Shani POV
Pesawatku telah mendarat di bandara soekarno hatta. Ku sapa ramah setiap penumpang yang akan meninggalkan pesawat. Bersama rekan-rekan lainnya, aku keluar kabin pesawat menuju area dalam bandara.
Tidak sabar rasanya bertemu denyan kekasihku. Aku rindu padanya. Dan naoki berjanji akan langsung menemuiku dan menungguku di bandara. Selain itu, dia telah mengosongkan jadwal kerjanya hari ini khusus untukku. Senang rasanya menjadi seseorang yang istimewa dan diistimewakan.Naoki benar-benar menepati janjinya. Ku lihat dia sudah berada di bandara. Tapi sepertinya dia datang tak seorang diri. Ada seorang perempuan yang kini menjadi lawan bicaranya. Melihat ekspresi keduanya, ku yakini mereka membicarakan hal yang serius bakan seperti terjadi percekcokan diantara mereka. Naoki tampak marah sedangkan perempuan itu terlihat sedih dan kecewa. Apa yang terjadi pada mereka sebenarnya?
Untuk mengurangi penasaran dan rasa gusar dihatiku. Alangkah baiknya aku segera menghampirinya.
"Naiki" panggilku ketika jarakku cukup dekat dengannya.
Namun apa yang terjadi, ketika naoki melihatku. Dia langsung pergi dan menarik paksa perempuan yang bersamanya.
Apa yang terjadi?
Apa naoki menghindariku?
Atau apa yang ada yang disembunyikannya?Aku mencoba mengejarnya. Namun high heels ini mengganggu pergerakkanku.
"Shan ada apa?" tanya Gracia sahabatku. "yuk kita ke ruang ganti dulu." ajaknya.
Akhirnya akupun memilih untuk berganti pakaian dahulu. Mengingat seragam ini cukup panas. Aku mencoba menghubungi naoki, untuk memastikan dia jadi menjemputku atau tidak.
Namun panggilanku tak kunjung diangkatnya hingga panggilan ke empat akhirnya dia menjawab panggilanku.
"Maaf shani, sepertinya aku tak bisa mengantarmu pulang. Aku ada meeting dadakan dan kakakku tak bisa menggantikanku karena dia sedang berada di luar kota." terangnya.
"iya tak apa Ki. Aku tadi melihatmu di bandara bersama perempuan. Siapa perempuan itu?" tanyaku penasaran.
"dia sekretarisku. Dia yang memberi tahu acara meeting itu. Ya padahal aku sudah ada di bandara untuk berjumpa denganmu." terangnya.
"ya sudah tak apa. Aku pikir terjadi sesuatu yang buruk pada kalian. Kamu terlihat marah pada perempuan itu."
"ya aku marah karena dia sudah ku suruh mengosongkan jadwalku hari ini tapi dia malah bertindak ceroboh." terangnya lagi.
"Maaf shani. Aku akan menghubungimu lagi, sekarang aku sedang berkendaraan."
"hati-hati. I love you." ucapku.
"ya." jawabnya seraya mematikan panggilanku.
***
Naomi POV
"lepaskan aku!" teriaknya ketika kami sudah sampai di pintu keluar bandara.
Akupun melepaskan peganganku dari ve. Dia memegangi perelangan tangan kanannya. Aku mungkin terlalu keras menariknya. Bahkan kulihat ada lingkaran merah di area pergelangan tangannya bekas tarikkanku.
"belum apa-apa sudah melakukan kekerasan dalam rencana rumah tangga." ucapnya.
"rencana? Siapa yang berencana menikahimu?" ucapku kesal.
''kamy harus bertanggung jawab atas perbuatanmu. Kamu harus menikahiku." ucapnya lagi kembali mengungkit-ngungkit kembali semua yang tak pernah kulakukan.
Hujan yang tak terlalu deras menemani. Aku bergegas menuju area parkir untuk membawa kembali kendaraanku. Tak kuhiraukan keberadaan ve yang mengikutiku dan tak henti memberikan ocehannya. Ku memasuki mobilku dan mulai menyalakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Shinta Naomi
FanfictionKehidupan seakan memenjarakanku. Bagaimana tidak? Aku hidup dengan identitas orang lain. Selama 15 tahun aku hidup menggunakan nama saudara kembarku. Hito Naoki. Aku rindu dengan namaku. Aku rindu orang-orang memanggil namaku. Shinta Naomi. Hingga s...