8 :: [Dia Rival Adlan]

14.7K 945 67
                                        

~kalau dia cintamu, pasti akan ada jalannya tersendiri~



Kebetulan Adlan, Alex dan Valdo hari ini jam pulangnya bersamaan. Sebelum pulang pun mereka sedang duduk di kantin fakultas Ardi.

"Haloha sayang-sayangnya aku!" teriak Ardi sambil mengambil tempat diantara Adlan dan Valdo.

Ardi langsung menyeruput es teh manis milik Valdo. "Gila yah lama-lama gue makan buku KBBI nih," ucap Ardi.

Valdo menoyor kepala Ardi gara-gara masih sempat-sempatnya minum miliknya. "Kalo bukan temen gue anyutin ke laut," ucap Valdo.

Alex hanya menggelengkan kepalanya sambil melirik jam tangannya karena, dia harus menjemput kekasihnya.

"Lo makanin dah tuh buku biar kenyang," sahut Adlan sambil memakan ketoprak yang dia pesan.

Ardi berdecak kesal. "Waktu gue milih jurusan ini gue sadar gak sih ya?" tanya Ardi.

Mereka bertiga langsung tertawa dan tidak lupa menoyor kepala Ardi.

"Bego lo udah masuk beberapa minggu dan lo baru nanya," ucap Alex.

Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundak Ardi. "Ardi kan?" suara perempuan itu.

Ardi menoleh dan menelan salivanya susah payah. Gue mimpi gak sih ketemu bidadari. Batin Ardi.

"Ardi?" panggil dia sekali lagi.

Adlan dan Valdo secara kompak menyenggol lengan Ardi untuk menyadarkan dia.

Ardi mengedipkan matanya berulang kali. "E-eh i-iya siapa ya?" tanya Ardi.

Dia tersenyum. Bahkan kita sekelas pun kamu gak tau. "Aku Cinta kita sekelas," ucap Cinta.

"Aku juga cinta ko sama kamu," jawab Ardi. Adlan menjitak kepala Ardi.

"Bukan itu Ardi nama aku emang Cinta." Jelasnya.

Ardi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia berdiri dari bangkunya untuk sejajar dengan Cinta, sambil mengeluarkan cengiran khasnya. "Bercanda gue, oh iya kenapa Cinta?" tanya Ardi.

"Mungkin kamu lupa aku mau ingetin untuk mata kuliah pengantar sastra klasik kita satu kelompok dan aku minta alamat kamu aja biar aku yang nyamper kamu aja." jelas Cinta.

Ardi menggeleng keras. "Gak, gak gue minta nomer lo aja biar gue yang nyamperin lo aja." Ardi mengulurkan ponselnya ke Cinta.

Cinta tidak langsung mengambilnya dia masih bimbang. "Hem, ta-tapi emang gakpapa kamu yang ke rumah aku?"

"Mana tega sih gue ngebiarin cewek cantik kaya lo ke rumah gue sendirian jadi, cepet lo ketik nomer lo biar gue aja yang ke rumah lo." Dengan hati-hati Cinta mengambil ponsel Ardi dan dengan cepat mengetikkan nomernya.

Cinta langsung mengembalikan ponselnya dan pamit. Saat sudah sedikit jauh. "Cinta hati-hati," ucap Ardi. Cinta hanya tersenyum dan menganggukan kepala.

Ardi masih memandangi punggung Cinta sampai tidak terlihat lagi. Saat dia kembali menatap teman-temannya. "AKHIRNYA TUHAN NGIRIMIN BIDADARI BUAT GUE!" teriak Ardi yang dibalas cekikikan oleh teman-temannya.

Mereka langsung meledek Ardi habis-habisan. "Tapi, lo sumpah gak pernah liat dia di kelas?" tanya Valdo.

Ardi menggelengkan kepala. "Sumpah gue gak pernah liat dia."

"Lex?" panggil seseorang.

Alex menoleh ternyata Rizal. "Weh, ka kenapa duduk dulu sini." Rizal akhirnya duduk di hadapan Alex.

Alex langsung menyuruh Rizal berkenalan dengan teman-temannya. Saat bersalaman dengan Adlan, sebenarnya Adlan sedikit ogah-ogahan.

Adlan tidak menyangkan bahwa Rizal orang yang notabene-nya saat ini tidak dia sukai ada di depannya.

Rizal bisa melihat dari sudut matanya kalau Adlan sejak tadi menatap tajam kearahnya. Dalam hati Rizal bertanya-tanya ada masalah apa Adlan dengan dirinya.

"Kenapa Ka?" tanya Alex memecah ketegangan. Sedangkan Ardi dan Valdo saling menendang kaki di bawah meja.

"Mama minta lo sama bokap besok dateng ke rumah," ucap Rizal.

Alex memegang dagunya berusaha berfikir sebentar. "Gak tau juga sih Ka, nanti deh gue bilang sama Papa dulu." Jelas Alex.

Rizal menganggukan kepala. "Gue gak nyangka ternyata lo satu fakultas sama gue," ucap Rizal sambil memainkan ponselnya sejenak memberi kabar kepada Mama-nya.

"Gue apalagi, oh, iya Ka Tante Mira gimana kabarnya?" tanya Alex.

Rizal meletakkan ponselnya. "Gue sih sedikit bersyukur dengan adanya si Cleo temennya pacar lo itu."

Mendengar nama Cleo disebut, membuat Adlan tidak suka. Ketiga temannya tentu menyadari gelagat ketidaksukaan Adlan kepada Rizal.

"Emang apa hubungannya sama Cleo?" tanya Valdo.

"Gak tau juga sih semenjak itu cewek deket sama nyokap, nyokap lebih semangat aja sih ngejalanin aktifitasnya." Jelas Rizal.

Adlan membuang wajah tidak suka, Sialan. Dengus Adlan.

"Yaudah Lex, gue masih ada urusan," ucap Rizal.

Alex menaikkan alisnya. "Urusan apaan?"

"Jemput nyokap."

"Nyokap atau Cleo?" Alex sedikit melirik kearah Adlan.

Rizal memutar bola matanya. "Nyokap." Setelah itu Rizal berpamitan dengan yang lain.

Di rasa Rizal telah jauh kini Adlan mencibir ucapan Rizal sambil mengaduk es teh manisnya dengan cepat. "Jemput nyokap buat alibinya jemput Cleo kebaca trik lo basi, boss!"

"Itu rival lo sekarang, Lan?" tanya Ardi sambil tertawa. Adlan hanya mendengus.

"Besok-besok nyokap gue, gue suruh aja maen sama Cleo biar mampus tuh si Rizal," ucap Adlan sengit.

Mereka semua tertawa sampai pundak mereka terguncang. "Bego ah gak kreatif!" sahut Valdo

"Entar di sangka lo nyontek idenya Rizal!" timpal Alex

Ardi berdeham sebentar dan memasang wajah serius kearah Adlan. "Lo harus yakin kalo dia cinta lo pasti bakal ada jalan sendirinya, walaupun banyak rintangan."

***

Adlina sedang berada di sebuah ruangan dengan beberapa orang. Dia memasang wajah seriusnya dan meletakkan jarinya ke dahi. "Gimana rencana gue?"

"Boleh sih, lo yakin, Lin?" tanya seseorang yang berada di ruangan tersebut.

"Yakin seribu persen udahlah pake rencana itu kalo ada yang bocorin gue bakar lo semua."

Semua yang berada di ruangan tersebut hanya menganggukan kepalanya. Adlina menyeringai puas.

***

Hehe pendek aja dulu biar greget.

Ini hadiah buat kalian yang udah setia nungguiin cerita cleo😍😍

Cleonya ngumpet dulu yaaaaa

CloudyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang