Sudah dua hari ini Adlina tidak ada kabar apapun. Semua orang sudah mencarinya ke sana kemari tapi, tetap saja tidak membuahkan hasil sama sekali.
Cleo di bantu oleh tante Mira dan Rizal mencari Adlina sampai larut malam. Matanya sembab akibat menangis terus menerus sejak kabar Adlina hilang.
Tante Mira jadi kasihan melihat kondisi Cleo yang seperti ini bahkan, sudah dua hari juga Cleo di paksa menginap di rumahnya saja. Kini waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam tapi, sejak pagi Cleo enggan makan sedikit pun, yang dia kerjakan hanya melamun, melamun dan melamun mencemaskan keadaan Adlina di luar sana.
Tante Mira bahkan sudah merayunya setidaknya untuk makan sesuap saja tapi, Cleo hanya menggelengkan kepala. Tante Mira merasa sedih melihat keadaan Cleo.
Dia juga telaten menyisir rambut Cleo dan mengepang rambutnya agar terlihat rapih. "Kamu tidur yah?" bujuk Tante Mira tapi, lagi-lagi Cleo menggelengkan kepala.
Tante Mira menghela nafas. Rizal masih berdiri di depan pintu melihat aktifitas keduanya seperti dua orang yang sudah mengenal lama tapi, faktanya mereka berkenalan karena sebuah ketidak sengajaan.
Tante Mira berjalan kearah Rizal. Dia menyenggol lengan anaknya. "Zal, bantuiin mama dong bikin Cleo makan kalo gak entar dia sakit." Pinta Mama-nya.
Rizal merasa kasihan kepada mama-nya kini berjalan mendekati Cleo. Rizal menarik tangan Cleo. "Lo harus makan kalo gak makan lo sakit." Bujuk Rizal.
"Adlina udah makan belom yah ka?" Cleo berbalik bertanya kepada Rizal.
Rizal tersenyum ini senyum pertamanya setelah lama mengenalnya. Cleo sempat terpukau beberapa detik kalau bukan situasinya seperti ini mungkin Cleo bakal senang bahkan loncat-loncat melihat Rizal senyum. "Adlina itu perut karet gak mungkin dia belom makan."
"Adlina marah banget sama Cleo yah ka?" tanyanya lagi. Rizal tidak menjawab pertanyaan Cleo. Dia mengambil piring yang berisi nasi di meja nakas samping tempat tidur.
Tante Mira tersenyum dan berjalan meninggalkan mereka berdua.
"Mungkin Adlina lagi mengalami fase labil jadi bawaannya marah mulu positive thinking aja." Rizal mulai mengarahkan sendoknya ke mulut Cleo. Cleo menolak membuka mulutnya.
"Kalo sakit gimana mau nyari Adlina, kalo Adlina kenapa-napa dan lo gak bisa ngapa-ngapaiin karena lagi sakit nanti nyesel sendiri." Jelas Rizal.
Cleo memikirkan ucapan Rizal barusan. Sebenarnya dia setuju dengan ucapan Rizal. Cleo akhirnya menganggukan kepalanya.
"Buka mulutnya," ucap Rizal. Cleo membuka mulutnya dan menerima suapan dari Rizal.
Menurut Cleo sebenarnya Rizal itu baik walaupun jutek dan menyebalkan.
Menurut Rizal, Cleo anak perempuan yang bawel tapi, sangat baik.
Hampir setengah dari nasinya habis. "Udah ka kenyang banget," ucap Cleo. Rizal menganggukan kepala dan mengambil air untuk Cleo.
Setelah selesai keadaan mulai sedikit canggung. "Yaudah lo istirahat aja besok kan sekolah."
Lagi-lagi Cleo menuruti perkataan Rizal. Cleo mulai merebahkan badannya dengan di bantu Rizal dia membereskan selimut untuk Cleo.
Setelah selesai tanpa berkata apapun Rizal berjalan keluar. Saat dia memegang knop pintu Cleo memanggil Rizal. "Kak?"
"Iya?"
"Makasih yah," ucap Cleo.
Rizal tersenyum. "Sama-sama lo tidur sekarang juga." Bersamaan dengan itu pintu kamar tertutup rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cloudy
Teen Fiction[ADLINA'S SIDE STORY] Mamanya meninggal waktu melahirkan. Papanya yang sangat membencinya Cinta pertamanya yang ikut meninggalkannya. Kehidupannya seperti awan gelap akankah awan gelap berubah menjadi cerah? Cover by: venusyura Copyright©2017 by Rat...