19 :: [Remedial dan segala penderitaan]

13.8K 850 143
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu akan segera tiba. Ia, mereka semua sedang menunggu hasil ujian mereka semua.

Adlina dan Cleo panik sendiri pasalnya mereka berdua bukannya belajar malah kuliner bareng. "Lo nih, Lin penghasut banget kalo ekonomi yang remed mati aja lo sono Lin." Gerutu Cleo. Memang Cleo tidak begitu menyukai yang namanya Ekonomi dan Matematika entahlah menurutnya, ribet.

"Yeh, lo juga mau aja gue ajak tapi, seneng gak jalan sama kembaran gue?" Tanya Adlina sambil menaik turunkan alisnya.

Cleopatra akhirnya paham maksud Adlan gencar mendekatinya akhir-akhir ini berkat mulut Adlina yang tidak sengaja keceplosan. "Yah lo mah emang gak peka si sama kembaran gue, dia itu suka sama lo udah dari lama." Adlina yang menyadari itu langsung menutup mulutnya dan mengeluarkan cengirannya.

Cleo jadi bimbang sendiri berusaha menolak cuma tidak enak dengan Adlina. Untung saja Adlina paham tentang dirinya dan Ramon, dia hanya mengusulkan. "Jalanin aja dulu Cleo, jodoh gak jodoh kan di tangan Tuhan."

"Kembaran lo baik ko Lin." Hanya itu yang mampu di jawab Cleo saat ini.

Adlina yang mendengar itu hanya mendumel. "Iye lah baik nanti kalo jahat dikira psikopat kembaran gue."

Cleo yang mendengar itu hanya mampu tertawa. Tiba-tiba ucapan mereka terpotong dengan masuknya Bu Dewi -guru ekonomi yang terkenal killer- yang berwajah horror.

"Kalian ini gimana sih? Kalian kan anak IPS 1 masa Ekonominya hampir semuanya remed kan, ibu udah kasih kisi-kisi kemaren," omel Bu Dewi di pagi hari.

"Yah, Ibu ngasih kisi-kisi doang bukan soal UTS-nya yah, kalo jelek yah maklumin bu." Ceplos Bobon.

Semua murid langsung mengalihkan matanya kearah Bobon seperti mengucapkan mati hari ini lo, Bon.

"Itu mah emang kamunya aja yang gak pernah belajar Bon," ketua Bu Dewi

Bu Dewi kembali melihat hasil ulangan murid-muridnya. Sambil berdecak sebal. "Tapi, ini ibu heran yang nilainya lewat KKM orang yang gak pernah ibu sangka."

Anak-anak mulai berkoar. "Siapa bu siapa?"

"Cuma dua orang yang dapet nilai 85, Zidan sama Bombom." Bu Dewi saja yang mengatakan nyaris tidak percaya. Bagaimana bisa Zidan dan Bombom mendapatkan 85 sedangkan setiap pelajaran akuntansi saja kerjaannya nyalin.

Anak-anak banyak sekali yang bertepuk tangan. "Gila, gila KJ*-nya lancar."

"Buset, lo berdua abis bertapa dimana?" Teriak salah satu dari mereka.

Akhirnya Bu Dewi memberhentikan teriakan mereka. "Terus ini juga kenapa banyak banget yang salahnya di bagian akuntansinya si?"

Cleo dan Adlina benar-benar pasrah. "Jangan bilang nilai gue cuma dapet 3 gara-gara banyakan akuntansinya," ucap Cleo pada Adlina. Adlina hanya geleng kepala.

"KKM kita 78 yaudah gini deh, rata-rata nilai kalian 7, yang nilainya di bawah 7 remed." Final Bu Dewi.

Anak-anak sudah pada mengeluh saja. Soalnya Bu Dewi kalau sudah memberi tugas remed gak pernah dikit.

"Doa gue gak muluk-muluk deh Cleo dapet 7 pas aja gue udah seneng deh," ujar Adlina yang langsung di setujui oleh Cleo.

"Yaudah Ibu sebutin nama sama nilainya." Setelah itu mereka protes lagi karena, merasa malu kalau nilainya disebutin. Bu Dewi tidak mau tahu keputusan dia sudah bulat.

Seluruh murid sudah merapal doa. "Anjir, nyesel gue jarang solat udah pasti doa gue gak bakal diijabah nih," ucap Bombom yang mendapat sorakan dari seluruh temannya.

CloudyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang