Kinal pov
Aku meninggalkan melody di cafe setelah Nat datang. Sebenarnya aku tak ingin meninggalkannya. Tapi saat dia berkata pergi saja rasanya itu pengusiran yang diatunjukan.
Apalagi kata-katanya yang sebelumnya saat dia berkata 'bukankah kau yang menjauhiku lebih awal? Aku hanya mempermudah jalanmu.'.
Menyakitkan.
Aku memang yang terlebih dahulu menjauhinya saat dia memutuskan berpacaran dengan Dyo. Aku marah saat itu, cemburu dan kesal. Hatiku terasa sakit. Sampai akhirnya aku sadar sakit itu karena perasaanku.
Ya aku mencintainya.
Mencintai sahabatku Melody Prasetya.Tapi bukankah kali ini hasil kita seri? Dia sekarang menjauhiku. Bahkan menjauhiku hingga keluar dari JKt.
Siapa yang kekanakkan? Aku butuh alasan kenapa dia marah dan dingin padaku.
Apa karena aku pernah mencium bibirnya ketika aku mabuk? Atau karena cewek yang kini duduk disampingku?
"kenapa Nal?" suara itu samar terdengar aku terlalu asik dengan lamunanku. "Devi Kinal Putri, Apa kamu mendengarkanku?" ucapnya sedikit membentak.
"aku tak apa Nat." jawabku dingin.
"kamu aneh. Mungkin ragamu berada di dekatku tapi kenapa jiwamu serasa tak disini. Apa kamu SENGAJA meninggalkan jiwamu bersamanya?" ucapnya memberikan penekanan.
Kamu benar Nat. Pikiran dan jiwaku bersama Melody tidak untukmu.
"Nat, aku baru ingat aku harus menjemput ibuku di bandara. Sepertinya kau pergi sendiri saja." ucapku seraya memberhentikan kendaraanku.
"Apa kamu mau menurunkanku ditengah jalan seperti ini? Kamu Tega TNal." ucapnya marah diliputi rasa kecewa dengan sikapku.
"maafkan aku Nat, aku akan memanggilkan taxi untukmu. Besok aku akan ke apartemantmu." ungkapku.
"kamu tak perlu repot memanggilkan taxi, aku akan menyuruh Boby menjemputku." ucapnya memanasiku seraya keluar dan membanting pintu mobilku.
Aku segera melaju, aku mengembalikan arah tujuanku. Aku akan ke tempat semula.
Ya ke cafe tersebut. Aku ingin menemui melody kembali. Entahlah aku merasa khawatir padanya.
Sesampainya di cafe aku tak menemuka melody disana. Apa dia telah bertemu dengan ve? Aku mencoba menghubungi handphone ve, namun baik melody ataupun ve tak mengangkat panggulan dariku.
Aku semakin khawatir. Sampai seorang pelayanan menghampiriku.
"maaf mbak, apakah anda teman dari mbak melody?" tanyanya dan aku mengangguk mengiyakan."mbak melody menitipkan ini untuk mbak." ucapnya eeraya memberikan secarik kertas.
"Trimakasih." ucapku dan pelayan tersebut meninggalkanku.
Ku baca kertas kecil tersebut.
'Ve, aku tunggu di club biasa. Suasana hatiku sedang buruk.'Tanpa berpikir panjang, aku memacu kendaraanku ke club yang baru kemarin malam ku kunjungi.
Tak sampai 20 menit aku telah sampai disana.
Aku mencoba mencari keberadaannya diantara orang banyak. Sampai kulihat dia tengah minun di bar. Samping kanan kirinya bersama lelaki hidung belang yang menggodanya. Mencolek tubuhnya.
Aku kesal dentan sikap lelaki hieung belang itu. Aku segera menghampirinya. Dan menarik tangannya. Menemukanku tampak kaget menemukanku di tempat yang sama.
"Kinal?" ucapnya tak percaya. "sudahlah! Lo pergi saja. Urus saja Natali mu itu." ucap melody menolakku. "Aish kenapa kamu terasa nyata." Gerutunya kembali minum "dia kan tak mungkin kemari dia pasti sedang bersenang-senang dengan Nat." Gerutunya lagi kesal menganggap keberadaanku hanya ilusi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Shinta Naomi
FanfictionKehidupan seakan memenjarakanku. Bagaimana tidak? Aku hidup dengan identitas orang lain. Selama 15 tahun aku hidup menggunakan nama saudara kembarku. Hito Naoki. Aku rindu dengan namaku. Aku rindu orang-orang memanggil namaku. Shinta Naomi. Hingga s...