15

34 5 2
                                    

Love and Hate

Happy Reading
.
.
.
.

Gadis itu terduduk manis di sofa dengan segelas jus di tangannya,

Menatap siaran berita televisi dan bibirnya yang menyunggingkan senyum pada wajah cantiknya.

“Menteri Kartasasmita menambah jumlah pengawal di rumahnya, untuk mengantisipasi kejadian penculikan yang menimpa putri sulungnya beberapa waktu lalu”

“Wah! Enak banget ya, dia jadi tuan putri beneran” ucap gadis itu,

Bersamaan dengan datangnya pria paruh baya bersetelan jas hitam menghampirinya,

“Pastinya, mungkin si Karta nggak akan biarin putrinya keluar rumah lama-lama”

“Yahh! Om, berarti kita bakalan jarang ketemu dong? Nggak ada temanku di kampus lagi— eh maksudnya sahabat” ucap gadis itu dengan nada arogan,

Matanya berpindah menatap bingkai foto besar yang terpajang di atas televisi.

Sebuah foto keluarga.

Ada suami-istri yang berdiri berdampingan dengan tiga orang anak di depan mereka,

Dan lihatnya wajah-wajah menyedihkan itu.

Ada wajah lain di balik senyuman foto itu.

Gadis itu berdesis lalu tertawa kecil, melihat dirinya di foto itu yang berada di tengah-tengah dua bocah laki-laki.

“Aneh ya, sama kakak sendiri nggak akur. Malahan akur sama kakak tiri, anak haram lagi”

“Tapi kalian sama-sama ambisius buat tujuan kalian, om juga heran sama saudaramu yang satu itu. Dia juga nggak mau diajak tinggal sini waktu pulang dari Roma”

“Jangan, om, yang ada rumah ini bakalan roboh duluan. Om sama tante juga nggak mau kan, lihat aku berantem terus kayak anak kecil”

Pria paruh baya itu tertawa pelan lalu terduduk di samping keponakan yang sudah ia anggap anak sendiri.

Mengeluarkan ponsel dari sakunya dan menunjukkan sebuah foto.

Foto dua orang yang sedang berada di depan teras rumah malam hari.

Gadis itu membulatkan matanya tak percaya lalu tertawa geli setelahnya.

“Gila, om! Katanya sih nggak suka disentuh sama cowok, eh tahunya malah mesra-mesraan”

“Mereka belum tahu apa yang sudah terjadi di masa lalu, dengan cara ini kamu bakalan lebih mudah buat hancurin kehidupannya. Kita tinggal tunggu tanggal mainnya”

“Kayaknya Gapura beneran suka sama Kirana, kelihatan banget dari gerak-geriknya waktu itu. Nyelamatin Kirana yang hampir jatuh di lobi kampus dan masih banyak lagi”

“Ternyata si bocah es itu bisa luluh juga. Kamu tahu kan kalau si Vajra sudah sahabatan sama Kirana dari kecil, terus mungkin aja Vajra udah mulai ada rasa, dan Gapura yang pasti suatu saat nanti semakin dekat sama Kirana. Kalau kita kasihtahu kejadian sebenarnya—“

UnKnow [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang