34 :: [Terkuak Fakta] Part I

8.7K 552 31
                                    

Adlan sedang merenung dalam kamarnya. Memang bukan tanpa alasan minggu-minggu ini dia harus sibuk di perkuliahannya kegiatannya dengan BEM dan memang kepindahannya ke Harvard untuk melanjutkan studinya dan dengan cepat menggantikan Papa-nya.

Apalagi dengan perginya Alex dan tiba-tiba datang kembali. Bohong kalau Adlan tidak tahu apa yang terjadi dengan Alex di luar sana. Adlan sangat tahu karena dia menyewa mata-mata semenjak kepergiannya ke Disneyland.

Adlina tiba-tiba masuk dan memeluk kembarannya dari belakang. "Kenapa sih Lan semenjak Cleo masuk rumah sakit kamu jadi di kamar aja?"

Adlan tersenyum dan mengusap lengan kembarannya. "Aku ngerasa jadi pacar yang gak baik buat Cleo," ucap Adlan. Jelas tersirat kesedihan nada yang diucapkan oleh Adlan.

"Yang penting Cleo gakpapa Lan."

"Aku ngerasa emang Cleo gak sepenuhnya nyaman sama aku."

Adlina mengigit bibir bawahnya. Dia ingin sekali memberi tahu soal Cleo yang sebenarnya menyukai Ramon, tapi dia sendiri bingung bagaimana menyampaikannya.

"Adlina kok diem?"

"Hah?"

Adlan menggelengkan kepalanya. "Kamu mikirin apa?"

"Aku mau jujur Lan tapi janji yah jangan marah." Cicit Adlina.

Adlan menaikkan alisnya sebelah bingung. Baru saja Adlan ingin menghadapkan badannya kearah Adlina, tapi ditahan oleh Adlina. "Jangan gini aja."

Adlan menghela nafas mengalah.

"Sebenernya..."

Hening

Adlina sedang mati-matian menyusun kata-kata bagaimana biar Adlan tidak sedih. Adlan tidak sakit hati. Tapi yang Adlina tahu Adlan pasti kecewa dengannya.

Adlan menyentuh lengan Adlina dan mengusapnya. "Katakan."

"Se-sebenernya Cleo suka sama R-Ramon."

Deg

Adlan memejamkan matanya berusaha mencari ketenangan. Sedangkan badan Adlina mulai bergetar. "Sejak kapan?"

"S-sejak ki-kita ma-masuk SMA."

Adlan tersenyum. Bukan senyum bahagia yang biasanya. Dia tersenyum untuk kebodohannya.
Kenapa dia tidak pernah menyadari itu. Padahal sebelum Ramon meninggal pun diantara mereka semua hanya Cleo dan Adlina yang masuk untuk menghantar Ramon ke peristirahatan terakhirnya.

Sungguh Adlan merasa menjadi Adlina yang tidak peka. Tapi bagaimana pun Cleo harus move on dan lagi-lagi Adlan bukan pilihan Cleo untuk move on.

"maaf yah Lan, a-aku juga se-sempet nyuruh Cleo u-untuk bu-buka hati sama kamu."

Lagi-lagi Adlan ingin menertawakan segalanya saat ini. Jadi selama ini Cleo jalan atau pun menerimanya pun bukan, karena hati Cleo yang mau juga.

Adlan bisa merasakan tubuh kembarannya bergetar menangis. Adlan menghela nafas. Dia langsung balik badan dan memeluk kembarannya.

"Jangan nangis ini bukan salah kamu," ucap Adlan untuk menenangkan kembarannya.

Tapi Adlina menggelengkan kepalanya.

"Ma-maaf."

"Iya aku maafin kamu ko yah memang seharusnya dari awal mungkin aku gak sama Cleo. Mungkin langkah aku ke Harvard jauh lebih ringan setelah ini." Jelas Adlan.

Adlina langsung melepaskan pelukan mereka dan membulatkan matanya.

"Kamu ke Harvad terus kamu ninggalin aku, aku sama siapa Lan?"

CloudyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang