5

73 5 0
                                    

Mystery

Happy reading
.
.
.
.

Alunan lagu klasik bergema di kamar, dengan seorang pria yang tengah menyender di pintu balkon kamar, memperlihatkan senyum manis di wajah tampannya yang dengan sangat yakin pasti akan membuat seluruh wanita akan terpana dengan wajahnya itu.

Tubuh tinggi tegap dengan surai kecoklatan dan matanya yang lebar namun tajam saat menatap.

Tanpa sadar, bibirnya menggumamkan sebuah nama yang langsung membuat senyumannya merekah.

Kirana

Ponselnya yang bergetar seketika membuatnya tersadar dari lamuannya, ia berjalan ke arah meja nakas dan mengambil ponsel di sana.

"Halo?"

"Selamat pagi tuan, pesanan anda sudah tersedia"

"Kalau gitu langsung di tata aja, nanti saya tinggal menyusul"

"Baik, tuan"

Hari ini akan ada sesuatu yang harus ia ceritakan kepada seseorang yang sangat berarti di hidupnya.

***

Keluarga kecil itu kini berkumpul di ruang makan, menyantap sarapan yang sudah tersedia, dan jangan lupa penampilan pria itu yang sudah berubah rapi dengan setelan kemeja hitam dan celana hitam juga rambutnya yang ditata rapi.

Aura tampannya semakin terasa, bahkan wanita paruh baya yang duduk di depannya heran sekaligus pangling melihat.

"Rasanya kok auramu beda banget, lagi bahagia ya?"

"Nggak juga, bu" jawabnya malu.

"Kamu jadi kan ke sana?" tanya pria paruh baya yang duduk di sampingnya.

"Iya, buket bunganya udah di antar ke sana"

Hening kembali menyelimuti keluarga kecil itu, hingga nyonya Rum mulai membuka pembicaraan.

"Gimana pendapatmu tentang perempuan yang kita temui waktu itu? Udah ada rasa-rasa tertarik?"

Lagi.

Pria itu menyunggingkan senyuman,

"Bukan tertarik sih, bu. Tapi dari yang aku lihat, dia perempuan menarik"

"Berarti udah mulai tertarik dong, sayang" tambah nyonya Rum,

Dan deheman tuan Arya terdengar.

"Yahh... semoga aja ada kemajuan, Gapura"

Gapura hanya tersenyum, namun ia melihat sesuatu yang aneh.

Sekilas ia melihat ayahnya tersenyum.

Bukan senyuman bahagia, tetapi senyuman--

Misterius?

***

Gapura tiba di sebuah tempat yang penuh dengan nama.

Nama-nama orang yang mereka sayang dan yang Tuhan sayang.

Gapura turun dari mobil, memperbaiki sedikit kemeja dan berjalan memasuki tempat itu,

Dan langkahnya terhenti di sebuah nama yang tetulis di batu dengan senyuman yang terlihat sedih di wajah, buket bunga sudah terjajar rapi di depan batu itu.

Gapura berjongkok dan tangannya yang mengelus batu di depannya.

"Apa kabar, bu?"

"Maaf baru bisa sekarang datangnya, aku akhir-akhir ini mulai sibuk"

Matanya mulau berkaca, namun ia paksakan untuk tersenyum.

"Aku mau cerita sesuatu, bu. Aku ada kenal sama cewek yang kayaknya mulai menarik perhatianku. Dia cantik, persis ibu cantiknya"

Tak ada jawaban selain suara hembusan angin yang menerpanya,

"Satu lagi, ibu tenang aja..."

"Semua dendam ibu bakalan Pura balas. Janji, bu"

Ucap Gapura, raut wajahnya serius dan tangannya yang mulai ia kepal.

Semua masa lalunya yang kelam itu akan ia balas suatu saat nanti.

***

Saat Gapura hendak menaiki mobil, ponselnya tiba-tiba bergetar di sakunya.

Langsung di ambilnya dan nomor yang tak diketahui tertera di layar.

Ia menerima panggilan itu,

"Lo apa kabar, Ra?"

Raut wajah Gapura mulai mengeras, matanya menatap serius ke arah depan.


"Tunggu kedatangan gue, ya? Lo bakalan kaget setelah melihat perubahan adik kecil lo yang sekarang udah tumbuh dewasa"

Tangannya mengepal kuat.
Raut wajahnya mengeras.

Jangan harap

|tbc|

UnKnow [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang