36 :: [Lembaran Baru]

9.3K 564 47
                                    

Pagi harinya pandangan paling langka untuk Adlina, Rizal, Tante Mira dan Cantika -Mama Adlina- saat mereka memasuki kamar rawat Cleo.

Bagaimana tidak para wanita bahkan sampai terkagum dengan sosok lelaki yang sedang menyuapi Cleo sarapan. Tante Mira dan Mama Adlina bahkan saling melirik dan kembali menatap lelaki itu kembali dengan penuh pesona.

Cleo menengok kearah pintu. "Hay, Tante Mira, Tante Cantika, Adlina, Ka Rizal," sapa Cleo dengan penuh semangat.

Rizal memperhatikan kedua Ibu-Ibu yang sedari tadi hanya diam. Akhirnya Rizal berdeham keras membuat kedua Ibu-Ibu itu tersadar.

Rizal jalan paling depan diikuti oleh mereka bertiga. "Gimana udah baikkan?" Tanya Rizal.

"Udah dong Ka. Oh, iya kenalin ini Papa aku," ucap Cleo dengan bangga.

Altarik tersenyum kepada mereka semua. "Nak Rizal makasih udah nolong Cleo, maaf saya baru bisa mengucapkan terima kasih saya sekarang."

Rizal menganggukan kepala.

"Terima kasih juga Ibu Mira dan Ibu Cantika sudah pernah repot-repot mengurus anak saya," ucap Papa Cleo.

"A-ah itu gak masalah kok Pak, tapi kok Bapak tahu nama kami?" Tanya Mama Adlina.

Altarik kembali menarik bibirnya keatas. "Saya selalu memantau anak saya dengan siapa saja dia sedang dekat."

Membuat Tante Mira dan Mama Adlina tersenyum senang. Bagaimana tidak di depannya ini lelaki tampan yang membuat mereka lupa memiliki suami.

Cleo bisa melihat reaksi kedua Ibu-Ibu itu bahkan Adlina sampai terbengong melihat Papa-nya yang tampan ini. Papa Cleo memang masih berumur tiga puluh delapan, tapi jangan salah wajahnya sangat muda.

"Ah, saya lupa silahkan duduk," ucap Altarik menyuruh mereka semua duduk.

Tapi Adlina masih saja diam di tempat memandang Papa Cleo. "Om kok ganteng banget sih."

Kedua Ibu-Ibu itu menepuk keningnya pelan. Apalagi Cantika gemas sekali dengan kelakuan anaknya yang ajaib. Sedangkan, Rizal ikut terkekeh pelan mendengar penuturan Adlina yang sudah dia anggap seperti adiknya sendiri.

Altarik tersenyum. "Terima kasih. Kamu juga cantik hari ini."

blush.

Pipi Adlina merona mendengar penuturan Papa Cleo.

Cleo ikut terkekeh. "Lin, nanti Alex marah Lho."

Adlina langsung menatap tajam temannya itu.

Altarik masih melanjutkan kegiatannya untuk menyuapi anaknya. Sebenarnya tidak terlalu banyak percakapan.

Hanya Adlina yang berceloteh tentang beberapa minggu lagi ada rapart orang tua dan tentang kesepiannya di kelas.

Tiga puluh menit kemudian meteka semua pulang. Karena memang niatnya untuk menjaga Cleo, pasalnya Cleo selalu sendirian di rumah sakit, tapi kali ini Papa-nya menjaga langsung jadi mereka pamit pulang saja.

Tersisa Cleo dan Papa-nya. Sebenarnya masih banyak yang harus Cleo ketahui, karena semalam Papa-nya belum bercerita apapun.

"Pah?"

Altarik yang tadi sedang mengetikkan pesan untuk sekretarisnya langsung buru-buru meletakkan ponselnya. "Kenapa?"

"Kita kan belom banyak ngobrol dan ada beberapa pertanyaaan yang pengen Cleo tanyaiin ke Papa?"

"Apa itu?" Kini Altarik menjelma sebagai Papa tampan, baik dan tentu saja harus Cleo jaga.

"Papa gimana caranya kenal mereka semua?" Tanya Cleo bingung.

CloudyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang