40 :: [Another Side Rizal] Part II

7.9K 537 33
                                    

Kini mereka berdua sudah sampai di bandara bagian informasi. Bandara juga sudah ramai dengan para keluarga korban tidak lupa juga beberapa ada yang berteriak histeris saat memastikan keluarganya berada dalam pesawat tersebut.

Sepanjang jalan Cleo tidak putus-putusnya berdoa agar Papa-nya selamat. Tangan Rizal selalu menggenggam tangan Cleo sepanjang jalan seperti memberi kekuatan.

Semua keluarga penumpang pesawat sudah berkumpul. Dan seluruh keluarga korban menanyakan nama anggota keluarga masing-masing.

Cleo terus maju ke depan tidak peduli dia sudah mendorong siapa saja. Yang dirinya perlu tahu saat ini adalah apa Papanya termasuk penumpang di dalam pesawat itu atau bukan?

Meliha Cleo kesusahan. Kini Rizal menggantikan posisi Cleo. Rizal membawa Cleo di belakangnga dan kini Rizal paling depan membelah lautan manusia di depannya yang pada sekali. Sambil mengucapkan "misi" Rizal terus maju.

Sampai akhirnya kini mereka di paling depan. Ada lelaki bertubuh tegap membawa Papa berjalannya yang berisi data-data penumpang.

"Maaf Mas, saya mau tanya atas nama Altarik Lincoln ada?" Tanya Rizal. Cleo menunggu dengan harap-harap cemas.

"Bentar yas Mas." Lelaki itu langsung mencari nama Papa Cleo.

Dengan wajah lesu. "Nama Pak Altarik memang ada dalam pesawat yang meledak itu Mas-" belum selesai menjelaskan Cleo sudah langsung histeris menangis.

"MAS PASTI BOHONGKAN!"

Rizal langsung memeluk Cleo. "Cleo sabar ada aku okay?"

"TAPI PAPA KA PAPA!"

Rizal langsung membenamkan wajah Cleo ke dadanya. Menurut Rizal, lebih baik Cleo kehabisan nafas menangis di dadanya. Sungguh Rizal tidak tega, jika meliha tangisan Cleo.

"Apa tidak ada yang selamat, Mas?" Tanya Rizal hati-hati.

"Maaf Mas tidak ada yang selamat satu pun, saya turut berduka dan permisi Mas." Pamit lelaki itu.

Cleo masih sesegukan dalam pelukan Rizal. Rizal masih dengan sabar mengusap rambut Cleo dan menaruh dagunya di puncak kepala Cleo.

"Cleo, Aku janji di saat seluruh dunia ninggalin kamu, aku akan jadi oran pertama yang selalu berada di samping kamu," ucap Rizal pelan.

Cleo meremas baju Rizal erat dan menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Dalam pikiran Cleo, kenapa Tuhan begitu egois kepadanya?

Kenapa dirinya selalu merasakan kebahagian hanya sebentar? Disaat orang di sekitarnya bisa bahagia dalam waktu yang lama kenapa dirinya tidak?

Cleo terus bertanya-tanya. Kenapa hidupnya selalu di warnai awan hitam?

Tuhan jika engkau memang ada sedikit saja tunjukkan kekuasaanmu. Teriak Cleo dalam batinnya.

Sampai akhirnya lelaki yang membawa Papan berjalan itu kembali mendekati Rizal.

Rizal mengernyitkan dahinya heran. "Mas keluarga Pak Altarik Lincoln kan?" Tanya lelaki itu memastikan lagi. Rizal langsung menganggukan kepalanya dengan cepat.

"Maaf, Mas saat dari ruang informasi ada kesalahan. Pak Altarik memang memesan tiket itu, tapi dia tidak melakukan check in hari ini. Jadi bisa di pastikan Pak Altarij tidak termasuk dalam penumpang pesawat ini. Maaf Mas atas kesalahan informasinya." Jelas Lelaki itu.

Dengan cepat Cleo mengurai pelukannya. "Jadi Papa saya tidak ada dalam pesawat itu Mas?" Tanya Cleo memastikan.

"Iya Mbak."

Cleo menutup mulutnya tidak percaya dan langsung mengeluarkan ponselnya. Dengan cepat Cleo mencari nama Papa-nya.

Cleo mengigiti kukunya. Sambil menunggu nada yang menyambungkan ke Papanya, tapi sayang ponsel Papanya tidak aktif sama sekali.

CloudyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang