17

1.7K 161 4
                                    

Naomi pov

  Usai seharian menghabiskan waktu bersama Shani. Aku kembali ke apartemenku. Ada yang mengganggu pikiranku.

Ya Viny.
Apakah dia mengetahui bahwa aku menikah dengan veranda? Apa dia membahas pernikahanku pada shani?
Tapi sepertinya Viny tak menceritakan apapun pada Shani.

Tapi bagaimana caranya aku mengghentikan kabar pernikahan itu? Aku tak ingin Shani mengetahuinya. Tapi aku pun tak mungkin terus membohonginya.

Ting... Ting..

Ting.. Tong 

Ting.. Tong..

Ting.. Tong 

Ayolahhh! Siapa yang pagi-pagi buta seperti ini datang berkunjung.

Aku mencoba mengabaikan tamu tersebut. Karena baru beberapa jam aku berhasil tidur akibat mimpi burukku mengenai Naoki. Aku memilih menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhku. 

Ting.. Tong..

Ting.. Tong..

Ting..Tong.. 

Aku bangun dari tidurku dengan terpaksa.

Aish apa tak ada waktu lain untuk berkunjung.
Mengganggu saja.

Tak tau sopan santun lagi bel apartemenku terus ditekan.

Aku membasuh wajahku terlebih dahulu sebelum membukakan pintu untuk tamu tak sabaran satu ini. 

"kau lama sekali membukakan pintunya." cerocos seorang wanita bahkan telah masuk dalam apartemenku tanpa permisi. Aku masih dalam keadaan setengah sadar. "oh aku tau pasti kamu sedang melakukannya dengan ve kan?" godanya. 

Pernyataan itu membuatku membulatkan mataku dan tersadar penuh.

Melakukannya?
Melakukan apa yang dimaksud mbak Imel?

Oh ya veranda? Aku benar-benar benar melupakan ve.

Bagaimana jika mbak....

Belum sempat aku memperjelas ketakutanku, mbak imel talah berjalan menuju kamar utama. Melody hendak membuka pintunya. Namun dengan segera aku berada dihadapannya tepat membelakangi pintu yang hampir saja terbuka. 

"Mbak tak boleh masuk ke dalam kamar kami. Kamar kami sangat berantakkan." ucapku gugup.

"sudahlah tak apa, aku ingin bertemu ve." ucap melody mencoba membuka pintu kamarku lagi.

"dia sedang beristirahat mbak." elesku.

Aku segera menarik lengan Melody membawanya ke ruangan tengah.

"apa yang membawa mbak datang kemari?"

"aku mengkhawatirkan kalian. Kalian meninggalkan resort tanpa pemberitahuan bahkan jauh lebih awal dari jadwal perjalanan kalian." cerocos Melody.

  Handphone  mbak imel berbunyi. Aku memilih memasuki kamar  tak ingin berlaku tak sopan mendengarkan percakapanny.

Aku membereskan kamarku yang  belum sempat ku bereskan karena kedatangan kakakku.

BRUK.

pintu kamarku terbuka kasar. Melody memasuki ruanganku. Ekspresi wajahnya sangat berbeda dari sebelumnya.

"dimana ve?" tanya melody dengan intonasi tinggi.

Menunjuk kamar mandi di kamarku.

"ada di ..."

Plak.

Tamparan mbakku berhasil memotong kebohonganku.

"kamu membohongiku Naoki" perkataaan melody tak bisa ku bantah lagi. Ku menelan ludah.

Aku Shinta NaomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang