Shani POV
Hari ini aku bisa kembali ke Jakarta 2 hari lebih cepat dari jadwal penerbanganku. Aku meminta barter jadwal dengan temanku hingga bisa pulang lebih awal. sebelum pesawat melakukan take off, aku mengirim pesan pada Naoki mengabarkan aku akan pulang hari ini. Ada sedikit harapan bahwa dia datang menjemputku. Ya walaupun kemungkinan itu sangat kecil mengingat dia baru saja pulang dari Medan tadi malam.
"kamu kirim pesan pada pacarmu?" tanya Viny. Aku membalasnya dengan anggukan.
"sebaiknya kamu sedikit berhati-hati dengannya, pertama kalian baru kenal beberapa hari, kedua dia itu biasa hidup di barat pasti kebudayaannya pun akan ikut terbawa oleh gaya eropa." terang Viny.
"aku mengenalnya sudah cukup lama, dari sekolah dasar. dia cinta pertamaku." ucapku tersenyum.
Viny memilih membaca koran. "wah ternyata kemarin putri tunggal pengusaha terkenal Tanu menikah. Dengan siapa ya?" cakapnya antusias.
Viny membacanya dengan serius. Sampai ku lihat mimik wajahnya berubah, matanya membulat, terlihat kaget dan takut.
"coba aku lihat." tanyaku penasaran hendak merebut surat kabar tersebut.
Baru saja aku membaca headline news nya Viny kembali merebutnya.
"Sudahlah, korannya sungguh tak menarik." Viny merebut begitu saja. Seakan ada yang ditutupinya.
Aku tak terlalu memperdulikan tingkah dan perbuhan sikapnya. Aku terlalu bersemangat untuk bertemu Naoki hari ini.
"apa kamu yakin dengan Naoki?" tanya Viny tiba-tiba dikeheningan diantara kami.
"kenapa kamu bertanya seperti itu?" aku penasaran apa yang salah dengan Naoki atau dengan dirinya.
"sudahlah lupakan." ucapnya pergi begitu saja dengan membawa koran tersebut bersamanya.
Setelah penantian cukup panjang, akhirnya aku bisa kembali menginjak tanah kelahiranku. Rindu dengan suasana jakarta rindu dengan adikku dan pastinya aku sangat merindukan Naoki.
Ku melihat sekelilingku saat mencapai ruang tunggu bandara, berharap menemukan Naoki disana.
Tapi kecewa menghampiri tak ada Naoki yang menanti kedatanganku. Aku terlalu berharap kehadirannya. Pastinya dia kelelahan setelah melakukan pertemuan dan perjalanan di Medan.
"dia tak datang nenjemputmu?" tanya Viny. Aku hanya bisa menggeleng menjawabnya.
"kita pulang bersama ya, sudah lama kita tak pulang bersama." lanjutnya dan aku mengangguk setuju.
Kami memasukkan barang bawaan kami kedalam taksi.
"Shani!" seseorang menyerukan namaku.
Senyumnya mengembang saat melihatku, nafasnya masih tak beraturan karena lelah atau mungkin dia berlari.
Dia berjalan mendekatiku, senyumnya semakin mengembang. Aku membalas senyumnya. Sungguh aku merindukannya. HITO NAOKI.
"Maaf ya Shan. Aku terlambat." ucapnya dengan nafas masih tak teratur.
Aku berpamitan dan meminta maaf pada Viny karena tak bisa pulang bersamanya. Viny hanya mengangguk tanpa memberikan jawaban. Viny pun pergi dengan taxinya.
Tanpa di perintah Naoki membawakan barang bawaanku.
"ternyata barangmu cukup banyaknya." komentarnya "apa kau membawa oleh-oleh untukku?" candanya.
Kami berjalan beriringan bersama membicarakan hal yang ku lakukan selama di kuala lumpur. Sedangkan Naoki mendengarkanku dengan seksama, hanya berkomentar saat dia merasa perlu mengomntarinya. Entah mengapa aku merasa dia sedikit dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Shinta Naomi
FanfictionKehidupan seakan memenjarakanku. Bagaimana tidak? Aku hidup dengan identitas orang lain. Selama 15 tahun aku hidup menggunakan nama saudara kembarku. Hito Naoki. Aku rindu dengan namaku. Aku rindu orang-orang memanggil namaku. Shinta Naomi. Hingga s...