shani di malah hari. Dan Ve selalu menanti kedatangan suaminya, hingga terkadang tertidur di ruang tv ataupun di meja makan. Walaupun veranda menyadari satu hal, naomi takkan makan malam dengannya tapi makanan selalu di sajikannya. Bahan dia sering kali melupakan urusan perutnya sendiri.

Begitulah kegiatan sehari-hari mereka selama menjalani kehidupan bersama. 

Bagaimana ini bisa dikatakan kehidupan bersama?

Mereka saja saling acuh satu sama lain. Tidak. Maksudnya Naomi mengabaikan keberadaan ve. Ve masih tetap veranda yang sedikit bawel bertanya ini itu, dan tetap semangat walaupun naomi hanya menjawabnya dengan kata iya atau tidak saja. Naomi tampak menghindari ve. Dari mulai berbicara apalagi menatap langsung kedua mata ve. 

Dan hari ini pun sama. Pagi ini mereka sarapan bersama. Naomi hanya terfokus menikmati makanannya. Sedangkan ve bercerita cukup banyak, terutama tentang apa yang dialaminya hari kemarin. 

"Mi, bisa kan kamu malam ini pulang lebih awal?" pinta ve.

Naomi memilih tak memberikan jawaban.

"Ayah dan ibu malam ini akan berkunjung kemari." terang ve.

  "ku usahakan." jawab naomi dingin, serta mengakhiri sarapannya walau hidangannya belum habis dilahapnya.

"kamu akan pergi sekarang?" tanya ve lagi.

"Aku akan mengantar pacarku ke bandar." ucap naomi seraya mengenakan jasnya. "pindahkan semua barangmu ke kamarku." ucapnya datar.

  Walaupun mereka tinggal satu atap, tapi mereka memiliki kamar masing-masing. Karena keduanya memang menolak tidur bersama dengan alasan berbeda. 

Sepeninggalan naomi, ve segera membereskan kamarya. Semua pakaian dan barangnya di simpan rapi di kamar naomi. Tak lupa membereskan setiap inchi ruang di apartemennya. Foto pernikahannya dengan naomi di tatanya dengan rapi. Semuanya hanya untuk mengelabui kedua orang tuanya. Bukan maksud membohongi orang tua mereka, tapi entah mengapa ada perasaan tak ingin kehilangan naomi. 

Menjelang malam ve segera memasak menyiapkan makanan. Dia tak ingin tamu istimewanya datang sebelum makanan masak. Ve sedang asyik mengupas bawang bombay dan mengirisnya. Dan fokus dengan kegiatannya. Hingga tanpa sadar, seseorang memeluk pinggangnya, sebuah kepala bersender dipunggungnya.

"tumben naomi kaya gini, pasti efek kedatangan ayahku. Jadi so manis kaya gini." pikir ve di hati.

"Ayolah kamu jangan memperlambat pekerjaanku." pinta ve. 

Ciuman mendarat ditengkuk leher ve. "Ini ada yang salah." filling ve saat itu.

"Na.." ve berbalik. "Lepaskan aku! Kenapa kamu bisa masuk?" Ve mendorong tubuh pria itu.

Tapi pria itu malah semakin merapatkan tubuh ve. Mencoba menggerayami bagain tubuh ve dengan bibir dan tangannya. 

Ve menginjak jemari kaki sang pria cukup keras. Membuat sang pria melepaskan pelukkannya. Seketika ve mencoba menjauh. Dan pria itu mengejar ve. Hingga akhirnya ve tak bisa bergerak karena tembok.

  "Seharusnya dari awal kamu menjadi milikku Jessica Veranda." ucap pria itu.
Dan membuat tangis ve pecah.

  Tak berselang lama tubuh pria itu menjauh. Akibat dorongan dari belakangnya. Pria itu mendapatkan pukulan keras.

Aku Shinta NaomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang