42 :: [Ka Rizal, Ini Serius?]

7.7K 522 45
                                    

Malam harinya Cleo sudah berdandan rapih menggunakan dress berwarna hitamnya. Entah kenapa malam ini malam membuatnya gugup.

Cuma gara-gara mau ngedate sama si beruang kutub ampe deg degan gini.

Altarik yang memang sudah pulang melirik anak semata wayangnya dan berdecak kagum. Sungguh wajahnya tidak ada yang sama sekali di buang dari istrinya. Hanya iris mata Cleo seperti dirinya.

Cleo berjalan mendekat kearah Papanya, tapi ada yang aneh dengan penampilan Papanya kali ini. "Papa mau kemana malam ini rapih amat?" Selidik Cleo.

Altarik terkekeh. "Mau tau aja apa mau tau banget?" Goda Altarik sambil menaik turunkan alisnya.

Cleo mencibir ucapan Papanya. "Jangan bilang Papa mau kencan sama cewek lain, Big No!"

Altarik makin tertawa lebar. "Yaampun anak Papa posesif banget sih, yah, gak dong."

"Terus?" Selidik Cleo.

"Nanti juga kamu tahu sayang." Altarik menatap lembut anaknya.

"Bikes deh."

"Hah, Bikes itu jenis makanan baru yah sayang?" Tanya Altarik bingung.

"Bikes itu bikin kesel." Cleo menghentakkan kakinya kesal dan berjalan menuju sofa.

Altarik hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah anaknya. Altarik tersenyum penuh ketulusan, andai saja sejak dulu dia menerima kehadiran anaknya mungkin dia akan selalu tersenyum. Sekali lagi Altarik bersyukur hubungannya sebagai Papa dan anak sudah membaik. Demi apapun yang ada di dunia, Altarik rela menukarnya untuk kepentingan anak semata wayangnya Cleopatra.

"Pah, ko diem aja sih?" Protes Cleo.

Altarik tersenyum menghampiri anaknya dan berlutut di depan anaknya.

"Kamu seperti reinkarnasi Mama," ucap Altarik sambil mengelus rambut anaknya lembut.

Hati Cleo tersentuh, dia Papanya sebenarnya masih terus menyalahkan dirinya sendiri akibat masa lalunya.

"Pah, kok ngomongnya gitu sih?"

Altarik menggelengkan kepala. "Kamu hadiah terbaik yang Mama berikan untuk Papa."

"Papa juga Papa tertampannya Cleo." Tidak lupa senyum manis Cleo.

"Papa akan selalu berusaha menjadi Papa terbaik untuk kamu."

"Papa itu Papa terbaik dan terganteng yang Cleo punya. Pah, Cleo janji akan jadi anak yang baik dan selalu membahagiakan Papa." Itu janji Cleo.

Altarik mencium puncak kepala anaknya sambil terus berucap syukur, yang Altarik bisa lakukan hanya melindungi dan membahagiakan Cleo sesuai permintaan istrinya yang kini sudah bahagia.

Tidak lama kemudian terdengar bunyi bel. Cleo melihat Mbok Darmi sudah berlari kecil menuju pintu utama.

"Siap-siap." Bisik Papanya yang berdiri sambil membenarkan celana bahannya sedikit. Malam ini Papanya tampak sangat menawan.

Tidak lama kemudian terlihat lah Rizal dan yang membuat Cleo bingung adalah kenapa Ka Rizal membawa kedua orang tuanya.

"Selamat malam, Om?" Sapa Rizal sopan dan menyalimi Papa Cleo.

Cleo masih bingung dan mengamati mereka semua.

Akhirnya, Altarik berdeham untuk menyadarkan lamunan anaknya. "Sayang?"

"E-eh iya, Pah?"

Semua orang terkekeh, kecuali si manusia es itu.

Tante Mira menghampiri Cleo dan mengusap puncak kepala Cleo. "Mungkin kedatangan kita semua membuat kamu bingung, jangankan kamu kita aja bingung waktu pertama kali Rizal ngomong aja kita semua kaget."

CloudyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang