29

33 3 0
                                    

Between Heaven and Hell

Happy Reading
.
.
.
.

“Jadi, lo bawa dia ke mana terserah lo dan ceritain semuanya ke dia—lo dengarin gue nggak sih?”


Laras mendengus kesal ketika ocehan rencananya yang tak di dengarkan oleh kakaknya.

Vajra.

Mereka berada di ruang tamu, sedang membahas rencana yang bagus untuk memisahkan Gapura dan Kirana.

Benar, Vajra melamun dari tadi.

Masih terbayang foto yang Laras kirim waktu itu, sampai sekarang dadanya terasa ngilu.

Sorry, Ras”

“Ckk. Gue ulangin” 


Meskipun dengan berat hati ia harus menceritakan dari awal lagi,

“Hari ini mereka bakalan jalan bareng--maksud gue nge-date, dan kita harus cegat mereka. Gue bagian kak Gapura and lo bagian Kirana, lo mau bawa di ke mana kek terserah lo yang penting hari ini semua rahasia itu, mereka sudah harus tahu”

“Lo tahu dari mana kalau mereka bakalan pergi bareng?”

Gadis itu tersenyum geli sembari menggaruk tengkuknya yang memang gatal,

Date, kak Vajra. Tadi malam gue nggak sengaja nguping kak Gapura telponan sama Kirana”

Vajra tersenyum getir dengan matanya yang menatap ke lantai, membayangkan Kirana yang sekarang menjadi milik kakak tirinya.
Seharusnya dia yang berada di posisi itu.

Setiap hari selalu bertemu, setiap liburan selalu jalan-jalan, dan setiap malam yang selalu terhubung lewat telepon ataupun kiriman pesan.

Tapi itu bukan dirinya.

Itu Gapura yang melakukannya, bukan dirinya.

“Kak,”

“Lo harus ngelakuin ini, demi lo, demi kita, demi keluarga kita. Demi ibu”

Dan sekelebat amarah mulai muncul dalam diri Vajra,

Keluarganya sudah hancur.

Cintanya yang sudah direbut.

Untuk kali ini, biarkan dia melakukan sesuatu yang memang seharusnya dilakukan untuk membalas semua dendamnya dan adiknya dulu.

Dendam ibu mereka.

***

Tuan Karta masih betah dengan layar laptopnya daripada nasi goreng yang sudah mulai dingin dan teh hangatnya, rencana pembangunan proyek ini masih berlanjut dan harus diselesaikan secepat mungkin.

Namun gerakkannya terhenti ketika ponselnya berbunyi, panggilan masuk dari tuan Arya.

“Iya, Arya? Ada apa?”

“Ta, bisa kita ketemu sebentar?”

“Hmm, setelah jam makan siang ya. Kejaanku masih banyak”

UnKnow [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang