Naomi POV
Aku terbangun dari tidurku. Malam ini aku cukup bisa tertidur, setelah kembali dari club malam aku meminum obat tidur. Jadi aku bisa tidur nyenyak. Aku bergegas ke kamar mandi karena aku memiliki jadwal untuk menghabiskan waktu bersama Shani. Mengingat besok dia akan segera terbang ke Malaysia. Dan aku harus segera mengatakan yang ingin aku katakan.
"aish, kenapa air di kamarku tak menyala?" gerutuku.
Aku memutuskan untuk mandi di kamar kakakku yang berada disebelah kamarku.
Aish ternyata mbak imel masih tidur. Tumben dia belum bangun. Padahal biasanya jam segini sudah ramai oleh suaranya.
"Mbak aku ikut mandi di kamar mandimu ya." izinku tanpa sautan.
Aku bergegas keluar kamar mandi setelah membersihkan setiap jengkal bagian tubuhku. mentap cermin dan Ku lilitkan handuk di tubuhku.
Tidak! Melilitkan handuk di pinggangku.
Aku menatap cermin. Ya aku memang berbeda dengan perempuan lainnya. Nyaris dua gundukan kenyal didadaku tak terlihat.
Bagaimana bisa?
Akupun tak mengerti. Namun saat usiaku 10 tahun ayahku selalu menyuntikkan ku sesuatu. Mulanya aku pikir itu obat. Tapi sekarang aku sadar itu merupakan penekan kerja hormon endogenku. Hormon endogenku yang tak bekerja secara sempurna tak bisa menghasilkan kelenjar susu.Untung saja hermon estrogenku masih bisa bekerja hingga aku masih mengalami siklus menstruasi.
Jadi kalian Tak perlu bertanya bagaimana aku menyembunyikan dadaku, karena tanpa disembunyikanpun, ciri khas perempuanku itu sudah tak ada dalam diriku. Hingga membuat penyamaranku nyaris sempurna. Bahkan perutkupun memiliki sedikit otot kecil four pack juga lengan yang cukup memiliki otot.
Aku keluar dari kamar mandi. Kulihat kakakku sudah terbangun.
Tidak. Dia bukan mbak imel.
"aahhh." teriak histerisnya.
"si..siapa kamu?" tanyanya gugup sembari menutupi bagian tubuhnya dengan selimut.Bukankah aku yang seharusnya melontarkan pertanyaan tersebut?
Inikan rumahku.Belum sempat aku melontarkan pertanyaanku. Sebuah bantal tepat mengenaiku.
"Ya, apa yang kamu lakuakan padaku? Apa kamu menculikku? Dasar lelaki tak tahu diri." ucapnya sembari menangis histeris dan dia terus menerus melemparkan setiap benda yang mudah dijangkaunya.
"aish. Ya perempuan gila!" bentakku.
Namun seketika mbak imel memasuki kamarnya.
"Mel, kenapa kamu disini?" tanya perempuan gila itu.
"Jessica veranda apa kamu lupa semalaman kanu mabuk dan aku membawamu pulang kerumahku. Aku malas mengantarmu ke apartemen." jelas Melody.
"kenapa kamarku jadi berantakan seperti ini? Oki apa yang kamu lakukan dikamarku?"
"aku ikut mandi di kamarmu mbak. Dan tanpa mendengar penjelasanku temanmu melempariku." jelasku.
"Mbak, kenapa sih bergaul dengan perempuan gila sepertinya?" ucapku.
Tak kusangka aku akan beretemu dengannya lagi.
"aku tak gila!" bantah perempuan bernama Jessica veranda.
"Maaf. Aku ga bermaksud melukaimu. Aku hanya panik." jelasnya merasa bersalah.
Aku pikir dia akan mengungkit kejadian malam itu. Memberitahukan ciuman paksaku pada mbak imel. Tapi kenapa dia seakan lupa? Atau dia pura-pura tak mengingatnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Shinta Naomi
FanfictionKehidupan seakan memenjarakanku. Bagaimana tidak? Aku hidup dengan identitas orang lain. Selama 15 tahun aku hidup menggunakan nama saudara kembarku. Hito Naoki. Aku rindu dengan namaku. Aku rindu orang-orang memanggil namaku. Shinta Naomi. Hingga s...