~Selang waktu berjalan, kau kembali datang tanyakan keadaanku~
Sheila On 7 ~ Mudah Saja
Pagi hari di keluarga Atmajaya benar-benar menyenangkan walaupun bagi Adlina masih ada yang janggal dengan kekasihnya. Tapi, demi menghormati kebahagiaan kembarannya dia memasang yang dinamakan fake smile dihadapan seluruh keluarganya.
Sejak pulang dari Jepang Adlan benar-benar mengeluarkan senyum sejuta dolarnya. Kedua orang tuanya sudah tahu apa sebabnya.
"Ini gerah amat yah, Ma, rumah." Adlina mengipasi wajahnya dengan tangannya sendiri.
"Besok Mama beliin Ac deh sepuluh sekalian di kamar Kaka kamu biar giginya kering senyum mulu." Ledek sang Mama.
Adlan yang menjadi objek ledekan keluarga hanya bisa terbahak. "Aturan tuh kalian mengucapkan hamdalah pasalnya anaknya yang pertama ini udah gak ngintilin Adlina lagi."
Adlina langsung mengusap kedua tangannya ke wajah sebagai bentuk syukur. "Duh udah gak jones lagi, tapi jangan senyum mulu lama-lama tuh gigi rontok."
Abid yang mendengarkan mereka bertiga hanya tertawa tanpa berniat menengahi.
"Pa, cewe itu susah di tebak gak si?" tanya Adlan tiba-tiba.
Abid menaikkan alisnya sebelah. "Susah banget sedetik seneng, sedetik kemudian sedih. Apalagi kalo bulannya lagi dateng duh baik-baik aja dah ibaratnya kalo nabrak tembok, temboknya yang minta maaf." Jelas Abid. Mendengar penuturan sang Papa membuat Adlan benar-benar terbahak. Sebenarnya, itu cara Adlan untuk membuat Mama dan kembarannya berhenti meledeknya.
See, terbukti Adlina dan Cantika langsung diam. Tapi, mereka langsung menatap horror kedua lelaki di sampingnya.
Adlan dan Abid saling melirik dengan wajah sedih. Mereka lupa kalau kedua wanita yang di bicarakan di depannya ini bukan wanita sembarangan.
"Eh, Papa ralat Lan, cewek itu mah baik-baik tapi, tetep aja cowok selalu salah." Ulang Abid.
Cantika langsung berdiri di samping suaminya, begitupun dengan Adlina yang sudah berdiri di samping kembarannya. Cantika dan Adlina saling memberi kode.
Tiba-tiba mereka langsung mengelitiki. "Aduh, amp-un Lin," Adlan mengadu begitupun dengan Abid.
Akhirnya Adlina dan Cantuka duduk kembali. Tiba-tiba Adlan menepuk keningnya. "Aku duluan yak mau jemput Cleo dulu, dadah keluarga ter-nyebelin." Setelah mengucapkan itu Adlan dengan cepat mengambil satu roti dan melesat pergi.
"DASAR KEMBARAN ASEM!" Teriak Adlina yang menggema ke seluruh ruangan. Sedangkan kedua orang tuanya harus menutup telinga mereka rapat-rapat.
***
Sepertinya memang benar apa kata Adlina, matahari sudah pindah ke wajah Adlan bagaimana tidak, wajah Adlan cerah sekali bahkan senyumnya tidak luntur semenjak kepulangan mereka semua dari Jepang.
Adlan juga sudah memberi kabar kepada kekasih barunya itu kalau dia sudah di jalan untuk menjemput tapi, Cleo tidak membalas apapun.
Dengan kecepatan sedang Adlan memacu mobilnya ke arah rumah Cleo. Tidak butuh waktu lama kini Adlan sudah sampai di depan rumah Cleo. Sebelum keluar dari mobilnya Adlan melihat kaca sebentar dan dengan percaya diri Adlan keluar.
Baru saja Adlan melangkahkan kaki, Cleo langsung terburu-buru keluar. "Ayok ka cepet berangkat!" Suruh Cleo.
"Ta-tapi-" Adlan belum menyelesaikan perkataannya Cleo sudah menariknya masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cloudy
Teen Fiction[ADLINA'S SIDE STORY] Mamanya meninggal waktu melahirkan. Papanya yang sangat membencinya Cinta pertamanya yang ikut meninggalkannya. Kehidupannya seperti awan gelap akankah awan gelap berubah menjadi cerah? Cover by: venusyura Copyright©2017 by Rat...