"Naomii, bangun! " ve menggoyangkan tubuh naomi yang memeluknya erat.
"Nyaman tau vee. Morning kissnya mana?" tagih naomi pada kegiatan yang kini rutin diberikan veranda.
Cup.
Veranda mengecup bibir naomi."mandi sana! Katanya mau ke tempat mama. " veranda mengingatkan akan obrolan mereka kemarin malam.
"hmm iya iya sayangg."
naomi bangun dari tidur. Dan terduduk sembri menarik ve sehingga duduk dipangkuannya. Naomi pun memeluknya posesif dengan kepala yng bersandar di punggung veranda.
"ve apa kamu siap dengan kemungkinan buruknya. Mungkin saja, aku diusir oleh keluargaku. Dan mungkin, saat kita jujur pada keluargamu, apa ayah akan menerimanya putrinya menikahi seorang perempuan juga? "
"udah yaa sayaang mending kamu mandi dulu sana yaa. " veranda beranjak dari pangkuan naomi.
"iyaaa iyaa sayaang. Kamu mau mandi bareng aku?" ajak naomi memainkan alis yang dihadiahi lemparan bantal oleh ve. Dan naomi tertawa akan sikap ve.
***
Naomi dan Veranda saling menatap satu sama lain. Naomi mengangguk menggenggam tangan Veranada. Seolah hari ini mereka akan melawan perang. Ya ini perang, namun bukanlah perang di medan perang. Ini perang. Ini pertaruhan mempertaruhkan hubungan, akan hubungan banyak hal. Bukan hanya satu hubungan tapi melibatkan hubungan kompleks. Antara Naomi, veranda sertaa dua keluarga yang dipersatukan atas pernikahan Mereka.
Kini Naomi dan Ve sudah berada dikediaman orangtuangnya lebih tepatnya orang tua Naomi. Mereka bermaksud membeberkan kebenaran yang entah akan diterima atau tidak namun kebenaran tetap harus diungkap. Karena sejatinya tak ada kebohongan yang kekal. Tak ada kebohongan yang bisa dibenarkan. Kebohongan tetaplah kebohongan. Tidak ada kebohongan untuk kebaikan. Itu bulshit, hanya untuk menutupi rasa bersalah.
"ve.. " naomi mencoba meyakinkan bahwa mereka benar-benar mengungkap semua ini.
"kita sudah melangkah sejauh ini, dan rasanya niat baik tak baik kita urungkan." ve meyakinkan naomi.
Naomi tersenyum. Membuat mereka melangkah memasuki rumah kediaman Prasetya dengan bergandeng tangan saling menguatkan dan penuh keyakinan.
Crek.
"kok pada sepi sih yank?" tanya ve heran melihat sekelilingnya yang sepi, karena biasanya walapun hanya bertiga rumah ini akan bising oleh musik yang distel Melody.
"ga tau sayang. Aku cari bi inah dulu yaa, buat mastiin." ucpa naomi seraya menuju ruangan belakang mencari asisten rumah tangga keluarganya.
"bi... Bi inahh! " teriak naomi.
Terlihat bi Inah yang belari mendekat dengan membawa beberapa perlengkapan ibunya. Naomi menatap heran dengan barang bawaan bi Inah.
"bi... Ii... "
"Mas.. Ibuu Mas..." ucap bi inah terbata-bata dan panik.
"kenapa Bi? Mamah kenapa?" naomi membaca raut wajah bi inah, bahwa ada yang tak baik dengan keadaan ibunya.
"ta.. Tadi pagi orangtau mbak veranda datang ke rumah dan bertemu ibu karena bapak sedang di luar kota. " cerita terhenti.
"loh kok aku ga dikasih kabar Bi? "
"i... Ibu masuk rumah sakit Mas. " ucap bi inah menjelaskan sitausi kepanikkannya.
"apa? " naomi tak percaya dn segera belari.
Veranda melihat kepanikan diwajah 'suaminya'. Namun veranda segera mengerti bahwa ada yang tidak beres dan membuatnya langsung mengikuti naomi yang berjalan ke luar.
Veranda hanya menatap Naomi yang tampak cemas. Raut wajah naomi tampak begitu serius. Bukan karena sedang berkendara, veranda tau naomi memikir hal lainnya.
"ada apa Mi? " tanya ve penasaran saat lampu merah dengan memegang bahu naomi.
"eh? " naomi terkejut. "mama ve. Mama di rumah sakit. "
"mama sakit apa Mi? " tanya ve khawatir.
"aa.. Aku ga tau ve. Mamah tiba-tiba pingsan saat mengobrol dengan ayah dan ibu pagi ini. " jawab naomi.
"ayah dan ibu kemari?" tanya ve meyakinkan dan naomi mengangguk. "apa yang mereka bicarakan? " ve penasaran dan naomi hanya mengangkat bahu mengartikan diapun Tak mengetahui maksud kedatangannya.
"filling ku ga enak ve. " ucap naomi mengungkap ketakutannya.
"kamu sabar dan tenang ya sayang. Mamah pasti baik-baik aja kok. " ve mencoba memberikan dukungan.
Naomi menggeleng. "ini bukan hanya tentang keadaan mamah ve. Tapi ini tentang kita, aku rasa seseorang vergerak lebih cepat dari yang aku bayangkan. "
"maksudmu Mi?" ve tampak bingung.
"aku pikir ayah dan ibu sudah tau kebenarannya ve. Apa kamu akan teteap disisiku setelah ini ve? Aku taku kehilangan kamu. Keluargaku." naomi mengungkapkan ketakutannya.
***
Naomi menggandeng veranda dengan berjalan lebih cepat. Berjalan menyususri koridor rumah sakit. Naomi mengkhawatirkan keadaan ibunya sekaligus membuktikan bahwa ketakutannya salah.Mereka melihat kedua orangtua ve yang tampak berbincang dengan kinal. Dapat terlihat wajah marah sang ayah dan kinal mencoba menerangkan keadaannya perlahan.
"ayah!" naomi mendekat hendak memberikan salam.
Namun apa yang di dapatnya. Pak tanu justru membuang muka. Begitupun istrinya. Dan pak Tanu langsung menarik lengan Ve kasar menjauhkan ve dari naomi.
"ayahh sakit. " ringis ve membuat naomi hendak protes atas perlakuan ayah pada istrinya.
"kamu! Diam! Jangan mendekati putri saya lagi. " ucap pak tanu tegas.
"ta.. Tapi yah."
Plak.
Tamparan dihadiahi pak Tanu pada Naomi.
"saya tak sudi dipanggil ayah oleh orang sepertimu. "
"tapii ayaahh.. Biarkan aku menjelaskannya. A.. Ku.. "
Plak.
"cukup. Saya tak mau mendengar apapun darimulut pembohongmu itu. Saya akan membawa kembali putri saya. Putri saya akan menggugat cerai." ucap pak tanu tegas.
"tapi yah aku mencintai na... " belum sempat ve memberikan pernyataan ayah Veranda menariknya menjauh dari naomi.
"vee.. Verandaa. " naomi belari mengejar ve. Mencoba mendapatkan apa yang seharusnya menjadi miliknya.
"sudahlah Mi." kinal menghentikan Naomi. "kita akan menjelaskannya nanti."
"ayah pasti mendengarnya dari Nat kan? " prediksi Naomi.
Kinal menggeleng. Naomi mengerutkan kening. "juanito." nama yang hampir saja terlupakan dlaam benaknnya.
"arrghh siaal. " kesal naomi. "ternyata mereka bekerjasama." naomi geram.
"tenang Mi. Kalau ve menjelaskan situasinya dan kebenarnya bahwa kamu tak pernah berbohong padanya, mungkin saja om tanu akan mengerti Mi. " ucap kinal mencoba menenangkan naomi.
"mungkin?" naomi tersenyum meremehkan. "aku tak butuh kemungkinan. Aku butuh kepastian." menatap kinal
"dan satu hal lagi Nal. Ini bukan perasaan cinta aku dan veranda. Tapi ini tentang bagaimana orangtua menginginkan yang terbaik untuk ananknya. Dan beliau akan merasa telah gagal melaksanakan tugas terakhirnya sebagi orangtua yang melepas putrinya. Karena menikahi putrinya dengan seorang pembohong, dan menikahkan putrinya dengan gander yang sama, seperti diriku. " ucap naomi memasuki kamar ibunya. Bersiap dengan kemungkinan lain yang akan jauh lebih buruk.
Tbc
Maaf menghilang lama.. Lagi sibuk akhir akhir inii.. :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Shinta Naomi
FanfictionKehidupan seakan memenjarakanku. Bagaimana tidak? Aku hidup dengan identitas orang lain. Selama 15 tahun aku hidup menggunakan nama saudara kembarku. Hito Naoki. Aku rindu dengan namaku. Aku rindu orang-orang memanggil namaku. Shinta Naomi. Hingga s...