16 :: [Kado Tak Bertuan]

13.1K 853 64
                                    


When you're in pain, when you think you've had enough
Don't ever give up

Up&Up - Coldplay
🌸
🌸
🌸

"Jawabannya simpel karena kita hidup di dunia nyata."

Cleo menelan salivanya susah payah dan langsung mencari ke sumber suara tersebut. Ternyata

"Ka Rizal?"

Rizal mulai menyejajarkan dirinya dengan posisi Cleo. Cleo masih saja menatap Rizal dengan heran. Pasalnya sedari tadi dia dia melihat spion mobilnya tidak ada yang membuntuti. Pertanyaannya adalah dari mana Rizal tahu keberadaan dirinya.

Kali ini Rizal tidak membawa payung melainkan jaket yang dia gunakan untuk melindungi kepalanya. Rizal makin melebarkan jaketnya ke kepala Cleo.

Cleo hanya diam saja sambil terus melihat pergerakan Rizal. Tanpa terusik dengan pandangan Cleo, Rizal membenarkan jaketnya berusaha melihat Cleo tidak lagi kehujanan. Rizal melirik nama yang ada di batu nisan itu sekilas.

"Jangan pernah iri sama cerita fiksi yang belum tentu ada di dunia nyata, jelas-jelas fiksi itu cuma karangan si penulis. Seberapa bagusnya cerita fiksi yang ditulis lebih hebat tulisan takdir diri kita sendiri." Jelas Rizal.

Cleo hanya mampu menatap Rizal dengan mulut terbuka sambil menggelengkan kepala. "Kaka tau dari mana aku disini?"

Bukannya menjawab Rizal malah menyuruh Cleo. "Cepet bangun keburu lo masuk angin!"

Cleo menggelengkan kepalanya. Dia enggan meninggalkan makam Ramon. Dia masih sangat merindukan Ramon.

Rizal hanya menghela nafas berat. Cleo hanya mengusap nisan Ramon tanpa memperdulikan Rizal toh, dia tidak menyuruh Rizal untuk menjemputnya.

Rizal bukan tipe orang yang bersedia menunggu lama apalagi untuk seorang Cleo. Tangannya sambil memegang jaket dia memeluk bahu Cleo dan menariknya untuk berdiri.

"Ka Rizal aku tuh pengen disini." Protes Cleo.

Cukup sudah habis kesabaran Rizal. Dia langsung membuka jaketnya dan menangkup kedua pipi Cleo.

Cleo menelan salivanya dengan susah payah. Di depan makam Ramon, di bawah derasnya guyuran hujan Cleo tidak pernah membayangkan kejadian seperti ini sebelumnya.

"Mau sampe kapan disini? nunggu pangeran berkuda putih atau nunggu cowok yang lo idam-idamin di dunia fiksi?" tanya Rizal sedikit kencang. Kini seluruh tubuh Rizal juga ikut basah.

Baru kali ini Cleo melihat Rizal dalam keadaan rambut yang basah. Ada yang berbeda tapi, yang Cleo tahu Rizal tampan saat ini. "Lagian Cleo gak minta kaka kesini."

Cleo baru saja ingin kembali berjongkok langsung di gendong -ala bridal style- oleh Rizal. Rizal menaruh jaketnya di kepala Cleo.

"Ka ih turunin," protes Cleo sambil bergerak dalam gendongan Rizal.

"Diem atau lo gue lempar!" Ancaman Rizal sangat ampuh untuk membungkam seluruh protes Cleo.

"Pegang jaketnya yang bener tutupin kepalanya walaupun udah basah!" Rizal diktator. Cleo hanya menuruti.

Dari jarak sedekat ini Cleo memandang wajah Rizal yang sedan di guyur oleh air hujan. "Kaka tahu dari mana aku disini?" tanya Cleo mengisi kekosongan perjalanan mereka untuk sampai parkiran mobil Rizal.

CloudyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang