Wanita muda berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Rambut panjang bergelombang kecoklatan terurai. Rambutnya bergerak seiring alunan lagu, yang bergoyang kekiri ke kanan. Tubuhnya tegap, riasan diwajahnya tak begitu mencolok. Make up natural membuatnya terlihat cantik alami.
Gaya pakaiannya, lebih casula dibandingkan wanita seumurannya. Santai namun tetap sopan. Bukan highheels yang bertumpu dipijakkannya. Namun sneakers putih menyelimuti telapak kakinya.
Memasuki sebuah ruangan
dr. Nadhif Syahreza, Sp. KJ
Atau lebih tepatnya ruangan dokter spesialis kejiwaan.Crek.
"Shinta. " panggil wanita paruh baya. Wanita yang disebut shinta itu tersenyum.
"Mami sudah selesai?" sang ibu menggeleng menjawab pertanyaan anaknya.
"aku tunggu di luar ya Mi. " ucapnya memegang telapak tangan ibunya meyakinkan sang ibu bahwa dia takkan meninggalkannya.
"Shinta, jangan lupa jadwal pertemuan kita pukul satu." ucap dr Nadhif usianya seusia dengan shinta.
Shinta mengangguk. Dan setelahnya berpamitan keluar.
Shintapun sudah beberpa bulan ini menjadi pasien dari dokter Nadhif, sebagai rasa penghilang trauma dan membantu mengatasi rasa bersalahnya. Tentang masa lalunya. Hito Naoki.
Ya Shinta Naomi. Wanita itu Shinta Naomi.
Naomi memutuskan berkeliling melihat-lihat keadaan rumah sakit. Sedikit menengok pada bilik bilik rawat pasien.
Deg.
Naomi terhenti disebuah bilik pasien. Nama tertera di dekat pintu, membuat mata naomi berair. Nama yang dirindukannya.
"apa ini kamu?" batin naomi mengelus papan nama pasien itu.
Naomi memberanikan diri membuka pintu.
Crek.
"Suster jangan paksa aku makan. Aku tak lapar." ucap perempuan yang duduk diranjang beralaskan meja makan pasien yang dijadikannya sebagai meja tulis.
Perempuan itu tampak sibuk dengan tulisanya. Kepalanya sempurna tertutup perban.
Naomi semakin mendekat. Membuatnya semakin yakin. Air matanya tak bisa terbendung lagi. Dia segera berlari. Dan memeluk perempuan itu.
"verandaa.. Akhirnyaa aku menemukanmu.. Aku merindukanmu Ve." lirih naomi.
Si perempuan Tampak kaget. "suster kenapa? Dari tadi aku disini ko. " jawabnya.
Naomi merasakan ada yang aneh dengan ve. Membuatnya mengakhiri pelukkannya.
"suster baru ya disini? Kok nangis sih? " ucapnya polos. "aku lagi belajar nulis suster. Lihat tulisanku baguskan."
Perempuan itu memperlihatkan tulisannya pada Naomi.
SIMTA MAONI.
Naomi mengerutkan kening.
"aku menulis sesuatu yang ku ingat di kepalaku. Aku rasanya selalu mencoba mengingatnya. Aku menulis Sinta Naomi. Kata suster yang mengajariku itu sebuah nama orang. Aku rasa aku harus bertemu dengan orang itu."
Naomi tak mengerti apa yang terjadi pada kesayangannya. Naomi menghapus air matanya merebut pensil milik ve dan memperbaiki tulisannya.
"aahhh pantas saja aku merasa aneh ternyata salah ya. Maaf suster aku belum bisa mengingat huruf m dan n dengan baik. " ucapnya tersenyum Tanpa rasa bersalah.
Ve terus menerus menuliskan nama naomi diselembar kertas itu. Hingga lembaran penuh. Namun ve terus bercerita segala hal layaknya anak kecil menceritakan pengalamannya.
"kata ayah aku sakit, jadi aku disini dan susah mengingat semuanya. Tapi ayah bilang aku anak yang pintar jadi aku akan mengingatnya dengan cepat."
Naomi mengangguk menahan air matanya.
"oh ya suster kita belum berkenalan. Walaupun suster sudah tau namaku, rasanya tak sopan kalau kita tidak berkenalan. " ve menatap naomi. "aku jessica veranda. " ve mengulurkan tangannya.
"Naomi. Shinta Naomi. "
Ve membulatkan mata, namun tersenyum seketika.
"kita bertemu lagi. Memulainya dari awal lagi. Namun kini aku takkan melepaskanmu lagi."
***
Yeeeyyy beres jugaa yaa cerita yang satu ini akhirnyaaaa.. Maaf lamaa.. Maaf tak seperti cerita lainnya yang biasanya selesai cepat. Maaf yaa berhubung sedikit sibuk akhir akhir inii...
Terimakasih selalu setia dengan tulisanku yang terkadang ngalor ngidul ga jelas.. Hhehe
Oh yaa seperti biasanya...
Pelajaran apa yang kalian dapat dari cerita kali ini?"Kita mungkin paling dekat, tapi belum tentu kita mengenalinya dengan Baik."
See youu.. Di ceritaa "Kitaaa"
Salam "blueFkey"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Shinta Naomi
FanfictionKehidupan seakan memenjarakanku. Bagaimana tidak? Aku hidup dengan identitas orang lain. Selama 15 tahun aku hidup menggunakan nama saudara kembarku. Hito Naoki. Aku rindu dengan namaku. Aku rindu orang-orang memanggil namaku. Shinta Naomi. Hingga s...