30 :: [Semua Dimulai]

7.8K 524 16
                                    

"AKKKHHH"

Cleo menutup matanya. Dirinya pasrah jika, ini akhir dari cerita hidupnya.

Tapi, tiba-tiba saja Cleo merasa ada yang menariknya dan bahkan orang itu meringis karena, punggungnya membentur aspal.

Suara mobil itu makin menjauh. Cleo dengan perlahan membuka matanya dan terkejut. "Ka Rizal?"

Cleo cepat-cepat bangun dari atas tubuh Rizal. Rizal bahkan merasakan punggungnya serasa hancur.

Rizal pelan-pelan bangkit sambil meringis dibantu Cleo. "Kenapa lo nolongin gue sih ka?"

Rizal mengernyitkan keningnya heran. "Harusnya lo tuh makasih bukannya marah-marah," jawab Rizal ketus.

"Kalo lo yang sakit gini kan gue yang merasa bersalah."

Rizal malas menjawab. Cleo memapah Rizal sampai bersandar di depan pintu gerbangnya.

Cleo menatap Rizal dengan penuh kecemasan. Dengan takut-takut Cleo memegang punggung Rizal. Rizal meringis tertahan.

"Maaf yah ka." Cleo benar-benar menyesal karena, Rizal menolongnya kini dirinya sendiri jadi korban

Rizal menggenggam kedua tangan Cleo. "Gue yang harusnya minta maaf. Maaf karena bawa lo ke dalam masalah gue."

Cleo menatap Rizal yang tersenyum kepadanya. Mata keduanya saling mengunci satu sama lain. Sampai akhirnya, Cleo sadar dan melepaskan tangannya dari tangan Rizal. Rizal sebenarnya gugup tapi, dia memasang wajah santai saja.

Sampai Rizal menatap Cleo. "Lo harus lebih hati-hati lagi mulai saat ini." Ucapan Rizal sangat serius.

Cleo baru saja ingim bertanya. "Andira mulai ngincer lo tapi, lo tenang aja gue bakal jagaiin lo semampu gue." Itu janji Rizal kepada Cleo.

Sebenarnya, Rizal bisa sampai ke rumah Cleo karena, Josh menelfon Rizal. Awalnya Rizal tidak percaya karena, yang Rizal tahu Andira tidak akan melakukan hal sekejam itu. Tapi, setelah tahu Andira menuju rumah Cleo. Dengan cepat Rizal menggunakan motornya untuk sampai lebih cepat ke rumah Cleo. Untung saja dia tepat waktu walaupun terlambat sedikit tapi, Rizal masih bisa menolong Cleo.

"Kaka ko bisa kesini?" tanya Cleo penasaran.

"Josh!"

Cleo tercengang saat Rizal menyebutkan nama itu. Ternyata Josh memang berada di pihaknya.

"Gue balik," ucap Rizal sambil berusaha bangun. Cleo langsung mencegahnya.

"Gak lo nginep dulu ka disini."

Rizal berdecak kesal. "Gue masih kuat bawa motor."

Rizal baru saja setengah berdiri lalu, dia kembali berteriak. Karena, memang punggungnya serasa mau hancur.

Cleo dengan sigap menopang tubuh berat Rizal. Apalagi Rizal badannya lebih tinggi dari pada Cleo.

"Ngeyel banget sih kalo di bilangin batu," gerutu Cleo.

Mau tidak mau Rizal mengikuti Cleo yang ingin membawanya ke dalam rumah. Cleo membangunkan satpam rumahnya yang sedang tertidur sangat pulas dan menyuruhnya membawa masuk motor Rizal.

Mbok Darmi yang memang belum tidur yang melihat Cleo memapah seseorang yang tidak dikenal langsung berlari kearah Cleo. Dengan sigap Mbok Darmi ikut menggalungkan tangan Rizal ke lehernya untuk membantu Cleo.

Secara perlahan mereka menaruh Rizal di sofa. Rizal meringis sedikit, dia yakin punggungnya pasti akan memar.

"Mbok, ambilin air kompresan sama handuk yah," perintah Cleo. Mbok Darmi dengan cepat melesat menuju dapur.

CloudyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang