Shani pov
kemarin aku meminta tukar jadwal dengan Gracia, hari ini aku baru bisa berangkat ke Jepang. Saat di bandara aku berjumpa Naoki. Dia ada pertemuan bisnis di negara sakura. Tapi kulihat Naoki datang bersama seorang perempuan. Bukan seorang perempuan biasa. Jessica Veranda pewaris tunggal kekayaan Tanu. Katanya Jessica akan mengunjungi suaminya di jepang. Dan sampai hari ini aku penasaran siapa suaminya? Karena kabar pernikahannya tak bisa ku cari di internet.Saat mendarat di Jepang. Aku mencari keberadaan Naoki di bandara. Tapi aku tak menemukannya.
Menghubunginya. Namun handphonenya mungkin masih dalam keadaan mode terbang. Aku memutuskan segera ke hotel. Mungkin saja urusan kerjanya memang sangat mendesak.
Aku sibuk memandangi handphoneku. Berharap segera dapat kabar dari Naoki. Cemas rasanya tak dapat kabar. Aku berpikir untuk menghubunginya. Namun selalu ku urungkan. Aku takut menganggu pekerjaannya.
"sampai kapan kamu memandangi handphonemu terus? Ga bosen apa?" sindir Viny. "apa akan keluar makanan jika kamu terus melototinya?" sindirnya lagi karena aku sedari tadi belum menyentuh makanan dari mulai tiba di hotel.
"Aku mengkhawatirkannya." jawabku.
"Aish mengkhawatirkan yang belum tentu mengkhawatirkanmu. Mungkin saja dia sedang bersenang-senang dengan perempuan jepang atauuu dengan Nona Jessica mungkin?" ucapnya benar-benar bukan solusi untukku.
"kamu mau bertaruh?" ajaknya berhasil menarik perhatianku.
"telepon dia dan ajak dia jalan-jalan. Pasti dia akan bilang maaf besok ada pertemuan bisnis. Aku sedang bersama klienku, kumatiakan telponnya ya. Pria berengsek akan berkata seperti itu."
Aku segera menelpon Naoki. Dia tak kunjung mengangkatnya. Aku mulai cemas.
"hallo." jawabnya membuat senyumku merekah.
"Apa kamu baik-baik saja?" tanyaku cemas.
Padahal biasanya dia yang mengirim sejuta pertanyaan khawatirnya untukku.
"aku baik." jawabnya. "apa ada yang penting? Aku sedang bersama klienku. " ucapnya berbisik.
Aku menghela nafas. Dugaan pertama viny benar.
"besok kita berjalan-jalan yuk?" ajakku.
"Maaf shani besok aku ada meeting mungkin hingga larut." jawabnya dan menyempurnakan tebakan viny. "aku tutup telponnya ya. Bye."
Tut.tut..tut hanya terdengar panggilan terputusku.
"Bagaimana?" Tanya viny. aku tak menjawabnya.
Karena kuyakini dengan melihat ekspresi wajahku dia sudah mendapatkan jawabannya.
"Sudah kuperingatkan kamu harus berhati-hati dengannya. Kamu belum mengenalnya."
Sebisa mungkin kuhilangkan pikiran negatifku. Aku mencoba positive thinking terhadap Naoki. Tapi bayangan Nonna Jessica malah ikut dengannya. Kalau diingat-ingat rasanya sebelum aku menghampiri mereka rasanya naoki menggandeng lengan Veranda.
Handphoneku yang berdering, menghentikan lamunanku.
Siapa ya? Nomer yang tak kuketahui."hallo?" jawabku.
"dengan Shani Indira?" tanya dibalik telpon suara seorang perempuan.
"Saya Ve. Jessica Veranda." nama itu membuatku terkejut.
"oh nona Jessica. Ada apa ya?"
"Panggil ve saja. Aku mendapatkan nomermu dari Naoki. Aku ingin mengajakmu berjalan-jalan besok. Kebetulan aku sangat bosan bila pergi seorang diri. Apa kamu tak keberatan?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Shinta Naomi
FanfictionKehidupan seakan memenjarakanku. Bagaimana tidak? Aku hidup dengan identitas orang lain. Selama 15 tahun aku hidup menggunakan nama saudara kembarku. Hito Naoki. Aku rindu dengan namaku. Aku rindu orang-orang memanggil namaku. Shinta Naomi. Hingga s...