37 :: [Rest In Peace]

9K 602 141
                                    

Semenjak pesta yang diadakan oleh Papa-nya semua keadaan berubah. Yah, memang tidak terlalu kelihatan, tapi para penjaga yang di tugaskan Papa-nya lebih pantas di sebut mata-mata. Karena semenjak Papa-nya mempublikasikan dirinya, katanya Cleo hanya perlu sedikit penjagaan agar orang-orang licik dalam berbisnis tidak menggunakannya sebagai alat. Cleo hanya menerima.

Keadaan yang berubah lagi adalah pagi ini. Cleo berjalan menuruni anak tangga untuk ke dapur melihat Mbok Darmi memasak apa, tapi yang di temukan adalah Papa-nya yang sedang memasak.

Altarik menoleh dan mendapati anaknya. "Morning sayang..." sapa Altarik masih sibuk membuat sarapan untuk mereka.

"Papa buat sarapan untuk kita lagi?" Karena untuk Pagi kesekian Altarik memasak untuk mereka.

Altarik yang masih memakai kaus abu-abu dan apron putih tampak begitu tampan. "Papa cuma mau nebus beberapa tahun ini dengan yah yang bisa Papa lakukan."

Cleo menghela nafas. Cleo hanya tidak suka jika Papa-nya masih terus meneruskan menyalahkan dirinya sendiri.

"Iya deh terserah Papa lagian masakan Papa enak ko sekelas chef-chef resto bintang lima." Puji Cleo bangga.

Altarik terkekeh. "Jelas lah yang masak Papa."

Altarik langsung menyajikannya di piring dan mereka duduk di bar yang ada di kitchen mansionnya. Mereka duduk bersebrangan. Altarik dengan telaten menuangkan susu dan menyajikannya untuk anaknya.

"Makasih Pah," ucap Cleo sambil menyuapkan nasi goreng spesial buatan Papa-nya.

Altarik mengacak rambut anaknya sejenak dan mengecek ponselnya sebentar untuk melihat beberapa pekerjaannya.

Cleo yang sedang mengunyah tiba-tiba berhenti sejenak untuk melihat Papa-nya. "Pah, Papa gak bakal ninggalin Cleo lagi berbulan-bulan kan?"

Altarik meletakkan ponselnya dan berjalan kearah anaknya. Setelah itu Altarik kembali memeluk anaknya dan mengusap punggung anaknya. Sungguh lagi-lagi Altarik menyesali, karena dulu sering meninggalkan anaknya berbulan-bulan bahkan pulang ke rumah saja bisa di hitung dengan jari.

"Gak ada lagi yang akan meninggalkan sayang," ucap Altarik.

"Semalem aku mimpi Papa pergi gak pulang-pulang ke rumah lagi," adu Cleo.

Altarik melerai pelukan mereka. Dengan mata sorot penuh kehangatan dan sekaligus rasa penyeselan Altarik memegang bahu anaknya. "Papa akan selalu disini bersama kamu dan Papa janji gak akan ninggalin kamu lagi. Papa akan nebus semua beberapa tahun yang pernah hilang." Janji Altarik.

Cleo menganggukan kepala dan berusaha percaya dengan akan janji Papa-nya.

Altarik mengusap kepala anaknya. "Okey, anak Papa sekarang habisin makananya Papa mau ganti baju dulu biar hari ini Papa anterin."

"Oke captain." Cleo kembali menyuapkan kembali makanannya yang sempat tertunda.

Altarik membuka apronnya dan meletakkannya sembarangan. Mengambil ponselnya dan berjalan memasuki kamarnya untuk berganti pakaian.

Cleo memperhatikan punggung Papa yang semakin menjauh. Tuhan, aku baru saja merasakan kebahagian jangan ambil cepat seluruh kebahagianku. Doa Cleo.

Kini mobil Altarik terparkir sempurna di depan gerbang SMA Tunas Bangsa. Cleo mencium telapak tangan Papa dan keluar dari mobil.

Ternyata Papa-nya juga keluar. Cleo mengernyitkan dahinya. "Papa kenapa keluar sih?" Omel Cleo. Bukannya dia tidak suka, tapi cukup beberapa hari kemarin saja seluruh perempuan terkagum dengan Papa-nya.

CloudyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang