24

30 3 0
                                    

Till I Reach Your Star

Happy Reading
.
.
.
.

Hanya butuh waktu sepuluh menit Kirana harus menyiapkan semuanya.

Mulai dari tiba di rumah, melompat keluar dari mobil menuju kamar, dengan sangat terpaksa melakukan perawatan wajah--hanya mencuci wajah saja--mencari-cari pakaian yang ia beli di butik dengan ibunya waktu itu.

Karena saran dari nyonya Wening jika ingin anaknya terlihat berbeda malam ini.

"Bu, bukan pesta dansa. Cuma makan malam"

"Tapi biar kamu kelihatan beda, percaya sama ibu. Sukses ya makan malamnya, maaf ibu nggak bisa ikut"

"Bu, aku masih anak kuliahan kenapa harus pakai acara makan malam segala?"

Yah, meskipun begitu akhirnya sekarang pun ia sudah memakai dress berwarna peace itu dengan baik.

Panjangnya di bawah lutut, karena ia perempuan yang tahu diri dalam urusan pakaianya yang tak terlalu terbuka.

Kerahnya indah, bergelombang.

Lengannya panjang.

Tak ada hiasan atau apapun atau manik-manik di dress itu.

Gadis itu tengah berkaca di cermin lemarinya, hanya tinggal merapikan rambut yang tak perlu di apa-apain.

Meski sebelumnya mencari dress ini harus dipenuhi dengan drama dirinya dengan si bibi.

"Bi, kenapa kamarku diberesin?"

"Bi, dressnya kok nggak ada di lemari?"

"Bi, harus ya aku pakai make-up?"

"Maaf ya, bi... aku lampiasin semuannya ke bibi"

Di atas meja nakas, cahaya layar ponselnya berkedip-kedip.

Dan gadis itu tak tahu, sudah ada berapa panggilan masuk maupun pesan masuk di ponselnya.

***

Si bibi dengan tenang menyiapkan semua hidangan di meja makan, karena Kirana masih merasa bersalah kepada si bibi jadinya ia membantu meski hanya membawakan minuman dan beberapa makanan kecil lainnya.

Karena hidangan sebelumnya sudah berada di atas meja makan.

Tuan Karta terduduk di sofa sembari mengetik laptop miliknya, tanpa mengalihkan pandangan ia memanggil Kirana untuk sekedar bincang-bincang antara ayah-anak sembari menunggu tamu yang akan datang.

19.50

"Gimana? Akhir-akhir ini udah ada perkembangan belum?"

Mendengar pertanyaan ayahnya, Kirana hanya menatap bingung.

Perkembangan?

Perkembangan untuk mencari kerja setelah lulus nanti?

"Ayah nggak akan langsung minta kamu buat langsung nikah habis lulus kuliah, kamu kerja dulu sampai sukses. Mungkin sekitar satu atau dua tahun nanti pernikahan nggak akan jadi masalah, si Gapura juga sudah mantap sama kerjanya"

Ah! Jadi maksudnya itu.

"Tapi Kirana butuh waktu, ini masalah perasaan"

"Jadi, gimana menurut perasaanmu?" tanya tuan Karta tanpa mengalihkan matanya dari layar laptop.

"..."

Suara bel rumah berbunyi dan seorang pengawal rumah masuk memberitahu jika tamunya sudah datang,

UnKnow [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang