Tak ada perbincangan diantara kinal dan Melody. Entah tak ada yang mau memulai, entah masih ada amarah atau mungkin rindu.
Kinal fokus mengendarai kendaraannya sedangkan Melody fokus melihat ke arah jendala karena mungkin disana jauh lebih menarik dibandingkan bersama dengan perempuan dingin seperti Kinal.Kinal menghela nafas kasar. Membuat Melody memperhatikannya. Dua sahabat yang sangat dekat berubah saling menjaga jarak.
"kenapa jadi canggung gini? Jadi degdegan lagi ada didekatnya." pikir Melody.
"Mel apa kamu tak merasa aneh?" tanya kinal mengawali pembicaraan.
"iya ya, ini terasa sedikit aneh." jawab Melody tersenyum tak jelas entah terpaksa atau karena canggung.
"ternyata kamu pun merasakan keanehan diantara mereka. Apa yang sebenarnya mereka sembunyikan?" Kinal masih dengan mimik serius.
"mereka?" Melody sedikit bingung. Bukannya seharusnya kata 'kita' yang digunakan kenpa 'mereka'?
"iya. Naoki dan Ve. Aku rasa ada mereka menyembunyikan sesuatu." spekulasi Kinal.
"sebenarnya ve hamil." ucap Melody pelan namun tetap membuat Kinal menginjak rem secara mendadak karena kaget.
Kinal menepikan kendaraannya agar bisa berhenti terlebih dahulu tanpa menggaggu pengguna kendaraan lainnya.
"kamu ingat saat handphone kami tertukar? Mereka dalam keadaan di ranjang." ucapnya pelan. "aku harap kamu merahasiakannya."
"rasanya bukan itu yang mereka sembunyikan?" pikir kinal di hati. "apa ada hubungannya dengan nama Naomi? Apa nama itu yang merusak ve atau mungkin sebenarnya ve menyukai seorang perempuan namun dia tak mau mengakuinya pada kita semua?." Kinal tampak berpikir.
Melody cemas terhadap Kinal yang hanya terdiam. Melody menyakini bahwa Kinal sekarang marah besar pada adiknya karena kinal sangat menjaga ve selama ini karena mereka berasal dari panti asuhan yang sama.
"maafkan adikku Nal." Melody menangis.
Tangan kanan kinal mendarat di pipi kanan Melody. Bukan sebuah tampran tapi sebuah belaian dipipi chubby yang selalu membuatnya gemas. Mengelus pipi halus tersebut menyibakkan air mata yang mengalir di matanya.
Kinal mendekat wajahnya. Semakin dekat. Dan membuat Melody memejamkan matanya. Hidung mereka sudah menempel satu sama lain. Jarak bibir mereka hanya tinggal beberapa inchi. Bahkan tangan kanan Kinal membelai bagain bawah bibir melody.
Cup.
Melody terkejut. Saat kecupan itu jatuh di keningnya. Kinal mengelus rambut Melody dan mengecupnya kembali diubun-ubunnya. Dan menjauh dari Melody.
"aish, kenapa aku memejamkan mata segala? Apa aku mengharapankan ciuman itu jatuh dibibirku??" runtut melody dihati dengan wajah yang sudah memerah.
Kinal yang menyadarinya hanya tersenyum dingin.
"tapi Mel, aku yakin adikmu takkan melakukan itu. Walaupun kami hanya berhubungan via seluler, tapi aku tahu dia adik yang baik." pendapat Kinal. "pasti ada laki-laki lain atau mungkin teman dekat ve yang lainnnya. Apa ve pernah bercerita tentang teman kencannya?" tanya Kinal dijawab dengan gelengan Melody.
"atau kamu pernah mendengar teman ve yang bernama Naomi atau ve bercerita tenang Naomi?" lanjutnya.
"Apa?" Melody terkejut.
Kinal pov
Untuk mengurangi rasa penasaranku, tentang nama itu aku memutuskan untuk bertanya pada Melody. Aku tak tau ini adalah waktu yang tepat atau tidak tapi rasa penasaranku sungguh tak bisa ditahan lagi. Melody seakan kaget saat aku menyebut nama Naomi. Apa dia benar-benar mengenal nama itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Shinta Naomi
FanfictionKehidupan seakan memenjarakanku. Bagaimana tidak? Aku hidup dengan identitas orang lain. Selama 15 tahun aku hidup menggunakan nama saudara kembarku. Hito Naoki. Aku rindu dengan namaku. Aku rindu orang-orang memanggil namaku. Shinta Naomi. Hingga s...