26 :: [ Masa Lalu ]

8.3K 506 8
                                    

~ And it cut me like a knife. When you walked out of my life ~

Rihanna ~ Cry




Andira dan Rizal sedang duduk di Taman belakang sekolah. Wajah tampan Rizal sangat berseri-seri karena, sedang duduk dengan seseorang yang sangat dia sayangi. Yah, walaupun hubungan mereka baru memasuki bulan ke enam tapi, rasa sayangnya ke Andira tidak sedikit pun berkurang.

Andira yang menyadari betapa bahagianya kekasihnya jadi, tidak tega jika harus memberitahu perihal masalahnya kali ini. Karena, yang Andira tahu masalahnya kali ini akan jadi, bumerang besar untuk hubungan keduanya.

Rizal sedari tadi sebenarnya menatap Andira yang sedikit berbeda tidak seperti biasanya. Biasanya Andira orang tipikal cewek yang sangat cerewet. Bahkan hal yang tidak penting akan di ceritakan kepada Rizal. Untung saja Rizal akan bersedia mendengarkan celotehan Andira.

"Kamu kenapa?" tanya Rizal sambil mengusap kepala Andira. Andira tersenyum kearah kekasihnya. Dia jadi, bingung sendiri bagaimana memberi tahu ini semuanya. "Aku gakpapa ko."

Sebisa mungkin Rizal mempercayai Andira. Walaupun, Rizal tahu ada hal yang tidak beres. Mungkin dia akan memakai caranya sendiri. Bel tanda istirahat telah berbunyi dengan lembut Rizal menggenggam tangan Andira. "Aku anterin ke kelas yuk." Ajak Rizal.

Saat sampai di dalam kelas ponselnya bergetar. Ternyata ada pesan masuk dari Papa.

From: Papa

Nanti pulang di jemput sama Alvin.

Wajah Andira seketika menegang. Hampir saja ponselnya terjatuh ke lantai kalau saja Lila- teman sebangkunya- yang menangkap ponsel Andira. "Lo kenapa Dir?" tanya Lila cemas. Andira hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum kearah Lila.

Selama pelajaran di mulai Andira tidak bisa berkonsentrasi. Dia bingung bagaimana untuk bilang kepada Rizal jika, hari ini dia akan di jemput oleh Alvin. Akhirnya, hingga istirahat kedua Andira sengaja menghindar dari Rizal. Karena, dia belum sanggup jika mengungkakan siapa Alvin.

Andira sengaja keluar duluan di banding yang lain. Andira langsung berdiri di pos satpam depan gerbang sampai akhirnya bunyi motor berhenti di depan gerbang. Sebelum keluar Andira melihat sekitarnya dulu di memastikan tidak ada Rizal. Andira langsung naik keatas boncengan Alvin dan menyuruhnya untuk cepat-cepat pergi dari sekolahnya.

Seperti kebiasaan Rizal. Dia akan menghampiri kekasihnya ke kelas untuk pulang bersama. Rizal telat hampir 15 menit ke kelas Andira akibat dia di panggil seniornya dahulu karena, dia bersama timnya akan ada lomba basket. Walaupun Rizal masih kelas 10, tapi, dia memiliki teknik yag sangat baik dalam basket. Makannya, Seniornya juga tidak ragu mengajak Rizal tanding untuk melawan sekolah lain.

Setelah berbincang-bincang sejenak dengan seniornya itu, Rizal bergegas kearah kelas Andira. Tapi, nihil kelas Andira sudah kosong. Rizal masih tidak habis akal dia yakin Andira  menunggunya di kantin. Tapi, tetap saja perawakan Rizal yang diatas rata-rata tinggi orang Indonesia umumnya memudahkan dia mencari Andira di seluruh sudut kantin. Tapi, tetap saja Andira tidak ada dimana-dimana.

Rizal langsung mengeluarkan ponselnya. Tidak biasanya Andira menghilang tanpa jejak. Apalagi sejak istirahat kedua tadi, setelah Rizal sholat dia menghampiri Andira tapi, Andira langsung ijin ke toilet dan tidak kembali lagi sampai jam istirahat selesai.

Tepat panggilan ke sepuluh Rizal menyerah menelfon kekasihnya. Rizal berdecak kesal, Dia pergi kearah parkiran dimana motor hitamnya terparkir sempurna. Tiba-tiba saja sekumpulan cewek itu menepuk pundak Rizal. "Kok, lo masih disini Zal, gue pikir tadi si Andira pergi sama lo." Kumpulan cewek ini adalah senior Rizal yang memang sangat menyukai Juniornya- Rizal. Mereka semua juga berharap Rizal cepat putus dengan Andira.

CloudyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang