Author pov
"Naomii" ucap veranda setelah membukakan pintu. "Kamu dari mana aja?" Tanyanya cemas.
Naomi menatap veranda dan tersenyum keppadanya. Mengusap kedua pipi istri tercintanya.
"Kamu kok pucet banget sih sayang?" Tanya naomi.
"Mungkin karena ga make up Mi." Tembal veranda.
Naomi tersenyum getir. Jelas dia membaca raut kebohongan dalam mimik veranda. Naomi bisa membedakan ve yang pucat karena tanpa polesan make up atau karena sakit. Mereka hidup bersama sudah hampir 8bulan. Bagaimana mungkin naomi bisa salah membedakan wajah pucat dari veranda?
Mereka segera menuju kamar. Naomi membuka pakaiannya. Sesangkan ve menyiapkan air hangat untuk Naomi.
"Kamu seharian pergi kemana sayang?" Tanya Naomi.
"Aa..aku?" Ve terlihat berpikir. "A..aku jalan-jalan yank. Hehe."
"Jangan jalan-jalan teruuss. Nanti gimana kalau sakit?" Naomi mengelus rambutnya.
"Airnya udah siap. Kamu mandi gihh bauu tahuu." Ledek ve.
"Aku tahu ve ada yang kamu sembunyikan dari aku. Tapi aku akan menunggumu bicara." Lirih naomi
Naomi mengangguk dan segera bergegas ke kamar mandi. Selagi Naoni mandi ve menyiapkan pakaian untuk Naomi serta makan malam untuk Naomi.
Usai Naomi membersihkan diri Naomi segera menghabiskan sajian makanan yang dibuatkan veranda untuknya. Makanan yang dibUat dengan cinta itu dihabiskannya dengan lahap tanpa tersisa.
Kini mereka berbaring. Veranda menyandarkan kepalanya di bahu Naomi. Tangan naomi tak tinggal diam mengelus rambut veranda penuh cinta.
"Verandaa.. banyak yang terjadi akhir-akhir ini. Aku ingin menceritakannya dari kemarin-kemarin tapi kelihatannya kamu sibuk jadi aku tak sempat bercerita padamu." Cerita Naomi.
Ve melihat ke arah Naomi. "Maafkan aku sayang. Aku ga bermaksud untuk....."
Naomi mengeratkan pelukkannya. "Sudahlah Ve gak apa-apa. Lagian masalahnya sudah bisa ku selesaikan?"
"Oh yaa?"
Naomi mengangguk meyakinkan. "Yaa aku sudah membongkar kebusukan Nat pada Mbak Imel. Aku yakin hubungan Mbak imel dan kinal akan membaik. Mereka pantas bahagia."
"Kamu benar Mi, mereka dari dulu saling menyukai tapi tak ada yang berani memulai. Mungkin bukan tak berani, tapi mereka takut ada perubahan besar dari status persahabat mereka. Mereka takut kehilangan."
"Tapi ve mungkin masalah kealahpahaman mereka sudah berakhir. Tapi sepertinya masalah kealaahpahaman diantara kita belum selesai ve."
"Maksudnya?" Ve bingung.
"Ve, sebenarnya Nat mengetahui kebenaran tentang aku. Dia tahu aku perempuan. Dan kamu tahu mungkin akibat yang mungkin terjadi akibat aku membongkar kebenaran Kinal."
"Apa Nat akan membongkar tentangmu juga Mi? Apa dia mengancammu? Kenapa kamu tak menceritakannya padaku?" Cecar ve.
"Dia tidak lagi akan mengancamku Ve. Tapi mungkin dia akan langsung melempar bom itu sekaligus. Aku bukan tak ingin bercerita padamu Ve. Tapi aku lihat ada yang sedang kamu pikirkan. Aku hanya tak ingin membebanimu."
"Veranda, sepanjang hari aku berpikir. Kita tidak bisa terus menutupinya. Maksudku aku tak bisa terus berbohong tentang identitasku. Terutama pada keluargamu."
"Menurutmu apa lebih baik aku jujur tentang aku pada keluargamu?"
"Tapi Mi bagaimana dengan mami? Selama ini bukankah kamu melakukan kebohongan untuknya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Shinta Naomi
FanfictionKehidupan seakan memenjarakanku. Bagaimana tidak? Aku hidup dengan identitas orang lain. Selama 15 tahun aku hidup menggunakan nama saudara kembarku. Hito Naoki. Aku rindu dengan namaku. Aku rindu orang-orang memanggil namaku. Shinta Naomi. Hingga s...